Tata Cara Sholat Safar untuk Para Calon Jamaah Haji

Tata Cara Sholat Safar untuk Para Calon Jamaah Haji

Bagi para calon jemaah haji, momen keberangkatan menuju Tanah Suci merupakan awal dari sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna. Di balik persiapan fisik dan materi, tidak lupa pula untuk membekali diri dengan amalan-amalan ibadah, salah satunya adalah Sholat Safar. Nah berikut tata cara sholat safar bagi jemaah haji.

Berdasarkan data dari Kementerian Agama, memasuki bulan dzulqa’dah, satu persatu para calon jemaah haji Indonesia telah memulai keberangkatannya. Gelombang pertama secara bertahap sudah mulai diberangkatkan ke Tanah Suci dari sejumlah embarkasi sejak Ahad, 12 Mei 2024 lalu.

Nah usai mengetahui jadwal pemberangkatan, para calon jamaah haji Indonesia tentunya harus bergegas mempersiapkan diri. Khususnya di awal perjalanan menuju ke tanah suci. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam bagi para jamaah adalah menunaikan sholat sunah safar. Sholat safar sendiri sunnah dilakukan ketika hendak berangkat safar (berpergian). 

Namun berpergian dalam hal ini bukan berarti berpergian dengan tujuan maksiat, melainkan berpergian dengan maksud yang baik seperti berdagang, berangkat haji, mencari pekerjaan, dan sebagainya.Tujuan dilakukannya sholat safar adalah agar mendapat keselamatan, keridaan, serta keberhasilan atas apa yang dicita-citakan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,”Apabila engkau akan keluar dari rumahmu, bersholatlah dua rakaat, insyaallah dua rakaat itu akan memelihara dirimu dari tempat keluarnya keburukan. Dan apabila engkau masuk ke dalam rumahmu, maka bersholatlah dua rakaat, insyaallah dengan dua rakaat itu memeliharamu dari masuknya keburukan.” (HR Baihaqi)

Selain itu, dikutip dari kitab Fiqh As-Sunnah karya Sayyid Sabiq yang diterjemahkan oleh Abu Aulia dan Abu Syauqina, diriwayatkan dari Muth’am bin Miqdam RA, Rasulullah SAW bersabda,”Tidak ada sesuatu yang lebih utama yang ditinggalkan seseorang kepada keluarganya daripada sholat dua rakaat di sisi mereka (di rumah) sebelum melakukan perjalanan.” (Riwayat ini terdapat dalam Faidhul-Qadir karya Munawi)

Tata Cara Sholat Safar sebelum Berangkat Haji


Muhammad Sholikhin dalam buku Panduan Shalat Sunah Lengkap menjelaskan tata cara sholat safar sebagai berikut.

1. Membaca niat sholat safar

أُصَلِّي سُنَّةَ لِإِرَادَةِ السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ أَكْبَرُ

Uṣallī sunnata li-irādati as-safari rak‘ataini lillāhi ta‘ālā Allāhu akbar.


Artinya: “Aku berniat sholat hendak bepergian dua rakaat karena Allah ta’ala. Allahu akbar.”

2. Dikerjakan sebanyak dua rakaat dengan gerakan dan bacaan seperti sholat biasa. Pada rakaat pertama, surah yang dianjurkan untuk dibaca setelah Al-Fatihah adalah Al-Kafirun atau Al-Falaq. Sedangkan pada rakaat kedua, dianjurkan membaca surah Al-Ikhlas atau An-Nas.


3. Setelah sholat dua rakaat, dianjurkan membaca ayat kursi dan surah Quraisy.

Selain sholat sunah safar, jemaah haji juga bisa membaca doa bepergian.


Doa ketika Keluar dari Rumah


Dinukil dari kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi yang diterjemahkan oleh Ulin Nuha, diriwayatkan dari Ummu Salamah RA, ketika Rasulullah SAW keluar rumah beliau membaca:

بِاسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ ، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أَضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَليَّ

Bismillāhi tawakkaltu ‘ala Allāh, Allāhumma innī a’ūdhu bika an adilla aw adalla aw azilla aw uzalla aw azhlima aw uzhlama aw ajhala aw yujhala ‘alayya.


Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang aku bertawakal kepada-Nya, ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari aku tersesat, aku disesatkan, aku berbuat dosa, aku dibuat berdosa, aku menganiaya, aku dianiaya, aku berbuat kebodohan dan dibuat bodoh (oleh keadaan).”


Doa ketika Naik Kendaraan


Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, ketika Rasulullah SAW hendak melakukan perjalanan dan menaiki untanya, beliau membaca takbir sebanyak tiga kali dan membaca doa sebagai berikut.

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبَّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Artinya: “Maha Suci Engkau, sungguh aku benar-benar telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang dapat memberikan mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى. اللَّهُمَّ هَوَ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَأَطْوِ عَنَا بُعْدَهُ


Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dalam perjalanan kami, perjalanan yang dalam kebaikan dan ketakwaan, dan termasuk amal yang Engkau ridai, ya Allah permudahlah perjalanan kami ini dan dekatkanlah atas kami yang jauh.” (HR Muslim). 

BINCANG SYARIAH