Berkumpul di Jabal Rahmah (2-Habis)

Pemerintah Arab Saudi sering mengeluarkan larangan untuk menaiki Jabal Rahmah. Alasannya adalah aspek keselamatan karena mendaki Jabal Rahmah melewati medan yang terjal dan berbatu. Mendaki Jabal Rahmah juga tidak menjadi syarat maupun rukun wukuf bagi jamaah haji. Tidak ada sunah yang mengkhususkan berwukuf di Jabal Rahmah. Pemerintah Saudi juga ingin mematahkan kepercayan masyarakat yang meletakkan nama-nama sebagai jimat di Jabal Rahmah.

Di tugu dan sekitar Jabal Rahmah banyak ditemui coretan-coretan dan tulisan-tulisan dari kertas kecil. Pada kertas tersebut tertulis nama-nama. Ada coretan dari huruf latin maupun huruf Arab. Banyak pula nama-nama khas Indonesia yang beberapa di antaranya bergambar hati. Mereka yang meletakkan kertas tersebut percaya, jika menuliskan namanya beserta pasangannya, maka mereka akan dikekalkan cintanya seperti Adam dan Hawa. Mitos inilah yang menjadikan Jabal Rahmah kotor dengan sampah kertas dan coretan-coretan.

Ada pula para pengunjung Jabal Rahmah yang berdoa sambil memegang tugu atau menciumnya. Akibat berdesak-desakan memegang tugu tersebut, rentan terjadi kecelakaan. Imbauan untuk mematahkan mitos tersebut sering disuarakan Pemerintah Arab Saudi. Namun, sering kali imbauan tersebut tidak diindahkan para peziarah yang datang.

Di sekitar Jabal Rahmah banyak pula pedagang kaki lima dan asongan yang berjualan batu cincin, tasbih, gantungan kunci, dan aneka pajangan. Harga yang ditawarkan pun sangat mahal dan terkadang tidak rasional. Agar dagangannya laku, banyak yang mengiming-imingi dengan mitos dan kebohongan. Misalkan, mereka yang berjualan batu cincin dari akik, mereka akan berkoar-koar menyebutkan hadis, “Bercincinlah kalian dengan batu akik.” Padahal, hadis ini adalah palsu.

Namun, tak sedikit yang menziarahi Jabal Rahmah untuk menguatkan keyakinan atas kebesaran Allah SWT yang telah mempertemukan dua insan, sekaligus menerima tobat Nabi Adam AS

 

IHRAM