Sekitar dua jamaah hari ini, 9 Dzulhijjah atau 31 Agustus 2017 mulai memadati Padang Arafah untuk menjalankan puncak ibadah haji, yakni ibadah wukuf di Arafah. Demikian keterangan pers yang didapat Tempo.co dari Kementerian Agama, 31 Agustus 2017. Meski dalam kondisi yang panasnya mencapai suhu 50 derajat, jamaah haji tetap bersemangat
Ibadah wukuf di Arafah adalah berdiam diri di Padang Arafah dari selepas shalat Dzuhur hingga waktu Magrib. Di sana jamaah dari seluruh penjuru dunia akan berdiam di tenda-tenda darurat untuk memperbanyak dzikir dan doa. Tidak ada ibadah khusus atau ritual khusus.
Inilah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Para jamaah hanya mengenakan pakaian ihram (bagi laki-laki hanya dua lembar kain tanpa jahitan). Tujuannya mengingatkan manusia kelak mereka akan dikumpulkan di Padang Mahsyar seperti halnya wukuf di Arafah ini.
Beberapa ulama Indonesia seperti pengasuh pesantren Daarul Qur’an Yusuf Mansur menggelar khutbah Arafah sehabis Dzuhur. Hal serupa juga dilakukan oleh KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. Dia akan mengadakan khutbah Arafah yang disiarkan live di akun Facebook Daarut Tauhid.
Ada banyak pendapat tentang berapa lama waktu wukuf Arafah. Pakar ilmu Alquran, Prof Quraish Shihab dalam bukunya Haji dan Umrah mengatakan, wukuf adalah keberadaan di Arafah. Waktunya mulai matahari tergelincir atau waktu Zhuhur, sampai terbenam.
Namun, ada beberapa pendapat lainnya. Imam Hambali berpendapat waktunya mulai dari terbit fajar atau subuh pada 9 Dzulhijah. Sedangkan Imam Syafi’i berpendapat, wukuf dinilai sah apabila jamaah haji sudah mencapai Arafah, walau pun hanya sesaat.
Wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun haji. Bila ini tak dikerjakan maka haji seseorang tidak sah. Bagi jamaah haji Indonesia, meski kewajiban berada di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, faktanya para jamaah sudah berada di sana sejak 8 Dzulhijjah karena ramainya antrian keluar masuk rombongan bus.