Fokus pada Rahmat Allah

KETIKA saudara berkumpul di masjid membaca al-Quran atau khusyuk mengikuti pengajian, bagaimanakah rasanya hati saudara? Ketikaberkumpul di rumah Allah, hati bisa merasakan ketenangan. Juga menjadi lebih kuat dan siap, serta lebih adem dan yakinmengarungi hidup ini.

Abu Hurairahmenceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda,“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah dari rumah-rumahnya, mereka membaca kitab-kitab Allah kemudian mempelajarinya, dan berzikir kepada Allah, melainkan Allah akan menurunkan kepadanya sakinah (ketenangan). Dan Allah akan menghujaninya dengan rahmat, kemudian akan diliputi oleh para malaikat, dan akan disebutkan disisi Allah oleh Allah di sisi makhluk-Nya yang paling mulia.”(HR. Imam Muslim)

Jadi, majelis zikir atau majelis ilmu itu merupakan salah satu tempat datangnya rahmat Allah. Perbanyaklah menghadirinya supaya kita bisa mendapatkan ketenangan, dan merasakan bagaimana saat Allah memberi rahmat-Nya kepada kita.

Seperti ketenangan ketika di majelis ilmu itulah, ketenangan hidup orang yang sudah dirahmati Allah. Melalui rahmat Allah yang besar, hidupnya penuh kesabaran dan ketawaduan. Dia terus bergerak bagai penebar cahaya kebaikan. Kebaikan demi kebaikan itu dilakukannya dengan amat ringan, tulus,dan indah. Sebagaimana Rasulullah yang hidupnya penuh dengan rahmat Allah.

Sebaliknya, orang yang tidak mendapat rahmat, mudah tersinggung dan emosional. Hidupnya tidak tenang dan sulit merunduk. Dia susah membantu orang, lebih kepada sombong dan kikir. Seperti diminta berzakat saja menolak.”Enak saja, ini hasil keringat saya sendiri, perjuangan gigih lahir batin, rawe-rawe lantas malang-malang putung.” Apalagi untuk rajin berbagi. Sekalipun berbuat kebaikan, maka tidak jauh dari ujub dan riya.

Kalau misalkan orang yang dirahmati Allah diberi kekayaan, maka ketika melihat harta itu dia akan banyak bertafakur. “Ya Allah, semua ini milik-Mu dan titipan-Mu.” Dia menyadari bahwa dirinya hanyawakil Allah di bumi untuk misalnya membantu orang-orang yang lapar, kekurangan biaya maupun terlilit utang dengan kekayaan yang dititipkan itu. Amat ringan baginya berbagi dan berbuat kebaikan.

Dengan terus merunduk, orang yang dirahmati Allah akan terus pula memohon hidayah Allah, supaya harta yang dititipkan padanya diringankan hisabnya di akhirat. Dia terus meminta pertolongan Allah agar diberi kesanggupan bersyukur, dan jangan sampai ada sepeser pun hak orang lain yang tertahan.

Begitu pula misalkan seorang anak yang dirahmati Allah. Dia menjadi penyejuk hati. Tidak hanya bagi orangtuanya, tapi setiap yang melihatnya akan senang. Karena bicara, sikap,dan pribadinya menenteramkan, serta ibadahnya pun nyaman. Berbeda dengan anak yang tidak dirahmati Allah. Berada dekat dengannya akan membuat sakit hati. Jangankan melihat, mendengar namanya pun orang sudah mual.

Nah, saudaraku. Rahmat yang diberikan Allah itu akan menyelinap ke relung hati, lalu memenuhi seluruh tubuh, sehingga sifatnya melimpah dengan welas asih. Makanya kita harus fokus pada rahmat Allah. Bukan pada kekayaan atau duniawi lainnya. Tidak masalah kita mau ditakdirkan di posisi mana saja di kehidupan ini. Asalkan bisa dirahmati Allah, maka episode hidup bagaimana pun akan terasa ringan. Selamat di dunia dan akhirat.

Mari kita fokus pada rahmat Allah. Sering-sering memohon kepada Allah, yang salah satu doanya adalah seperti doa para pemuda yang berlindung di dalam gua,“Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”(QS. al-Kahf [18]: 10)

Dalam doa itu, selain mengharapkan rahmat-Nya, juga memohon kepada Allah agar diberi petunjuk yang benar-benar sempurna. Karena Allah yang paling mengetahui solusi terbaik bagi setiap sisi dan persoalan dalam kehidupan kita.

Saudaraku. Hidup kita tidak akan selamat kalau hanya mengandalkan amal. Tapi rahmat Allah yang bisa menyelamatkan. Pernah ada yang bertanya, “Berarti kita tidak membutuhkan amal?” Yang begini salah. Karena rahmat Allah itu justru harus kita kejar dengan meningkatkan amal. Doa itu pemandu amal. Amal kita mendatangkan rahmat Allah, dan dengan rahmat Allah kita akan selamat. Insya Allah. [*]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2247733/fokus-pada-rahmat-allah#sthash.KAStq3Ps.dpuf