Orang-orang yang beriman kepada Allah Al ‘Aziz akan selalu mendapatkan kemenangan. Meski demikian, ukuran kemenangan bagi orang yang beriman tidaklah mesti di dunia.
Hal ini disampaikan oleh Ustadz Bachtiar Nasir dalam kajian Tadabbur Al Quran Asma Al ‘Aziz “Allah Maha Perkasa Tak Terkalahkan” di Masjid Baitul Ihsan, Jakarta, Sabtu (18/10).
“Seperti kisah orang-orang beriman yang oleh Ashabul Ukhdud dibakar di dalam parit demi mempertahankan keimanan mereka kepada Allah Al ‘Aziz,” kata UBN di hadapan jamaah yang memadati ruang utama Masjid Baitul Ihsan.
Kisah tersebut Allah abadikan dalam Al Quran Surat Al Buruuj ayat 9 yang artinya:
“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
UBN, demikian sapaan akrabnya, menjelaskan ada empat makna Al ‘Aziz secara bahasa, yaitu yang pertama berarti tidak mempunyai tandingan, tidak ada yang menyerupai-Nya. Kedua, Al ‘Aziz berarti yang selalu menang tidak akan pernah dikalahkan. Dan, Allah adalah Dzat yang Maha menang dan tidak terkalahkan sebagaimana dalam firman Allah dalam Al Quran Surat Yusuf ayat 21 yang artinya:
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.”
Kemudian makna yang ketiga, Al ‘Aziz berarti yang maha kuat. Makna ini ditunjukkan dalam firman Allah dalam Al Quran Surat Yaasin ayat 14, yang artinya:
“(yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu.””
Sedangkan yang keempat Al ‘Aziz dalam artian Al Mu’iz yang artinya Yang Maha memuliakan dan menguatkan. Dengan makna ini, Al ‘Aziz adalah nama Allah Subhanallahu ta’alau yang menunjukkan nama perbuatan. Dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 26 Allah berfirman yang artinya:
“Katakanlah: wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Buah Keimanan Kepada Al ‘Aziz
UBN mengatakan, jika seorang hamba mengenal dan meyakini Allah sebagai Al ‘Aziz, Yang Maha Perkasa dan Tidak Terkalahkan, maka dia tidak akan pernah mengagungkan selain Allah Subhanallahu ta’ala. Orang yang beriman kepada Al ‘Aziz akan memiliki ‘izzah yang berarti kekuatan diri di dunia.
“Orang yang punya ‘izzah di dunia adalah orang yang dimuliakan Allah Subhanallahu ta’ala,” kata UBN. Dia melanjutkan, hal ini berkaitan dengan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu:
Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku diutus dengan pedang menjelang hari kiamat hingga hanya Allah Ta’ala semata yang disembah dan tidak dipersekutukan dengan-Nya sesuatupun, dan telah dijadikan rizkiku di bawah bayangan tombakku, dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa saja yang menyelisihi perkaraku. Dan barang siapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari mereka.” (Hadits Riwayat Ahmad, Thabrani dan Baihaqi).
Terkait masalah ‘izzah, lanjut UBN, Al Quran menjelaskan bahwa seluruh kekuatan kepunyaan Allah dan tiada guna manusia mencari kekuatan di sisi orang-orang yang kafir, seperti dalam An Nisa ayat 139 yang artinya:
“(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.”
Buah keimanan kepada nama Allah Al ‘Aziz adalah menjadi sebab ditinggikan dan dimuliakannya seseorang oleh Allah Subhanallahu ta’ala dengan sifat pemaaf dan rendah hati, sesuai hadits riwayat Muslim yaitu:
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sedekah tidaklah akan mengurangi harta sedikitpun, dan tidaklah seorang hamba memberi maaf, melainkan Allah akan menambahkan baginya kemuliaan dan kehormataan, dan tidaklah seseorang itu merendahkan diri di hadapan Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.” (Hadits Riwayat Muslim).
Dengan nama Allah Al ‘Aziz pun kita bisa berdoa memohon perlindungan saat sedang dirundung kegelisahan, ketakutan, sakit bahkan ketika susah tidur, yaitu:
Dari Anas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kau merasakan sakit maka taruhlah tanganmu di bagian tubuh yang terasa sakit dan ucapkan, “bismillaahi a’uudzu bi’izzatillaahi wa qudratihi min syarri maa ajidu min waja’iy hadzaa (Dengan nama Allah, aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan sakit yang aku derita ini), kemudian angkat kedua tanganmu lalu ulangi lagi seperti itu dengan bilangan ganjil.” (Hadits Riwayat Tirmidzi).
Maka, kelemahan, kehinaan dan keterbelakangan yang menimpa umat Islam sekarang ini adalah akibat maksiat dan dosa yang dilakukan oleh umat Islam itu sendiri dan akibat mereka jauh dari agama Allah Subhanallahu ta’ala. Wallahu a’lam bish shawab. (UL/bs)