“Salah satu syiarnya Islam adalah kebersihan dan bersuci,” ujar dia.
Dalam HR Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Kebersihan sebagian dari iman.” Nabi menegaskan, dengan menjaga kebersihan, itu sudah separuh dari iman. Namun, kebersihan yang dituntut bukan hanya lahiriah atau fisik, melainkan juga batin. Dalam surah al-Baqarah ayat 222, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”
Dalam salah satu hadis sahih, Nabi menjelaskan tentang keutamaan bersiwak. “Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhai oleh Allah.” Ustaz Ali menjelaskan, ridha Allah merupakan hal yang dicari oleh umat di muka bumi. Dengan menja lankan apa-apa yang disenangi Allah, umat telah satu langkah menuju surga.
Saking gemarnya Nabi dalam bersiwak, dalam HR Bukhari, Nabi Muhammad pernah mengatakan, “Kalau seandainya aku tidak khawatir hendak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali hendak shalat.” Maka dengan itu, bersiwak menjadi hal sunah dan tidak wajib dilakukan.
“Penggunaan siwak ini bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun. Namun, ada beberapa waktu yang ditekankan, lebih sunah. Yaitu saat hendak melakukan shalat, hendak berwudhu, ba ngun tidur sebelum shalat Ta hajud, ketika masuk rumah, ketika merasa ada perubahan bau mulut, dan saat berpuasa. Ini hal-hal yang dilakukan oleh Nabi,” ujar Ustaz Ali kepada jamaah.
Cara lain agar lebih dekat dengan surga adalah dengan menjawab azan. Menjawab azan atau panggilan shalat memiliki keutamaan dan pahala tersendiri. Amal an ini dinilai sebagai suatu yang besar, sekalipun ia hanya mengikuti apa yang diucapkan oleh muazin.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Tidaklah suara azan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendengarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat.” Dalam hadis lain nya disebutkan barang siapa yang menjawab adzan, semua dosanya akan diampuni.
Selain itu, dalam HR Muslim, Nabi bersabda, “Ketika muazin mengumandangkan Allahu akbar.. Allahu akbar, lalu kalian men jawab: Allahu akbar.. Allahu akbar. Kemudian muazin mengumandangkan Asyhadu anlaa ilaa ha illallaah.., lalu kalian menjawab, Asyhadu anlaa ilaaha illallaah.. dst… hingga akhir azan siapa yang mengucapkan itu dari dalam hatinya maka akan masuk surga.” Perihal ini sudah dijamin oleh Rasulullah SAW.
Cara berikutnya yang dicontohkan adalah dengan menjalankan shalat wajib lima waktu. “Shalat ini salah satu fondasi Islam. Islam dibangun oleh lima perkara; syahadat, menegakkan shalat, menunaikan zakat, menjalankan puasa, dan menunaikan haji,” ujar Ustaz Ali.
Salah satu keutamaan menjalankan shalat lima waktu ditulis dalam HR Muslim. Di mana Nabi SAW bersabda,”Antara shalat yang lima waktu, antara Jum at yang satu dan Jumat berikutnya, antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.”
Dosa-dosa besar yang dimaksud di sini bukan hanya tujuh hal yang sering disebutkan, seperti syirik, menuduh wanita salehah berbuat zina, sihir, membunuh tanpa haq, memakan harta anak-anak yatim, riba, dan meninggalkan peperangan. Dosa besar yang dimaksud adalah perbuatan yang merugikan tidak hanya dirinya, tapi juga orang lain.
“Secara garis besar, dosa besar adalah segala perbuatan yang diancam hukum di dunia, yang dilaknat Allah maupun Rasul- Nya, dan yang diazab atau dilaknat serta masuk ke neraka tertentu di akhirat. Ini yang diformulasikan oleh imam-imam besar yang ada. Jadi, dosa besar bukan tujuh hal saja,” ujar Ustaz Ali.
Perihal keutamaan menjalankan shalat wajib lima waktu, menurutnya merupakan hal yang sudah jelas aturannya. Shalat adalah pondasi agama dan hal yang pertama kali dihisab atau dihitung oleh malaikat saat di akhirat. Ustaz Ali menyatakan kedudukan shalat dan bersuci atau kebersihan dalam Islam sangat tinggi.