KALAU pun benar klaim Yahudi bahwa tanah Palestina itu adalah tanah yang dijanjikan untuk mereka, tetap saja mereka tidak bisa main gusur semaunya. Lagi pula tanah Palestina itu luas, seluruh Yahudi yang hanya 20-an juta ngumpul di sana, toh masih sangat lega. Jadi seharusnya kalau mereka agak waras cara berpikirnya, bisa saja mereka datang baik-baik ke sana, minta izin kepada umat Islam yang secara de facto telah menjadi penghuninya selama 14 abad.
Mengapa komunitas Yahudi tidak melakukan apa yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka di masa Shalahuddin Al-Ayyubi dahulu? Mereka toh berhak tinggal di sana, mendirikan sinagog, beribadah di dalamnya serta menjalankan semua ritual sesuai keyakinan mereka. Bayangkan di masa itu, umat Islam hidup berdampingan dengan umat Nasrani dan juga Yahudi. Tidak ada perang, tidak ada bau anyir darah, tidak ada isak tangis yatim yang kematian orang tua akibat dibunuh lawannya.
Mengapa Yahudi itu harus datang membonceng di belakang tentara Inggris di tahun 1948, lalu dengan seenaknya membantai suatu bangsa, melumat sebuah negara berdaulat dan mengubah peta dunia seenaknya? Mengapa mereka harus membantai rakyat muslim yang tidak pernah melakukan kesalahan secuil pun pada mereka? Mengapa rakyat Paletina harus diusir dan tinggal di kamp pengungsian? Kurang luaskah tanah Palestina buat 20 juta bangsa mereka? Bukankah dahulu bangsa Yahudi diselamatkan oleh umat Islam (Khilafah Turki Utsmani), saat pengusiran mereka dari Spanyol? Mana balas jasa mereka?
Alih-alih menjanjikan kepada Yahudi untuk memberikan tanah Palestina, Allah Ta’ala justru menjanjikan kepada Yahudi kehancuran mereka. Di mana mereka akan habis diperangi oleh umat Islam, hingga mereka berlarian sembunyi di balik batu dan pohon. Semua itu tertuang dalam salah satu sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat populer.