Ketika salat Jumat, kita perhatikan beberapa jamaah salat Jumat tidak berusaha menghadapkan wajahnya ke arah khatib Jumat. Ada yang nenunduk ke bawah, ada yang melihat ke berbagai arah, bahkan ada yang bermain gadget sampai dengan tertidur.
Perlu diketahui bahwa salah satu sunah ketika mendengarkan khutbah Jumat adalah menghadapkan wajah ke arah khatib Jumat dan tidak mengapa mengubah arah duduk agar memudahkan dan nyaman mengarahkan wajah ke arah khatib. Sebagian ulama menjelaskan bahwa menghadapkan wajah ke arah khatib Jumat termasuk sunah yang banyak ditinggalkan. Berikut sedikit pembahasannya.
Terdapat beberapa hadis dan atsar sahabat serta penjelasan ulama terkait hal ini.
Sebagian sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,
كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا صعد المنبر ، أقبلنا بوجوهنا إليه.
“Dahulu ketika Nabi Shallallahu’alaihi wasallam naik mimbar, kami menghadapkan wajah kami ke arah beliau” (HR. At Tirmidzi no. 509, Lihat Penjelasannya di Al-Silsilah Ash-Shahihah no. 2080).
Syaikh Al-Albani Rahimahullah menjelaskan bahwa sunnah ini banyak ditinggalkan terutama di zaman ini, beliau berkata,
استقبال الخطيب من السنة المتروكة
“Menghadapkan arah khatib merupakan sunnah yang ditinggalkan” (Al-Silsilah Ash-Shahihah: 5/110).
Syaikh Abdurrahman al-Mubarakfuri menjelaskan hadis di atas, beliau menukil perkataan Ibnul Malik,
قال ابن الملك : أي توجهناه ، فالسنة أن يتوجه القوم الخطيب
“Yaitu, kami para sahabat mengarahkan wajah kami. Termasuk sunnah para jamaah menghadapkan wajah ke arah khatib” (Tuhfatul al-Ahwadzi, 3/23)
Di riwayat mengenai Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘anhu,
أنه كان يفرغ من سبحته يوم الجمعة قبل خروج الإمام ، فإذا خرج لم يقعد الإمام حتى يستقبله
“Bahwasanya Ibnu Umar fokus bertasbih pada hari Jumat sampai Imam keluar, apabila imam sudab keluar dan duduk, ia menghadap ke arah imam” (HR. Bukhari dalam Kitab Jumuah, 1/221)
Lalu Imam Bukhari membuat judul bab,
باب يستقبل الإمام القوم ، واستقبال الناس الإمام إذا خطب، واستقبل ابن عمر وأنس رضي الله عنهم الإمام
“Bab imam menghadap ke arah jamaah, dan jamaah menghadap imam ketika sedang berkhutbah, Ibnu Umar serta Anas Radhiallahu’anhu menghadapkan wajah ke arah imam.”
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa dengan menghadap ke arah imam akan membuat lebih fokus mendengarkan khutbah dan ini adalah bentuk adab yang baik, beliau menjelaskan,
ومن حكمة استقبالهم للإمام التهيؤ لسماع كلامه ، وسلوك الأدب معه في استماع كلامه ، فإذا استقبله بوجهه وأقبل عليه بجسده وبقلبه وحضور ذهنه ؛ كان أدعى لتفهيم موعظته موعظته
“Di antara hikmah menghadapkan wajah ke arah imam adalah fokus bersiap-siap mendengarkan ucapab imam dan menunjukkan adab mendengar ucapan. Apabila ia menghadapkan wajah ke arah imam maka jasad dan hatinya akan fokus juga dan menghadirkan benak. Hal ini lebih membuat fokus untuk memahami nasehat.” (Fathul Bari, 2/402)
Semoga kita selalu bisa menerapkan sunnah ini. Aamiin
@ Lombok, Pulau Seribu Masjid
Penyusun: Raehanul Bahraen
Sumber: https://muslim.or.id/68744-sunnah-menghadapkan-wajah-ke-arah-khatib-shalat-jumat.html