Ka’bah merupakan kiblat umat muslim seluruh dunia, setiap tahunya jutaan umat muslim berdatangan ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Namun siapa sangka, Ka’bah yang menjadi kiblat dan tempat suci umat muslim pernah ditutup beberapa kali, mulai dari pandemi hingga teror
Berikut deret peristiwa bersejarah hingga Ka’bah harus ditutup, sebagaimana dirangkum TRT World dan cnnindonesia.com Minggu, (26/6/22).
- Pandemi Covid-19
Pemerintah Saudi sempat menutup Ka’bah karena pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Mereka lantas menghentikan ibadah umrah dan haji menyusul kasus yang terus naik. Namun pada tahun 2022 seiring meladainya covid- 19 ibadah Umrah dan Haji kembali dibuka untuk umat muslim. - Serangan Abraha ke Ka’bah Pada 570 Masehi, Gubernur Yaman, Abraha, membangun katedral di kota Saan untuk menarik peziarah.
Saat itu,ia menyadari Ka’bah menjadi destinasi utama bagi para peziarah. Ia lantas mengerahkan pasukan militer menghancurkan Mekah dan menggiring jemaah untuk langsung menuju katedral.
Di tahun yang sama, Abraha juga meluncurkan kampanye invasi ke Hijaz dengan mengerahkan tentara dan gajah. Menanggapi serangan tersebut, Ka’bah kemudian ditutup.
Banyak penduduk lantas lari ke pegunungan untuk menyelamatkan diri. Di tahun itu pula, warga tak bisa beribadah ke Mekah sebab takut akan perang.
3. Pembantaian peziarah oleh Qarmatian
Syiah Qarmatian melancarkan serangan berhari-hari di Mekah dan jalur peziarah pada 930 M. Serangan ini berimbas pada penurunan ju
mlah peziarah setiap tahun.
Ulama Islam kemudian mengeluarkan larangan ziarah ke Mekah karena masalah keamanan.
Di tahun yang sama, pemimpin Qarmatian, Abu Tahir al Jannabi, menyerbu Mekah dan membantai ribuan peziarah. Sejarah menyebutkan bahwa Qarmatian melarang ziarah selama lebih dari satu dekade.
Sebelum Syiah Qarmatian meninggalkan Mekah, mereka mencuri pintu Ka’bah atau yang dikenal Hajar Aswad atau batu hitam.
Batu hitam yang dicuri itu berada dalam kendali mereka selama 20 tahun. Pada 952 Masehi, Abbasid kemudian membayar 120 ribu dinar demi mengembalikan batu itu.
- Wabah kolera dan meningitis
Setelah abad ke-19, banyak wabah seperti kolera dan meningitis menyebar di Hijaz, semenanjung Arab. Wabah itu menyebabkan sekitar 8.000 orang meninggal.
Imbas penyakit yang menyebar ini, pihak berwenang tak mengizinkan peziarah ke Mekah mulai dari 1837 hingga 1892. Dokter dari Mesir juga mendirikan tempat untuk karantina di jalan menuju Mekah guna melindungi warga. - Perebutan Ka’bah
Pada 20 November 1979, Juhayman al Otaybi menyerbu Ka’bah sebelum matahari terbit. Dia menyatakan beberapa tuntutan politik termasuk pembubaran rezim Saudi. Ia juga menuntut mengakhiri hubungan kerajaan dengan Amerika Serikat, penghentian penjualan minyak ke negara-negara Barat, dan penutupan pangkalan militer asing. Komite Cendekiawan Tinggi kerajaan lalu mengeluarkan fatwa meminta Saudi melancarkan intervensi bersenjata dan menyingkirkan semua pemberontak. Penyerbuan berlangsung sekitar 15 hari dan berakhir usai Saudi mendapat bantuan pasukan khusus dari Prancis. Selama penyerbuan, Ka’bah ditutup dua pekan. Imbas serbuan itu, 127 tentara Saudi, 117 pendukung Juhayman, dan 26 warga sipil tewas. Juhayman dan 62 pengikutnya kemudian dijatuhi hukuman mati.