Gempa Masa Nabi dan Umar bin Khattab, Apakah karena Tidak Menerapkan Sistem Khilafah?

Gempa Masa Nabi dan Umar bin Khattab, Apakah karena Tidak Menerapkan Sistem Khilafah?

“NKRI diadzab dengan bencana (gempa) karena anti khilafah”, “khilafah adalah solusi segala problem umat dan bangsa” dan narasi-narasi lain kelompok pendukung khilafah yang mengklaim khilafah sebagai sistem terbaik dan satu-satunya yang direstui Tuhan.

Klaim yang terlalu dipaksakan, mengada-ada dan lucu. Memaksakan bencana memiliki hubungan dengan sistem pemerintahan tertentu seperti Khilafah adalah kekonyolan, sekaligus kebodohan. Suatu tindakan yang semakin memperjelas tujuan mereka sebenarnya, yakni membungkus “kebatilan” dengan dakwah.

Salah satu bukti kekonyolan kelompok pengusung khilafah adalah pernyataan mereka ketika gempa mengguncang Cianjur beberapa hari yang lalu, bahwa NKRI sedang diadzab Tuhan karena anti khilafah. Padahal, di masa Nabi dan di masa Umar bin Khattab gempa pernah terjadi.

Menceritakan kepada kami Hafs, dari Laits, dari Syahr, beliau mengatakan; “Kota Madinah pernah mengalami goncangan (gempa) di masa Nabi. Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mengingatkan kalian, maka ingatlah kepada Allah”. (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: 1/221)

Pada masa Sayyidina Umar bin Khattab Madinah juga pernah dilanda gempa. Kekuatan gempa pada masa itu membuat pagar-pagar rumah bergerak. Kemudia Umar berdiri dan memuji Allah. Beliau berkata: “Berapa cepatnya apa yang kalian perbuat, demi Allah jika gempa terjadi lagi, maka saya akan keluar dari sisi kalian”. (Istidzkar, 2/418)

Siti Aisyah menjelaskan sebab terjadinya gempa dari sudut pandang agama. Ia menjelaskan, ketika penduduk suatu negeri telah menghalalkan zina, minuman keras dan segala kemaksiatan yang lain, Allah akan memberi perintah kepada bumi untuk gempa. Jika mereka bertaubat gempa akan berhenti. Namun apabila mereka tetap melakukan kemaksiatan tersebut, gempa akan meluluh lantakkan mereka.

Anas bin Malik bertanya kepada Aisyah, “Apakah ini hukuman wahai Ummul Mukminin”? Siti Aisyah menjawab, “Bukan, ini adalah rahmat, berkah, nasihat serta pelajaran bagi orang mukmin dan adzab bagi orang kafir”. (Mustafrak ‘ala Shahihain Li al Hakim; 4/561)

Maka, apakah gempa yang terjadi pada masa Nabi dan Umar bin Khattab karena mereka anti khilafah? Pertanyaan ini sekaligus menyadarkan kita semua akan kebohongan narasi kelompok khilafah bahwa gempa Cianjur karena Indonesia anti khilafah.

Andaipun kita menganalisis gempa dari sudut pandang agama seperti dijelaskan oleh Ummul Mukminin di atas, alasan gempa terjadi karena kita anti khilafah juga tidak benar.

Kemaksiatan bisa berupa perbauatan dosa, seperti zina, meminum minuman keras, narkoba dan praktek kemaksiatan yang lain. Bisa pula karena kita terlalu memaksakan keinginan untuk meraih tujuan duniawi sehingga menggunakan agama sebagai tameng. Seperti, politik kelompok pendukung khilafah yang untuk meraih kekuasaan memakai kedok agama.

Alhasil, yang penting dilakukan saat bencana menimpa saudara-saudara sebangsa adalah membantu mereka. Bukan malah menambah kesengsaraan dengan mengatakan hal-hal seperti NKRI diadzab Tuhan karena anti khilafah dan berbagai propaganda yang lain. Justru, tindakan seperti itu adalah bentuk kemaksiatan karena menjadikan agama sebagai alasan untuk pembenaran kebatilan.

ISLAM KAFFAH