ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Mengetahui segala perbuatan, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang senantiasa ingat kepada-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Allah Swt berfirman, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar Rodu [13] : 28)
Ada orang yang bertanya, “Mengapa saya sudah berdzikir tapi hati masih tidak tenang?!” Boleh jadi dzikirnya baru sebatas cangkang, belum kepada isi. Boleh jadi dzikirnya baru hanya gerakan atau ucapan, tidak meresap di dalam hati. Boleh jadi dzikirnya baru lisan, tidak menjadi keyakinan.
Seperti sholat. Sholat adalah bentuk dzikir kepada Allah Swt. Akan tetapi tidak sedikit, bahkan mungkin termasuk diri kita, yang sholat hanya sebatas gerakan dan bacaan saja, sedangkan hati dan pikiran ada di tempat lain, mungkin di tempat kerja atau usaha kita. Tidak heran jika kita sering lupa sudah rokaat berapa, lupa tahiyat awal terlewat. Sholat adalah memuji Allah, tapi kita tidak ingat kalau kita sedang memuji Allah. Saat sujud, tubuh kita bersujud, tapi hati kita entah ke mana. Maasyaa Allah.
Padahal Allah Maha Mengetahui semuanya, Allah melihat fisik kita, mendengar lisan kita, dan mengetahui apa yang terbersit di dalam hati dan pikiran kita. Oleh karena itu, tidak heran pula kalau setelah sholat hati kita tetap gersang, tidak terasa ketenangan. Itulah jikalau dzikir hanya sebatas cangkang, belum kepada isi.
Maka saudaraku, ketenangan hanya akan hadir jika hati dan pikiran kita senantiasa ingat kepada Allah. Dzikir yang terucap dari lisan dan perbuatan kita adalah benar-benar terlahir dari dzikir di dalam diri kita. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang senantiasa ingat kepada-Nya. Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]
Oleh : KH Abdullah Gymnastiar