Surat Nabi dan ‘Robeknya’ Kekuasaan Raja Kisra

Surat Nabi dan ‘Robeknya’ Kekuasaan Raja Kisra

Ajakan Nabi Muhammad kepada penguasa Persia, Raja Kisra ditolak. Surat Nabi dirobek hingga kerajaan itu hancur dan robek sesuai doa dan prediksi Nabi

DALAM mengembangkandakwah Islam,Rasulullah Muhammad ﷺ menggunakan media surat-menyurat.Banyak raja-raja dan penguasa kala itu mendapat surat yang berisiajakan mengenal Islam,mengajak beriman kepada Allah dan utusan-Nya, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah yang tiada sekutu baginya dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Di antara penguasa yang mendapat surat adalah Kaisar Heraklius, penguasa Romawi dan Raja Kisra. Kisra adalah sebutan untuk beberapa raja Persia (kini Iran) dari Dinasti Sasaniyah.

Di antara Raja Kisra yang paling terkenal adalah Kisra II atau Abarwiz, yang berakhir tragis setelah dibunuh oleh putranya sendiri dalam aksi kudeta. Seluruh anggota keluarganya yang laki-laki juga dibunuh, kecuali putranya sendiri, Ardashir.

Surat yang dikirimkan Rasulullah ﷺ Raja Kisra isinya serupa dengan surat-surat yang beliau kirimkan kepada para Raja dan Kaisar di berbagai belahan dunia (Al-Uqaili, 2011:424).  Inilah rangkuman surat yang diambil dari Buku Dakwah bin Qalam Nabi Muhammad karangan Dr H. Mustafirin, penerbit NEM).

***

Surat yang dikirimkan kepada Kisra Abrawaiz, dibawa oleh sahabat Rasulullah ﷺ. Abdullah bin Huzafah as-Sahmi. (Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad II. (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 394).   

Abdullah bin Huzafah as-Sahmi merupakan utusan Nabi Muhammad ﷺ kepada Kaisar Persia untuk menyampaikan surat dari Baginda Nabi Muhammad ﷺ yang mengajak memeluk agama Islam.

Ia juga dikenal sebagai salah satu tawanan perang dari Heraklius dari Kekaisaran Romawi Timur. Atas keimanannya yang kuat terhadap Islam dan dapat melewati setiap godaan yang diberikan oleh Kaisar Heraclius, seluruh tawanan perang muslim dibebaskan tanpa syarat.

Berikut bunyi surat tersebut sebagai berikut:

بسم من محمد رسول الله إلى كشري عاليم فارس سلام على من اتبع الهدى وأمن بالله ورسوله وشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأن محمدا عبده ورسوله، وأدعوك بدعاية الله عز وجل فإنى أنا رسول الله إلى الناس كافة لأنذر من كان حيا ويحق القول على الكافرين، أسلم تسلم، فإن توليث فإنما عليك إثم المجوس ها

الله الرحمن الرد

“Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,

Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra Raja Persia,

Keselamatan bagi yang mengikıuti petunjuk, yang beriman,

kepada Alah dan Rasul-Nya, dan bersaksi bawa tidak ada Tuhan selain Allah,

Dan aku adalah utusan Allah kepada umat seluruh manusia, untuk memberi peringatan bagi siapa yang hidup dan supaya pastilah azab terhadap orang-orang kafir,

Masuklah  Islam maka kau akan selamat, dan jika kau mengabaikannya naka atasmu dosa orang-orang Majusi.”

Robeknya Kekuasaan Kisra

Setelah menerima surat, Kisra Abrawaiz membaca surat dari Baginda Nabi ﷺ, lalu merobek sambil berkata: “la menulis surat ini kepadaku, padahal ia adalah hambaku?  Kabar itu pun sampai pada Rasulullah ﷺ. Beliau lalu bersabda: “Allah akan merobek kerajaannya.” (Asy-Syafii, 1993:397).

Adapun Kisra Badzan, penguasa Yaman, mengutus Babawaih. Dan Babawaih berkata pada Rasulullah ﷺ. “Raja Diraja Kisra telah menulis surat kepada Raja Badzan dan memerintahkannya agar mengirim utusan kepadamu akan hadir (padanya) bersamamu. la mengutusku kepadamu agar kamu mau berangkat bersamaku.” Lalu Rasulullah  ﷺ memberitahukan bahwa Allah Swt akan memberikan kekuasaan Kisra pada anaknya, Syiruwaih, dan membunuhnya.” (Ath-Tabari, 1991:90-91).

Dan semua yang dikatakan Rasulullah ﷺ benar-benar menjadi kenyataan. Akhirnya yang menguasai singgasana Kisra adalah anaknya, Qubadz, yang dijuluki dengan nama Syiruwaih.

Raja Kisra dibunuh dengan hina dina pada tahun 628 M. Setelah kematiannya, kerajaan Kisra terpecah-pecah dan menjadi permainan di tangan anak-anak keluarga Istana.

Syiruwaih hanya hidup enam bulan saja dalam kurun empat tahun, singgasananya digantikan oleh sepuluh raja. Tampak pemerintahan tercabut hingga orang-orang berkumpul dan menunjuk Yazzdajir sebagai raja terakhi Bani Sasan.

Dialah orang yang menghadapi penyerangan tentara Islam yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan Sasaniyah yang berjaya lebih dari empat abad lamanya sebelum musnah secara keseluruhan. (Abul Hasan Ali Al-Hasan An-Nadwi, Shirah Nabawiyyah, Sejarah Lengkap Nabi Muhammad, Darul Manas, 2011).

Setelah itu tidak pernah ada lagi pemerintahan Sasaniyah, dan nyatalah dengan itu berita yang diungkap oleh Rasulullah ﷺ dengan Sabdanya: “Jika Kisra hancur, maka tidak ada Kisra setelahnya. (an-Naisaburi, 1992, 2236-2237).*

HIDAYATULLAH