Doa Shalat Istikharah Jodoh

Berikut ini adalah doa shalat istikharah jodoh. Sejatinya, jodoh adalah salah satu hal yang paling dinanti-nantikan oleh setiap orang. Namun, untuk menemukan jodoh yang tepat tidaklah mudah.

Oleh karena itu, kita perlu memohon kepada Allah SWT agar diberikan jodoh yang terbaik. Salah satu cara untuk memohon jodoh yang terbaik adalah dengan melakukan shalat istikharah.

Shalat istikharah adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT tentang suatu urusan yang kita hadapi. Dalam hal ini, kita dapat melakukan shalat istikharah untuk meminta petunjuk tentang jodoh.

Untuk bacaan doa shalat istikharah jodoh, diterangkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumiddin. Usai mengucapkan salam baiknya membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ وَعَـاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَبَارِكْ لِي فِيهِ ثُمَّ يَسِّرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ أَيْنَـــمَا كَانَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allāhumma shalli wa sallim ‘alā sayyidinā Muḥammad. Alḥamdulillāhi rabbil ‘ālamīn. Allāhumma innī astakhīruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka bi qudratika wa as’aluka min fadhlikal aẓīm. Fa innaka taqdiru wa lā aqdiru wa ta’lamu wa lā a’lamu wa anta ‘allāmul ghuyūb.

Allāhumma in kunta ta’lamu anna hadzal amra khairun lī fī dīnī wa dunyāya wa ‘āqibati amrī wa ‘ājilihi wa ājilihi faqdurhu lī wa baarak lī fīhi tsumma yassirhu lī. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amra syarrun lī fī dīnī wa dunyāya wa ‘āqibati amrī ‘ājilihi wa ājilihi faṣrifnī ‘anhu waṣrifhu ‘annī waqdur liyal khaira ḥaithu kāna innaka ‘alā kulli syai’in qadīr. Wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muḥammad wa alḥamdulillāhi rabbil ‘ālamīn.

Wa in kunta ta’lamu anna hâdzal amra syarrun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi fashrifnî ‘anhu washrfhu ‘annî waqdur liyal khaira haitsu kâna ainamâ kânû innaka ‘alâ kulli syai-in qadîr. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidina muḫamamdin, walḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya, “Ya Allah, berilah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Nabi Muhammad. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kekuatan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu dari karunia-Mu yang agung.

Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa dan aku tidak kuasa, Engkau Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam agamaku, duniaku, dan akhir urusanku, baik dalam waktu dekat maupun waktu yang lama, maka takdirkanlah ia untukku dan berkahilah ia untukku, kemudian mudahkanlah ia untukku.

Dan jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku dalam agamaku, duniaku, dan akhir urusanku, baik dalam waktu dekat maupun waktu yang lama, maka hindarkan aku darinya dan hindarkan ia dariku, dan takdirkanlah bagiku kebaikan di mana pun ia berada. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Selanjutnya, berikut juga doa shalat istikharah jodoh, yang dapat dibacakan setelah selesai shalat dua rakaat. Doa ini seyogianya untuk dibaca dengan penuh penghayatan dan rasa percaya kepada Allah SWT. Berikut ini bacaan doanya;

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي فَصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْ عَنِّي خَيْرًا لِي وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّني بِهِ

Allâhumma innî astakhîruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika, wa as’aluka min fadhlika, fa-innaka taqdîru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu, wa anta ‘allâmul ghuyûb. Allâhumma fa-in kunta ta’lamu hâdzal amra khairun lî fî dînî wa dunyâyâ wa ‘âqibatî amrî ‘âjilihi wa âjilihi faqdurhu lî wa bârik lî fîhi tsumma yassirhu lî. Wa-in kunta ta’lamu annahu sharrun lî fî dînî wa dunyâyâ wa ‘âqibatî amrî fa-çrifhu ‘annî wa çrif ‘annî khayran lî wa qdur lî al-khayra ḥaythu kâna thumma raḍḍinî bih.

Artinya: “Ya Allah, aku mohon petunjuk kepada-Mu dengan pengetahuan-Mu, dan memohon kekuatan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, dan aku meminta kepada-Mu dari karunia-Mu. Karena Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak kuasa. Engkau Maha Mengetahui, sedangkan aku tidak mengetahui.

Dan Engkau Maha Mengetahui yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku di dunia dan akhirat, maka takdirkanlah untukku, mudahkanlah untukku, kemudian berkahilah untukku.

Dan jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akibat urusanku di dunia dan akhirat, maka jauhkanlah dariku, dan dekatkanlah kepadaku kebaikan, dan takdirkanlah kepadaku kebaikan di mana pun ia berada, kemudian ridhoi aku dengannya.

BINCANG SYARIAH

Doa Terhindar dari Fitnah Dajjal

Berikut ini doa terhindar dari fitnah dajjal. Sejatinya, dajjal adalah salah satu tanda-tanda besar hari kiamat. Ia adalah seorang pendusta yang akan muncul di akhir zaman dan menyesatkan banyak orang. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus senantiasa berjaga-jaga dan memohon perlindungan kepada Allah SWT agar terhindar dari fitnah Dajjal.

Salah satu cara untuk memohon perlindungan dari fitnah Dajjal adalah dengan membaca doa. Doa ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabi jahannam, wa min ‘adzabil qabri, wa min fitnatil mahyaa wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal.

Artinya:”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari azab neraka Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.”

Doa ini mengandung permohonan kepada Allah SWT agar kita dilindungi dari berbagai macam fitnah, termasuk fitnah Dajjal. Dengan membaca doa ini, kita berharap agar Allah SWT senantiasa menjaga kita dari godaan dan tipu daya Dajjal.

Setelah bacan tahiyyat itu selesai, alangkah baiknya kita juga membaca doa-doa yang telah Rasulullah ajarkan kepada kita. Karena saat itu menjadi tempat doa mustajab untuk munajat kepada Allah. Sebagaimana doa yang tercantum dalam

Sementara itu, Syekh Zainuddin Abdul Aziz, dalam kitab Fathul Muin halaman 22 mengatakan tercantum doa agar selamat dari azab dunia dan akhirat, sebagaimana dikutip dari hadits riwayat HR. Muslim dan Bukhari. Berikut doanya:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَما أَخَّرْتُ، وَما أَسْرَرْتُ وَما أَعْلَنْتُ، وَما أَسْرَفْتُ، وَما أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ رواهما مسلم [رقم: 588, 771]

Allamughfirli ma qaddamtu wa ma akh-khart, wa ma asrartu wa ma a’lantu, wa ma asraftu, wa ma anta a’lamu bihi minni, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, la ilaha illa anta. Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban nar.

Artinya : Ya Allah ampunilah dosaku yang telah lewat dan dosaku yang akhir, dosa yang aku sembuyikan dan yang tampak, dan dosa yang Engkau lebih tahu daripada diriku. Engkaulah Maha Awal dan Maha Akhir, Tiada Tuhan selain Engkau, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.

Demikian penjelasan terkait doa terhindar dari fitnah dajjal. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Ini Cara Niat Puasa Rajab

Bulan Rajab merupakan bulan yang penuh kemuliaan dan keberkahan bagi umat Islam. Di bulan ini, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah puasa sunnah, termasuk puasa Rajab. Artikel ini akan membahas tentang niat puasa Rajab, lengkap dengan bacaan, keutamaan, dan hal-hal penting yang perlu diketahui.

Pada bulan Rajab, kita sangat dianjurkan untuk memuliakannya dengan amal-amal shaleh dan ibadah kepada Allah. Salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan di bulan Rajab adalah berpuasa.

Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman, dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda;

إن في الجنة نهرا يقال له رجب أشد بياضا من اللبن و أحلى من العسل من صام من رجب يوما سقاه الله من ذلك النهر

Artinya; “Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai, namanya sungai Rajab. Airnya lebih putih dari pada salju, lebih manis dari pada madu. Siapa yang puasa sehari di bulan Rajab, maka Allah akan memberinya minum dengan air sungai tersebut.”

Adapun niat puasa bulan Rajab ada dua model. Pertama, jika kita niat berpuasa sejak malam hari, maka lafadz niatnya sebagai berikut;

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghadin ‘an ada-i sunnati rojaba lillahi ta‘ala.

“Aku berniat puasa sunah Rajab besok hari karena Allah Ta’ala.”

Kedua, jika kita berniat pada siang hari sebelum masuk waktu Dzuhur, maka lafadz niatnya sebagai berikut;

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma hazal yaumi ‘an ada-i sunnati rojaba lillahi ta‘ala.

“Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah Ta’ala.”

Membaca niat puasa Rajab dan mengerjakan amalan sunnah di bulan ini merupakan kesempatan untuk meraih pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Mari manfaatkan bulan Rajab sebaik-baiknya untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda. Jangan lupa untuk membagikannya kepada teman dan keluarga agar mereka juga bisa ikut berpuasa Rajab dan meraih keutamaan di bulan yang mulia ini.

BINCANG SYARIAH

Pemujaan kepada Makhluk

Perkataan Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah

Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam muncul di tengah-tengah umat manusia yang berbeda-beda dalam hal peribadatan. Di antara mereka, ada yang menyembah malaikat, ada pula yang menyembah para nabi dan orang-orang saleh. Selain itu, ada juga di antara mereka yang memuja batu dan pohon. Ada yang menyembah matahari dan bulan.

Meskipun demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap memerangi mereka dan tidak membeda-bedakan mereka. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

وَقَـٰتِلُوهُمۡ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتۡنَةࣱ وَیَكُونَ ٱلدِّینُ كُلُّهُۥ لِلَّهِۚ

Perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah (syirik) dan agama seluruhnya menjadi milik Allah.” (QS. Al-Anfal: 39)

Dalil bahwasanya ada di antara mereka (orang musyrik) yang memuja matahari dan bulan adalah firman Allah,

وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِ ٱلَّیۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُۚ لَا تَسۡجُدُوا۟ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِی خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمۡ إِیَّاهُ تَعۡبُدُونَ

Di antara tanda kebesaran Allah adalah malam dan siang, matahari dan bulan, maka janganlah kalian sujud kepada matahari atau kepada bulan. Akan tetapi, sujudlah kepada Allah yang telah menciptakan itu semua, jika kalian benar-benar beribadah hanya kepada-Nya.” (QS. Fushshilat: 37)

Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang memuja malaikat adalah firman Allah Ta’ala,

وَلَا یَأۡمُرَكُمۡ أَن تَتَّخِذُوا۟ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةَ وَٱلنَّبِیِّـۧنَ أَرۡبَابًاۗ

Dan dia (rasul) tidaklah memerintahkan kalian untuk menjadikan malaikat dan para nabi sebagai sesembahan.” (QS. Ali ‘Imran: 80)

Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang menyembah nabi-nabi adalah firman Allah,

وَإِذۡ قَالَ ٱللَّهُ یَـٰعِیسَى ٱبۡنَ مَرۡیَمَ ءَأَنتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ ٱتَّخِذُونِی وَأُمِّیَ إِلَـٰهَیۡنِ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ قَالَ سُبۡحَـٰنَكَ مَا یَكُونُ لِیۤ أَنۡ أَقُولَ مَا لَیۡسَ لِی بِحَقٍّۚ إِن كُنتُ قُلۡتُهُۥ فَقَدۡ عَلِمۡتَهُۥۚ تَعۡلَمُ مَا فِی نَفۡسِی وَلَاۤ أَعۡلَمُ مَا فِی نَفۡسِكَۚ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّـٰمُ ٱلۡغُیُوبِ

Dan ingatlah ketika Allah bertanya, ‘Wahai Isa bin Maryam, apakah engkau berkata kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua sesembahan selain Allah.’ Maka, Isa menjawab, ‘Mahasuci Engkau, tidak layak bagiku untuk mengatakan sesuatu yang bukan menjadi hakku. Jika aku telah mengatakannya, pastilah Engkau sudah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.’ ” (QS. Al-Ma’idah: 116)

Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang memuja orang-orang saleh adalah firman Allah,

أُو۟لَـٰۤىِٕكَ ٱلَّذِینَ یَدۡعُونَ یَبۡتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ ٱلۡوَسِیلَةَ أَیُّهُمۡ أَقۡرَبُ وَیَرۡجُونَ رَحۡمَتَهُۥ وَیَخَافُونَ عَذَابَهُۥۤۚ

Mereka itu (yang diseru selain Allah) justru mencari kedekatan diri kepada Allah, siapakah di antara mereka yang paling bisa dekat dengan-Nya dan berharap rahmat-Nya serta takut akan siksa-Nya.” (QS. Al-Isra’: 57)

Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang beribadah kepada pohon dan batu adalah firman Allah,

أَفَرَءَیۡتُمُ ٱللَّـٰتَ وَٱلۡعُزَّىٰ وَمَنَوٰةَ ٱلثَّالِثَةَ ٱلۡأُخۡرَىٰۤ

Bagaimanakah pendapat kalian tentang Latta, ‘Uzza, dan Manat sesembahan yang ketiga.” (QS. An-Najm: 19-20)

Demikian pula, hadis Abu Waqid Al-Laitsi radhiyallahu ’anhu. Beliau berkata, “Suatu ketika kami pergi bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menuju Hunain. Ketika itu, kami masih baru keluar dari kekafiran (baru masuk Islam). Sementara orang-orang musyrik memiliki sebuah pohon yang mereka gunakan untuk tempat iktikaf dan menggantungkan senjata-senjata mereka. Pohon itu dikenal dengan nama Dzatu Anwath. Lalu, ketika kami melewati pohon itu, sebagian di antara kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, jadikanlah untuk kami sebuah Dzatu  Anwath (tempat istimewa untuk menggantungkan senjata) sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.’ ” (Al-Hadits)”

(lihat Mu’allafat Asy-Syaikh Al-Imam Muhammad ibn Abdil Wahhab, hal. 201-202)

Pemujaan matahari dan bulan

Allah Ta’ala berfirman,

وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِ ٱلَّیۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُۚ لَا تَسۡجُدُوا۟ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِی خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمۡ إِیَّاهُ تَعۡبُدُونَ

Di antara tanda kebesaran Allah adalah malam dan siang, matahari dan bulan, maka janganlah kalian sujud kepada matahari atau kepada bulan. Akan tetapi, sujudlah kepada Allah yang telah menciptakan itu semua, jika kalian benar-benar beribadah hanya kepada-Nya.” (QS. Fushshilat: 37)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan maksud dari ayat, “Janganlah kalian sujud kepada matahari atau kepada bulan. Akan tetapi, sujudlah kepada Allah yang telah menciptakan itu semua.” Beliau rahimahullah berkata, “Janganlah kalian mempersekutukan hal itu dengan-Nya. Karena tidaklah berguna ibadah kalian kepada-Nya, jika kalian juga beribadah kepada selain-Nya. Sebab, Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya.” (lihat Tafsir al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 182 cet. Dar Thaibah)

Pemujaan malaikat dan nabi

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا یَأۡمُرَكُمۡ أَن تَتَّخِذُوا۟ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةَ وَٱلنَّبِیِّـۧنَ أَرۡبَابًاۗ

Dan dia (rasul) tidaklah memerintahkan kalian untuk menjadikan malaikat dan para nabi sebagai sesembahan.” (QS. Ali ‘Imran: 80)

Ibnu Juraij dan sekelompok ulama tafsir yang lain menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini adalah, “Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah memerintahkan kalian untuk menjadikan malaikat dan para nabi sebagai sesembahan, sebagaimana halnya yang dilakukan oleh kaum Quraisy dan Shabi’in yang berkeyakinan bahwa malaikat adalah putri-putri Allah. Tidak juga sebagaimana kaum Yahudi dan Nasrani yang berkeyakinan tentang ‘Isa Al-Masih dan ‘Uzair seperti apa yang mereka ucapkan (bahwa mereka adalah anak Allah, pent).” (lihat Ma’alim At-Tanzil, hal. 220 oleh Al-Baghawi)

Pemujaan orang saleh

Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang memuja orang-orang saleh adalah firman Allah,

أُو۟لَـٰۤىِٕكَ ٱلَّذِینَ یَدۡعُونَ یَبۡتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ ٱلۡوَسِیلَةَ أَیُّهُمۡ أَقۡرَبُ وَیَرۡجُونَ رَحۡمَتَهُۥ وَیَخَافُونَ عَذَابَهُۥۤۚ

Mereka itu (yang diseru selain Allah) justru mencari kedekatan diri kepada Allah, siapakah di antara mereka yang paling bisa dekat dengan-Nya dan berharap rahmat-Nya serta takut akan siksa-Nya.” (QS. Al-Isra’: 57)

Ibnu ‘Abbas dan Mujahid menafsirkan, bahwa yang dimaksud ‘yang diseru selain Allah’ di dalam ayat ini adalah ‘Isa, ibunya (Maryam), ‘Uzair, malaikat, matahari dan bulan, serta bintang-bintang. Mereka semua mencari kedekatan diri atau kedudukan yang mulia di sisi Allah. Adapun Ibnu Mas’ud menafsirkan bahwa yang dimaksud oleh ayat ini adalah kejadian yang menimpa orang musyrikin Arab masa silam yang menyembah kepada jin, kemudian ternyata jin yang mereka sembah masuk Islam, sedangkan mereka tidak mengetahuinya. Sementara mereka terus bertahan di atas kesyirikannya. Maka, Allah pun mencela perbuatan mereka dengan turunnya ayat ini. (lihat Ma’alim At-Tanzil, hal. 746)

Pemujaan batu dan pohon

Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang beribadah kepada pohon dan batu adalah firman Allah,

أَفَرَءَیۡتُمُ ٱللَّـٰتَ وَٱلۡعُزَّىٰ وَمَنَوٰةَ ٱلثَّالِثَةَ ٱلۡأُخۡرَىٰۤ

Bagaimanakah pendapat kalian tentang Latta, ‘Uzza, dan Manat sesembahan yang ketiga.” (QS. An-Najm: 19-20)

Latta dahulunya adalah sosok lelaki yang suka mencampur gandum dengan daging untuk disedekahkan kepada para jemaah haji. Ketika lelaki saleh ini meninggal, maka orang-orang pun menjadikan kuburnya sebagai tempat ibadah. Adapun ‘Uzza adalah sebuah pohon keramat yang dikelilingi dengan bangunan dan kain penutup. Sementara Manat adalah batu putih besar yang berukir dan disembah oleh para penduduk Tha’if. (lihat Syarh Al-Qawa’id Al-Arba’, hal. 48 oleh Muhammad bin Sa’ad Al-Hanin)

Adapun dalil terjadinya pemujaan kepada pohon di dalam As-Sunnah adalah hadis Abu Waqid Al-Laitsi radhiyallahu ’anhu. Abu Waqid Al-Laitsi radhiyallahu ’anhu berkata, “Suatu ketika, kami pergi bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menuju Hunain. Ketika itu, kami masih baru keluar dari kekafiran (baru masuk Islam). Sementara orang-orang musyrik memiliki sebuah pohon yang mereka gunakan untuk tempat iktikaf dan menggantungkan senjata-senjata mereka. Pohon itu dikenal dengan nama Dzatu Anwath. Lalu, ketika kami melewati pohon itu, sebagian di antara kami berkata, “Wahai Rasulullah, jadikanlah untuk kami sebuah Dzatu  Anwath sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingkari para sahabat tatkala mereka meminta kepada beliau untuk dibuatkan sebuah tempat khusus (pohon) untuk menggantungkan senjata dan mengharap berkah darinya, sebab perbuatan ini adalah termasuk kesyirikan.

Faedah hadis

Dari hadis di atas, ada beberapa pelajaran penting yang patut untuk kita renungkan, yaitu:

Pertama: Besarnya bahaya akibat tidak memahami tauhid. Sehingga, hal itu akan menyeret seseorang ke dalam perbuatan atau keyakinan syirik dalam keadaan dia tidak menyadarinya. Maka, kebodohan dalam masalah akidah adalah sangat berbahaya.

Kedua: Hadis di atas menunjukkan bahaya meniru-niru orang musyrik. Karena hal itu akan bisa menyeret kepada tindak kemusyrikan. Oleh sebab itu, tidak boleh meniru-niru (tasyabbuh) kepada mereka.

Ketiga: Mencari berkah kepada pohon, batu, dan bangunan (termasuk di dalamnya kubur-kubur wali) adalah perbuatan syirik. Karena di dalamnya terkandung pencarian berkah kepada selain Allah, entah itu ditujukan kepada batu, pohon, kubur, atau tempat-tempat keramat yang lain. Itu semua termasuk syirik. (lihat transkrip Syarh Al-Qawa’id Al-Arba’ oleh Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, hal. 29)

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan beberapa catatan berharga sebagai berikut:

Pertama: Sesembahan yang ada di masa diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beraneka ragam, tidak terbatas berupa berhala. Bahkan, di antara mereka ada yang memuja nabi dan orang saleh. Sehingga pemujaan kepada orang saleh (baca: kuburnya) termasuk perbuatan syirik yang harus diperangi.

Kedua: Keumuman perintah untuk memerangi segala jenis orang musyrik (yaitu, yang beribadah kepada selain Allah), apa pun bentuk sesembahannya, entah itu malaikat, nabi, ataupun orang saleh (wali).

Ketiga: Kebatilan penafsiran para pengagung kubur yang membatasi tafsir ayat-ayat tentang syirik hanya kepada pemujaan terhadap berhala dan (menurut mereka) hal itu tidak berlaku (bukan syirik) apabila yang dipuja adalah nabi atau orang saleh. (lihat Syarh Al-Qawa’id Al-Arba’ oleh Muhammad bin Sa’ad Al-Hanin, hal. 49)

***

Penulis: Ari Wahyudi, S.Si.

Sumber: https://muslim.or.id/90840-pemujaan-kepada-makhluk.html
Copyright © 2024 muslim.or.id

Menyaksikan Detik-Detik Kehancuran Zionis-Yahudi

Secara ringkas, Barat sepakat mendukung siasat palsu Yahudi untuk mendirikan negaranya di Tanah Palestina

Oleh: Qosim Nurseha Dzulhadi

ORANG yang beriman dari kalangan nabi Musa sejak dahulu diminta oleh Allah untuk masuk ke Tanah Suci (al-Ardh al-Muqaddasah): Baitul Maqdis, Palestina (QS Surat Al-Maidah [5]:21).

يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ

“Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi.” (QS: Al-Maidah : 21)

Ini menegaskan bahwa Tanah Suci yang kita kenal dengan Palestina itu bukan milik Yahudi. Sebaliknya, ia milik kaum beriman.

Maka, dalam Al-Quran Sural a-Maidah [5]:21 sejatinya bukan dalil yang menguatkan klaim kaum Yahudi atas kepemilikan Baitul Maqdis.

Dalam ayat yang lain Allah menegaskan bahwa Dia telah mengambil sumpah setia dan ikatan teguh dari kaum nabi Musa untuk beriman kepada Nabi Muhammad ketika beliau diutus (al-mītsāq) (QS:3:81).

Ini menjadi dalil kuat bahwa Risālah kenabian akan pindah dari Yahudi ke tangan kaum Arab, asal nenek-moyang Nabi Muhammad ﷺ.

Adapun klaim Yahudi bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan (the promised land) untuk mereka adalah klaim dusta. Tidak berdasar sama sekali.

Klaim palsu mereka ini hanya digunakan sebagai alasan untuk menjajah dan merebut tanah Palestina. Dalam bahasa Roger Garaudy, ini adalah klaim bid‘ah. Karena Yahudi menjadikan teks agama sebagai landasan kepentingan politikpolitik.

Di antara klaim dusta itu adalah yang disampaikan oleh Golda Meir (1898-1978) pada 1969:

“Palestina adalah tanah tanpa tuan. Dia untuk tuan tanpa tanah” (Yahudi). Dengan dasar Kitab Kejadian (15: 18-19), mereka mengklaim bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan oleh Allah untuk mereka. (Roger Garaudy, al-Asāthīr al-Mu’assisah li al-Siyāsah al-Isrā’īliyyah, terj. Muhammad Hisyām (Kairo: Dār al-Syurūq, cet. IV, 1422 H/2002 M), 223).

Secara ringkas, Barat sepakat mendukung siasat palsu Yahudi untuk mendirikan negaranya di Tanah Palestina. Maka, kembalilah kaum Yahudi ke tanah Palestina berbondong-bondong.

Dan pada 1948 terjadilah apa yang kemudian dikenal dengan ‘Nakba’ pertama. Yaitu, pengusiran besar-besaran kaum Muslimin dari tanah air mereka. Barat diam. Negara Arab tak mampu melawan. Meskipun mereka merespon dengan perang. Negara-negara Arab dibuat ‘KO’ oleh Yahudi.

Bayangkan, tiga kali perang antara negara-negara Arab dengan  Yahudi dimenangkan oleh Yahudi. Tahun 1948, 1956 dan 1967.

Lebih menyakitkan, kekalahan negara Arab tahun 1956 lebih menyakitkan dari perang 1948. Dan kekalahan tahun 1967 lebih menyakitkan dari kekalahan tahun 1956.

Sebab kekalahannya hanya satu: negara-negara Arab saat itu sudah kehilangan ruh Islam. (Syekh Muhammad al-Ghazālī, al-Yahūd al-Mu‘tadūn wa Dawlatuhum Isrā’īl, ed. Muhammad ‘Alī Dawlah (Damaskus: Dār al-Qalam, cet. III, 1440 H/2019 M), 19).

Maka, penting dicatat bahwa rahasia kemenangan Yahudi dalam perang tiga itu adalah ‘agama’ (keyakinan). Karena hanya dengan agama ghirah kebangkitan dalam melawan kemustahilan bisa dimaksimalkan.

Inilah yang dilupakan oleh negara-negara Arab itu. Apakah saat ini ruh agama belum kembali ke tempatnya?

Hemat penulis, sudah kembali. Tapi, belum sempurna. Buktinya, al-Quds belum kembali.

Dalilnya, Baitul Maqdis masih dijajah. Yahudi merasa kembali ke tanah yang dijanjikan Ilahi. Meskipun ini klaim palsu. Tapi intinya mereka kembali.

Kembali untuk Musnah

Tentang klaim kembalinya Yahudi ke Palestina, menarik untuk menghayati pernyataan Syekh Muhammad al-Ghazālī berikut,

إنهم سيعودون فعلا، ولكن ليفنوا لا ليحيوا، ولتنتهي رسالتهم فى هذه الدنيا لا لتتجد

“Ya, memang Yahudi akan kembali ke Palestina. Tetapi, mereka kembali untuk musnah (hancur) bukan untuk hidup. Mereka kembali untuk mengakhiri peran mereka di dunia ini, bukan kembali untuk eksis kembali.”

Maka, di dalam sebuah hadits shahih Rasulullah ﷺ menyatakan bahwa akan terjadi perang hebat antara umat Islam dengan Yahudi. Dan umat Islam akan membunuh mereka.

Bahkan, meskipun mereka sembunyi di balik sebuah batu, maka batu itu akan berkata: “Hai Muslim, ini Yahudi sedang sembunyi, ayo ke sini dan bunuh dia.” (HR. al-Bukhārī dan Muslim).

Ya, sekali lagi, memamg Yahudi akan berkumpul setelah mereka bercerai-berai. Namun kembalinya mereka ke Palestina hanya untuk merealisasikan firman Allah yang berbunyi:

وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبۡعَثَنَّ عَلَيۡهِمۡ اِلٰى يَوۡمِ الۡقِيٰمَةِ مَنۡ يَّسُوۡمُهُمۡ سُوۡٓءَ الۡعَذَابِ‌ ؕ اِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيۡعُ الۡعِقَابِ ‌ ‌ۖۚ وَاِنَّهٗ لَـغَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sungguh, Dia akan mengirim orang-orang yang akan menimpakan azab yang seburuk-buruknya kepada mereka (orang Yahudi) sampai hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS: al-A’raf [7]: 167).

Namun harus segera dicatat bahwa takdir Allah yang berlaku terhadap Yahudi itu bukan oleh orang Arab karena  mereka Arab. Tetapi, mereka akan dihancurkan oleh Arab setelah mereka kembali kepada (pandangan alam) Islam, secara lahir dan batin.

Itulah mengapa panggilan ketika perang bunyinya: “Hai Muslim!” Sini, ini ada Yahudi, bunuh dia!” Syekh Muhammad al-Ghazālī, al-Yahūd al-Mu‘tadūn, 108-109).

Maka, marilah kembali kepada Islam: lahir dan batin.  Hal ini agar umat Islam memahami dengan baik siapa dirinya dan siapa musuhnya sampai akhir masa.

Sehingga mereka harus senantiasa menyusun strategi dan menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin. Karena hanya dengan melakukan persiapan dan memaksimalkan kesiapan musuh Allah dan musuh umat menjadi gentar (QS:25:60).

Dan ingat-ingatlah pesan Syekh Muhammad al-Ghazālī bahwa Yahudi memang kembali ke Palestina. Tapi, kembali untuk mati, bukan untuk hidup.

Mereka kembali untuk musnah, bukan untuk eksis. Bukankah para Mujahidin di Gaza sudah buktikan itu di hadapan mata kita?*/Medan, 6 Januari 2024

Dosen dan Guru di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah dan Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, Medan

HIDAYATULLAH

Perjalanan Pendeta Gould David Menjemput Hidayah Allah Hingga Menjadi Mualaf

Perjalanannya menuju Islam dimulai ketika Gould melakukan perjalanan ke Perth.

Melayani dan menjadi pengabdi di rumah ibadahnya terdahulu selama 45 tahun, Pendeta Australia Gould David memeluk Islam pada 2023. Ia membagikan kisah mualafnya dalam menjemput hidayah Allah.

David telah mengumumkan menjadi mualaf, mengubah namanya menjadi Abdul Rahman. Perjalanannya menuju Islam dimulai ketika Gould melakukan perjalanan ke Perth, Australia untuk menghadiri pemakaman saudara iparnya.

Dilansir di About Islam, Ahad (14/1/2024), ketika dia memesan hotel, dia melihat hotel itu berjarak 150 meter dari masjid utama Perth. Saat berjalan melewati masjid, dia merasakan panggilan untuk pergi dan mengunjunginya. Di sana, dia bertemu dengan imam yang memberinya salinan Alquran.   

“Selama bertahun-tahun, saya punya Alquran di rak buku saya, saya hampir tidak menyentuhnya. Tapi kali ini, saya kembali ke hotel dan Anda tahu saya bersujud dan bertanya kepada Tuhan; tunjukkan kebenaran mutlak, tunjukkan pada saya apakah Islam itu benar atau tidak. Saya berdoa beberapa saat sambil berlutut,” kata dia.

Gould kemudian bersujud dan berdoa lalu duduk dan membaca Alquran. Dari sana kemudian dia  menyadari secara intuitif, intelektual, emosional, dan spiritual sesungguhnya Islam adalah firman Tuhan yang sebenarnya.

Kehidupan Baru

Kembali ke Tasmania, Gould menulis surat kepada uskupnya yang mengumumkan dia telah menerima Islam dan mengucapkan syahadat. Kala itu dia menyatakan syahadat dalam surat tersebut.

“Jadi, alhamdulillah saya menghubungi Imam di Perth. Lalu, pada Jumat saya pergi ke masjid di Hobart dan mengucapkan syahadat di depan masyarakat,” ujar Gould.

Ketika cahaya hidayah Allah menyapa, Gould mengaku tidak bisa mengabaikan Alquran. Dia melihat kenyataan Tuhan itu esa. Bahwa Tuhan tidak mempunyai anak dan pesan terakhir-Nya adalah pesan yang perlu didengar oleh seluruh umat manusia.

Gould percaya Islam tidak berarti meninggalkan Yesus (Nabi Isa). Baginya, ada kenyamanan besar mengetahui seorang Muslim tidak meninggalkan kepercayaan akan Isa, namun sebagai Nabi bukan Tuhan.

Islam adalah agama dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Jumlah umat Islam diperkirakan akan tumbuh lebih dari dua kali lipat populasi dunia secara keseluruhan antara 2015 dan 2060, menurut penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center. Pada Februari 2023, seorang Pastor Hilarion Heagy terkemuka yang tinggal di Kalifornia, Amerika Serikat juga memeluk Islam.

KHAZANAH REPUBLIKA

Ini Lima Tips Untuk Anda Memilih Asuransi Syariah

Pilih asuransi murni atau tradisional.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi kesehatan kini semakin tinggi. Hal ini telah dibuktikan melalui riset Inventure Indonesia bersama Alvara Research Center.

Berdasarkan riset tersebut, sebanyak 78,7 persen dari responden setuju bahwa semenjak adanya pandemi, seseorang kembali menjadikan keselamatan jiwa dan kesehatan sebagai prioritas.

Salah satu produk asuransi yang banyak diminati adalah asuransi kesehatan syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan pengertian bahwa asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong antara para pemegang polis.

Dilansir dari laman Prudential, dalam memilih pengelola asuransi tentu Anda harus cermat dan berhati-hati. Berikut ini tips mudah dalam memilih asuransi kesehatan syariah yang bisa Anda lakukan.

1. Pilih asuransi yang mencakup seluruh anggota keluarga

Tak hanya proteksi kesehatan diri sendiri yang harus diperhatikan, namun juga anggota keluarga Anda lainnya. Pastikan seluruh anggota keluarga Anda terlindungi oleh asuransi kesehatan. Dengan begitu, Anda dan keluarga tak perlu khawatir jika sewaktu-waktu menghadapi risiko penyakit atau bahkan kematian.

2. Perhatikan produk cash plan

Produk cash plan merupakan salah satu pilihan menarik bagi Anda peserta asuransi. Produk ini menawarkan sejumlah keunggulan, salah satunya untuk pekerja yang ingin mendapatkan nilai tambah dari cakupan manfaat asuransi kesehatan.

3. Teliti kembali mengenai syarat rawat inap

Sebelum membeli asuransi, Anda harus memastikan jika pengelola akan menanggung biaya rawat inap Anda di rumah sakit. Hal ini karena banyak polis asuransi tidak memberikan pertanggungan untuk biaya rawat inap. Jadi, berhati-hatilah sebelum memilih produk asuransi!

Ketahui dengan jelas apa saja cakupan manfaat dari produk asuransi yang Anda miliki, termasuk apa saja persyaratannya. Jangan sampai klaim asuransi Anda ditolak karena tidak sesuai dengan perjanjian polis asuransi.

4. Pilih asuransi murni

Asuransi murni merupakan asuransi yang banyak dicari karena harganya yang relatif terjangkau. Anda tak perlu lagi membayar kontribusi per bulannya ditambah dengan biaya investasi (tabungan). Asuransi ini cocok untuk Anda yang hanya menginginkan fasilitas berupa dana kesehatan saja.

5. Cari dan belilah asuransi ketika masih sehat

Kebanyakan orang baru menyadari pentingnya asuransi kesehatan saat telah jatuh sakit. Biaya pengobatan yang mahal dan datang tak terduga pastinya akan mengganggu kondisi finansial Anda. Apalagi jika pengobatan membutuhkan waktu yang lama.

Oleh karena itu, Anda sebaiknya membeli asuransi dimulai sejak masih memiliki badan yang sehat. Dengan begitu, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya pengobatan jika sewaktu-waktu jatuh sakit.

SHARIA REPUBLIKA

Viral Keluarga Suami Kecewa Jenis Kelamin Anak, Gimana Menurut Islam?

Seorang warganet mengeluhkan keluarga suami yang kecewa mendapat anak perempuan.

Pengguna media sosial di X (sebelumnya bernama Twitter) ramai membicarakan curhat kiriman seorang ibu tentang keluarga dari pihak suami yang kecewa dengan jenis kelamin anak yang baru dilahirkan. Keluarga sang suami mengharapkan anak laki-laki dan marah karena mendapatkan anak perempuan.

Sejumlah warganet tampak geram setelah melihat cicitan viral itu. Secara ilmiah, penentuan gender janin dipengaruhi oleh banyak faktor.

Di sisi lain, bagaimana hal ini dipandang dalam kacamata Islam? Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Pusat KH Abdul Muiz Ali, mengatakan, baik anak laki-laki maupun perempuan adalah amanah dari Allah SWT yang dititipkan kepada orang tua. Islam memandang bahwa anak adalah nikmat sekaligus amanah.

“Banyak orang berharap segera punya anak tapi belum punya. Tapi juga tidak sedikit berharpa anak laki-laki dan perempuan tapi tidak dikaruniai sesuai harapan. Kita selaku orang tua juga punya amanah di dunia dan di akhirat untuk menjaganya dan akan dimintai pertanggungjawaban,” kata KH Abdul kepada Republika.co.id, Selasa (16/1/2024).

Anak berhak untuk dijaga, dirawat, dan diberi perhatian. Kedua orang tua adalah pemimpin dalam rumah tangga dan setiap pemimpin akan dimintakan pertanggungjawaban kelak di akhirat.

أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin”. (HR. Al-Bukhari).

KH Abdul menjelaskan bersikap adil adalah kewajiban orang tua. Mereka tidak boleh membeda-bedakan anaknya karena faktor jenis kelamin.

اعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلادِكُمْ فِي النُّحْلِ، كَمَا تُحِبُّونَ أَنْ يَعْدِلُوا بَيْنَكُمْ فِي الْبِرِّ وَاللُّطْفِ

“Bersikaplah adil diantara anak-anak kalian dalam hibah, sebagaimana kalian menginginkan mereka berlaku adil kepada kalian dalam berbakti dan berlemah lembut.” (HR. al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra no. 12.003)

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90)

KH Abdul menekankan tidak boleh ada sikap membeda-bedakan anak dari unsur jenis kelamin. Sebab, orang tua juga tidak tahu anak mana yang akan lebih sayang kepada mereka nantinya.

Ulama Imam Al-Ghazali pernah mengatakan bahwa orang tua tidak tahu anak mana yang akan lebih sayang kepada mereka saat usia senja. Terkadang, justru anak laki-laki atau sebaliknya anak perempuan karena wajar dengan karakter penyayang dan keibuannya.

Meski demikian, KH Abdul menyebutkan, banyak pula anak laki-laki yang lebih sayang kepada orang tuanya. Karena itulah, dari awal Islam juga melarang sikap membeda-bedakan antara satu dan lainnya.

Kemudian, terkait bersikap adil di antara anak, itu artinya tidak sekadar dari segi materi. Hal tersebut juga terkait aspek psikologis, yakni memberikan perhatian sebagai bagian dari kewajiban orang tua kepada anak.

Sebagai teladan utama dalam kehidupan keluarga, Rasulullah SAW juga mempraktikkan keadilan terhadap anak dan keturunannya. Hadits berikut dapat memotivasi orang tua agar bersikap adil dalam memberi materi maupun kasih sayang kepada anak.

فَاتَّقُوا اللَّهَ، وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ

Artinya, “Bertakwalah kepada Allah. Bersikap adillah terhadap anak-anakmu.” (HR Bukhari).

REPUBLIKA

Niat Mandi Wajib Pria

Berikut ini penjelasan niat mandi wajib pria yang janabah [hadas besar]. Dalam fikih Islam, mandi wajib atau mandi besar disebut dengan al-ghusl. Secara bahasa, al-ghusl berarti mengalirkan air ke sesuatu. Dalam pengertian fikih, mandi wajib adalah mengguyurkan air ke seluruh tubuh dengan tata cara tertentu untuk menghilangkan hadas besar.

Hukum mandi wajib adalah wajib. Artinya, tanpa mandi wajib, seseorang belum dinamakan suci, jika tidak suci, maka tidak diperbolehkan melakukan beberapa ibadah, semisal menyentuh Al-Qu’an, masuk masjid, dan melaksanakan shalat.

Pada sisi lain, Syekh Salim bin Sumair Al-Hadrami di kitab Safînatun Najâ mengatakan ada dua perkara yang rukun mandi wajib, yaitu niat dan meratakan air ke seluruh tubuh.

فروض الغسل اثنان النية وتعميم البدن بالماء

Artinya: “Fardlu atau rukunnya mandi ada dua, yakni niat dan meratakan air ke seluruh tubuh.”

Niat Mandi Wajib Pria

Pada saat mandi wajib diharuskan niat terlebih dahulu agar mandi yang dilakukan tidak dianggap sebagai mandi biasa. Karena niat menjadi pembeda mandi biasa dengan mandi wajib.

Niat mandi besar mesti dilakukan berbarengan dengan saat pertama kali menyiramkan air ke anggota badan. Niat mandi wajib adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul Ghusla Liraf’il Hadatsil Akbari Fardhan Lillaahi Ta’aalaa.

“Aku niat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah SWT.”

Selanjutnya, untuk perempuan yang haid atau nifas, berikut niat mandi untuk menghilangkan haid atau nifasnya. Ini niatnya:

نَوَيْتُ اْلغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَيْضِ\ لِرَفْعِ النِّفَاسِ

Nawaitul ghusla li raf’il haidli” atau “li raf’in nifâsi

“Saya berniat mandi untuk menghilangkan haidl” atau “untuk menghilangkan nifas”

Kedua, meratakan air ke seluruh badan. Mandi wajib adalah membasuh seluruh tubuh dengan air, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jika ada bagian tubuh yang tertinggal, maka mandi wajib tersebut tidak sah.

Hal ini dikarenakan orang tersebut masih dalam keadaan berhadats besar, sehingga tidak diperbolehkan melakukan ibadah-ibadah tertentu, seperti shalat, thawaf, membaca Al-Qur’an, dan lain-lain.

Oleh karena itu, dalam melakukan mandi wajib, perlu kehati-hatian agar tidak ada bagian tubuh yang tertinggal. Beberapa bagian tubuh yang sering tertinggal adalah lipatan-lipatan badan pada orang yang gemuk, kulit di bawah kuku yang panjang, bagian belakang dan depan telinga, selangkangan, sela-sela pantat, kulit dada di bawah payudara, dan kulit kepala di bawah rambut yang tebal.

Demikian penjelasan terkait niat mandi wajib pria dalam Islam. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Libatkanlah Allah dalam Pendidikan Anak

Di antara bentuk keimanan yang kuat seorang hamba adalah ketika ia senantiasa menyandarkan segala sesuatunya kepada Allah. Ia yakin bahwa dia adalah seorang hamba yang lemah, tidak memiliki daya dan upaya, serta senantiasa membutuhkan pertolongan Allah.

Mari lihat firman Allah di dalam Al-Qur’an tentang ucapan seorang mukmin yang hakiki. Allah berfirman,

وَأُفَوِّضُ أَمْرِىٓ إِلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرٌۢ بِٱلْعِبَادِ

Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Mu’min: 44)

Bahkan, seorang mukmin diminta untuk senantiasa mengikrarkan setiap harinya, minimal 17 kali, bahwa ia akan selalu menyandarkan dirinya kepada Sang Pencipta, dengan membaca dalam setiap salatnya,

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”(QS. Al-Fatihah: 5)

Ikrar ini selalu diulang. Tujuannya adalah agar mengingatkan jati diri seorang hamba yang tak bisa lepas dari Sang Khaliq. Sebaliknya, ketika ia menjauh dan tidak menyandarkan kepada Allah dalam urusannya, maka sejatinya ia adalah seorang yang sombong. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an,

كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ
أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al-‘Alaq: 6-7)

Di antara bentuk penyandaran diri seorang hamba kepada Allah adalah dengan senantiasa berdoa. Ia bermunajat, yang merupakan bentuk melibatkan Allah dalam segala urusannya.

Maka, tak heran ketika Allah menggandengkan antara kesombongan dengan orang orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Karena, ketika seseorang itu meninggalkan bermunajat kepada Allah, secara tidak langsung dia merasa tidak butuh kepada pertolongan-Nya dan itulah inti kecongkakan.

Allah berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.’” (QS. Al-Mu’min: 60)

Dan di antara hal yang paling penting seorang hamba melibatkan Allah adalah dalam pendidikan anak. Mengapa demikian? Hal itu karena beberapa hal, di antaranya:

Pertama, hidayah di tangan Allah, sedangkan orang tua tidak memiliki hak memberikan hidayah dan taufik untuk sang buah hati.

Kedua, seorang ayah dan ibu yang sangat lemah dalam membersamai dan mengawasi sang anak.

Ketiga, zaman yang penuh dengan godaan dan kemaksiatan, yang sulit dibendung apalagi dengan semakin canggihnya teknologi di era sekarang.

Oleh karenanya, orang tua harus senantiasa melibatkan Allah dalam pendidikan buah hati mereka. Dan anda wahai Ayah bunda, jangan lelah untuk mendoakan buah hati anda. Karena doa merupakan kunci kesuksesan segala sesuatu. Begitu juga, ia kunci kesuksesan untuk menjadikan buah hati anda tumbuh menjadi anak yang saleh. Di sisi lain, doa anda sangatlah mustajab. Hal ini sebagaimana yang pernah Nabi sabdakan dalam suatu hadis yang dibawakan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ
وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Ada tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Abu Daud no. 1536, Ibnu Majah no. 3862, dan Tirmidzi no. 1905. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini hasan)

Berikut adalah macam-macam doa yang bisa dipanjatkan agar Allah memberikan keturunan yang saleh, gemar untuk berbuat kebaikan, serta dijauhkan dari keburukan:

Pertama: Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam agar mendapatkan anak yang saleh,

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ash-Shaffat: 100)

Kedua: Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salam agar mendapatkan anak yang saleh,

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاء

Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS. Ali Imron: 38)

Ketiga: Doa ‘Ibadurrahman (hamba Allah yang beriman) agar mendapatkan anak yang saleh,

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)

Keempat: Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam agar mempunyai anak yang rajin menegakan salat,

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

Kelima: Doa Nabi Muhammad untuk sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma agar ia menjadi seorang yang ‘alim,

اَللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ

Ya Allah, berilah kepahaman kepadanya dalam urusan agama dan ajarkan takwil (tafsir Al-Qur’an).

Keenam: Doa agar Allah selalu memperbaiki keadaan keturunan,

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي

Wahai Rabbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku, juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal saleh yang Engkau ridai. Dan perbaikilah keturunanku.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

Ketujuh: Doa agar anak terhindar dari ‘ain,

أُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ. اَللَّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ وَلَا تَضُرَّهُ

Aku menyerahkan perlindunganmu dengan Kalimat Allah yang sempurna dari segala gangguan setan, binatang melata/serangga, dan segala pengaruh mata jahat. Wahai Tuhanku, turunkan keberkahan-Mu pada anak ini. Jangan izinkan sesuatu membuatnya celaka.” (Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar)

Kedelapan: Doa Nabi untuk seorang pemuda yang memiliki keinginan untuk melakukan zina, maka ia pun mendoakannya dengan meletakkan tangannya kepada lelaki tersebut, agar Allah menjauhkan sang pemuda dari perbuatan nista,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبَهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ

Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.

Kesembilan: Doa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Anas agar dimudahkan memiliki banyak anak dan harta.

اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ

Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang Engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480)

Kesepuluh: Doa Nabi Ibrahim agar keturunan dijauhkan dari perbuatan syirik,

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

Jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)

Inilah di antara doa-doa yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun hadis, dan masih banyak lagi contoh doa yang bisa dipanjatkan untuk sang buah hati tercinta.

Semoga Allah Ta’ala mengkaruniakan kepada setiap orang tua anak yang saleh dan bermanfaat untuk agama dan bangsa.

———–

Dirangkum oleh Agung Argiyansyah di Pesantren gratis Klaten, Rabu, 28 Jumadilakhir 1445 H, bertepatan 10 Januari 2024. Terinspirasi dengan salah satu bab dalam kitab ‘Asyru Raka’iz fi Tarbiyatil Aulad, karya Prof. Syekh Abdur Razzaq bin Abdil Mushsin Al-‘Abbad Al-Badr.

***

Penulis: Agung Argiyansah

Sumber: https://muslim.or.id/90881-libatkanlah-allah-dalam-pendidikan-anak.html
Copyright © 2024 muslim.or.id