Sangatlah beralasan bila sebagai umat Islam, kita sepatutnya bersyukur karena dipertemukan kembali dengan Bulan Suci Ramadhan. Mengapa? Karena segala perbuatan baik yag kita lakukan, nilainya akan berlipat ganda, dan tentu saja ini kesempatan bagi kita untuk mengumpukan pahala sebanyak-banyaknya.
Hal ini seperti dinyatakan dalam salah satu satu hadits:
عَنْ سَلْمَان الفَارِسِيdمَرْفُوعاً : مَنْ تَطَوَّعَ فيِ شَهْرِ رَمَضَان بِخَصْلَةٍ مِنْ خِصَالِ الخَيْرِكَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاُه، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ
Dari Salman Al-Farisy radhiyallahu ‘anhu yg diriwayatkan secara marfu’, “Siapa yg mengerjakan amal sunnah meski kecil, sama seperti orang yg mengerjakan amal fardhu. Siapa yg mengerjakan amal fardhu, seperti mengerjakan 70 amal fardhu.”(Hadis Riwayat: Al-Baihaqi)
عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوعاً: أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فيِ رَمَضَان
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yg diriwayatkan secara marfu’, “Sedekah yg paling afdhal adalah yang diberikan di bulan Ramadhan.” (HR Tirmizy)
Kesempatan beramal kecil tapi diganjar dengan pahala yg besar, tentu saja jarang-jarang terjadi. Karena itu, Bulan Ramadhan ini ibarat bulan diskon gede-gedean?
Bagaimana mungkin kita tidak bergembira?