Area Makkah selalu dihujani panas menyengat. Suhunya mencapai 40 hingga 50 derajat celsius. Bahkan pada musim haji kali ini, panas diprediksi lebih tinggi lagi.
Namun demikian, cuaca ekstrem itu tak mematahkan semangat petawaf beraksi di Masjid al-Haram. Langkah mereka tetap tegap mengitari Ka’bah, menapaki lantai marmer al-Haram yang berwarna putih keruh.
Jika merasakan lelah, mereka akan sejenak meninggalkan area tawaf menuju tempat zamzam untuk rehat sambil meneguk tetesannya. Setelah segar, mereka kembali masuk kedalam kerumunan petawaf menyelesaikan ibadah tersebut.
Masjid al-Haram juga memiliki area yang sangat sejuk, seperti yang berada dekat tempat sa’i. tempat berlari kecil sepanjang 700 meter itu tak membuat orang-orang di dalamnya berkeringat. Sangat adem. Begitu juga area masjid al-Haram yang ada di atasnya. Ratusan ribu jamaah di sana terlihat begitu nyaman beribadah.
Area masjid suci dekat pintu King Abdul Aziz juga demikian. Dinginnya lantai begitu terasa di kaki. Jamaah berada di sana membentuk shaf sambil berzikir. Ada juga yang bersandar di dinding sana beristirahat sambil membaca Alquran. Jamaah perempuan di sana banyak mengenakan kaos kaki agar kulit kaki tak langsung merasakan dinginnya lantai.
Para petugas keamanan berseragam tersebar di setiap seratus meter area masjid suci. Ada yang berseragam. Ada pula yang mengenakan gamis putih dengan udeng-udeng khas Arab menutupi kepala.
Pilar-pilar tinggi penopang langit masjid saling berhubungan, membentuk ornamen cekung khas Timur Tengah. Barisan lampu kristal bulat terpasang di atasnya, bersinar terang bagai mentari.
Anggota kelompok terbang (kloter) dua Padang Jurmawati (68 tahun) merasakan dinginnya lantai al-Haram. “Terasa betul. Suami saya tak tolok dah di dalam masjid,” katanya di Hotel 111 Al Ghazi pada Rabu (1/8).
Kantor Berita Al-Arabiya, beberapa waktu lalau memberitakan, pengurus dua masjid suci di Arab Saudi menjelaskan fenomena hawa dingin di al-Haram. Sumbernya ada di batu marmer menjadi lantai masjid. Pemerintah Arab Saudi mengimpor lantai marmer langka dari Yunani yang dapat memantulkan sinar matahari pada siang hari.
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam ini juga dilengkapi sistem pendingin udara. Sumbernya ada di bangunan sentral di Ajyad, berjarak 600 meter dari masjid suci.
Sentral itu adalah gedung enam tingkat yang dilengkapi dengan sistem pendingin udara canggih. Udara dingin disalurkan lewat lorong yang menghubungkan sentral dengan unit pendingin udara pada bangunan perluasan dan disalurkan pula ke satuan-satuan pendingin udara yang terdapat pada tiang-tiang masjid.
Al-Haram adalah masjid kebanggaan umat Islam. Masjid ini menjadi tempat ibadah haji yang selalu mengalami renovasi dari masa ke masa. Kini masjid itu diperkirakan dapat menampung hingga jutaan jamaah dari berbagai belahan dunia yang kini melaksanakan ibadah haji.
Di dalamnya terdapat Ka’bah, bangunan yang menjadi arah setiap Muslim melaksanakan shalat. Masjid lain mempunyai garis shaf yang lurus mengarah pada Ka’bah. Tapi tidak di al-Haram. Di sini garis shaf melingkar, mengitari bangunan tua itu yang ada di dalam area masjid suci.
Oleh: Erdi Nasrul, Jurnalis Republika dari Makkah