Kalbu merupakan penghubung manusia dengan Allah. Kalbu yang kotor menyulitkan hubungan dengan Allah dan kalbu bisa dibersihkan dengan berdzikir.
Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi MUI Ustaz Wahfiudin Sakam mengatakan, dalam surah al-Anfal ayat 24 disebutkan Allah berhubungan dengan manusia melalui kalbu. Dalam hadis yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah juga menyatakan Allah tidak perhatikan fisik, tapi kalbu.
Bila kalbu kotor, terputus hubungan dengan Allah. Maka, kalbu harus dibersihkan. Pembersih kalbu adalah zikir dan itu tidak cukup di mulut, tapi harus meresap ke dalam kalbu.
”Kalau zikir sampai ke kalbu, ada getar cinta dan takut. Ada khawatir tapi ada harap. Khauf dan roja’,” kata Ustaz Wahfiudin dalam kajian bakda Zhuhur di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Rabu (7/6).
Kalau hamba mengingat Allah, Allah akan mengingatnya. Maka tak heran bila salah satu doa yang selalu dipanjatkan Rasulullah adalah agar Allah memberi cahaya dalam hati.
Banyak orang yang shalat hanya pada dimensi fisik. Dalam surah Taha ayat 14, Allah memerintahkan manusia menegakkan shalat untuk zikir kepada Allah. Zikir sendiri maknanya adalah bersambungnya kalbu kepada Allah.
Kalbu yang dimaksud dalam ayat itu adalah kalbu ruhiyah sebab inti ruh juga disebut kalbu. Dalam hadis riwayat Ibnu Majah, Rasulullah mengatakan orang berbuat dosa akan memiliki noda hitam di kalbunya. Makin banyak dosa, makin banyak noda hitam di kalbunya.
Saat ruh ditiupkan dalam janin, ruh membawa kalbu yang berisi iman dan nilai kasih sayang dan nilah yang disebut hati nurani.
Sementara kalbu jasmaniyah adalah seperti dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim tentang hati. Dalam Bahasa Arab hati berarti qibdu sementara qalbu berarti jantung.