Jamaah haji 2017 yang akan mengunjungi Makkah diminta mewaspadai ‘batuk haji’. Penyakit yang biasanya berasosiasi dengan flu ini menjadi salah satu yang diwaspadai karena cukup mengganggu jamaah.
Selain saat pelaksanaan ibadah haji, batuk ini sering melanda mereka yang baru pulang haji ke negaranya masing-masing. Dilansir Times of India, dokter mengklasifikasikan batuk haji sebagai gejala setelah pulang haji.
Risiko penularan meningkat karena jutaan orang tumpah ruah di satu tempat. Otoritas Saudi memperkirakan jumlah jamaah haji tahun ini mencapai enam juta orang dari seluruh dunia. Sebuah studi terbaru oleh National Institute of Virology, Pune and AIIMS mengungkapkan bahwa batuk haji adalah gejala infeksi pernafasan paling umum yang dialami para haji yang diperiksa saat tiba di India.
Dilansir New Scientist, gejala batuk haji meliputi hidung meler, nyeri otot dan batuk berat. Pada 2012, penelitian tentang ini dilakukan di Prancis oleh Samir Benkouiten dan kolega di Aix-Marseille University.
Sebanyak 165 orang berusia 21-80 tahun diperiksa sebelum pergi haji. Hanya dibawah lima persen yang dilaporkan mengidap satu virus, termasuk influenza, rhinovirus (penyebab common cold), dan adenovirus (penyebab Tonsilitis, konjungtivitis dan gastroenteritis).
Namun selama empat pekan musim haji, lebih dari 90 persen dari mereka mengalami gejala batuk haji. Hampir 80 persen harus diperiksa dokter. Setelah dua pekan 70 persen dari mereka diperiksa lagi dan 40 persen mengidap virus flu.
Setelah empat pekan dan pulang ke Prancis, peneliti memeriksa lagi 154 orang yang sebelumnya diperiksa. Ditemukan 11 persen dari mereka kini mengidap virus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musim haji bisa membawa infeksi virus saat pulang.
Untuk menanggulangi hal ini, otoritas mengetatkan regulasi kesehatan. Mulai dari anjuran penundaan keberangkatan bagi jamaah risiko tinggi, vaksinasi lengkap atau peningkatan sistem imun jamaah.