Ketika ia berusia 12 tahun, ia dan keluarga pun pergi menuju AS. Saat itulah ia pindah ke Kamp Dadaab. Lokasi ini telah berkembang lebih pesat. Saat itu, Kamp Dadaab dihuni 250 ribu penduduk. Namun, kehidupan di sana pun lebih keras dan kacau.
Selalu ada kedatangan dan kepergian penduduknya. Omar bersama enam saudara-saudarinya akhirnya pindah dan menetap di lingkungan Cedar-Riverside di Minneapolis pada 1997.
Ketertarikan Omar pada dunia politik dimulai ketika ia berusia 14 tahun. Saat itu ia menjadi penerjemah untuk kakeknya di partai Democratic-Farmer-Labor (DFL) lokal. Ia melihat para tetangga berkumpul untuk melakukan advokasi mengenai perubahan di tingkat akar rumput. Proses ini membuat Omar jatuh cinta pada proses demokrasi.
Saat menjadi siswi di Edison High School di Minneapolis, ia telah menjadi pengurus dan membentuk koalisi. Ia juga bekerja sebagai pendidik masyarakat saat menjadi mahasiswi di Universitas Minnesota dan menjadi aktivis progresif dalam partai petani di Minnesota atau DFL selama bertahun-tahun.
Sebelum maju dan mencalonkan diri sebagai anggota kongres, ia memiliki jabatan sebagai Anggota Kebijakan Humphrey dan bertugas sebagai Pembantu Kebijakan senior untuk Anggota Dewan Kota Minneapolis. Ia banyak bekerja dan berfokus pada beberapa masalah, seperti akses pendidikan, perlindungan terhadap lingkungan, dan kesetaraan ras.
Pada 2016, Omar menjadi legislator Muslim Somalia-Amerika pertama di Amerika Serikat. Ber sama tim kampanye, ia berhasil meningkatkan jumlah pemilih sebesar 37 persen. Ia terpilih mewakili distrik 60B Minnesota House of Representatives, tempat ia tinggal bersama suaminya, Ahmed, dan tiga anak mereka.
Dikutip di situs resmi Ilhan Omar, tertulis berbagai pengalaman organisasi yang telah ia lakukan. Di antaranya, mantan anggota Dewan Penasihat untuk Anggota Dewan Minnesota ten tang Hubungan Islam Amerika (CAIR), mantan wakil presiden Minneapolis NAACP, Anggota Dewan St Anthony Falls Heritage Board, dan Koordinator Pen jangkauan Gizi Anak pada Departemen Pendidikan Minnesota.
“Aku rasa tugasku saat ini adalah untuk menanamkan harapan pada orang-orang sehingga mereka punya kekuatan untuk terus berjuang dan percaya bahwa ada kesempatan untuknya. Untuk pertama kalinya betul-betul berbicara tentang bagaimana bangsa dan negara yang harusnya ada dan layak kita dapatkan,” ujar dia.