Cerita Petugas Haji Setiap Hari Temukan Ratusan Jamaah Nyasar di Nabawi

Mayoritas jamaah yang nyasar adalah lansia dan mengalami demensia.

Laporan Jurnalis Republika Karta Raharja Ucu dari  Madinah

“Tas saya tadi simpan di depan ketika sholat Isya. Karena padat sekali, saya berdiri dan lupa ambil. Sekarang entah di mana.”

Kalimat demi kalimat diceritakan seorang jamaah asal Medan, Rus Rahman. Pria 74 tahun ini mengaku kehilangan tas di Masjid Nabawi, Kamis (24/5/2024) malam. Repotnya, Rus tidak membawa kartu identitas dan tidak tahu jalan pulang.

Beruntung beliau memakai gelang sehingga saat saya diamanahi untuk menolongnya, saya bisa mendeteksi di mana beliau menginap. Lucunya, setelah ditelusuri ketua kloter, ternyata tas Bapak Rus ada di dalam kamar hotel dan tidak dibawa ke masjid.

Bapak Rus bukan satu-satunya jamaah yang nyasar dan tidak tahu jalan pulang ke hotel. Di lain waktu, saya bertemu dengan Bapak Arfan asal Halmahera, Maluku.

Pria berusia 68 tahun ini nyasar lebih dari dua kilometer dari hotel tempatnya menginap. “Saya tara tahu hotel tempat saya menginap,” ucap dia saat bersalaman dengan saya.

Pensiunan Pegawai Negeri Sipil ini tertinggal dan terpisah dari rombongannya usai Sholat Ashar. Setelah diantar ke hotel, beliau pun bertemu dengan istrinya yang sudah menunggu di hotel.

Ee kemarin kau hilang, sekarang hilang juga,” ucap sang istri di lobi hotel.

Setiap hari ada ratusan jamaah yang nyasar di Masjid Nabawi. Biasanya mereka kesulitan kembali ke hotel karena terpisah dari rombongannya setelah sholat fardhu.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di sektor khusus Masjid Nabawi selama Selasa (21/5/2024) sore hingga Rabu (22/5/2024) Waktu Arab Saudi, mencatat ada 109 jamaah yang kesulitan kembali ke tempat penginapannya. Tujuh puluh jamaah di antaranya harus diantarkan oleh petugas, sementara sisanya dijemput jamaah satu rombongan atau ketua kloter.

Diakui Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi PPIH Arab Saudi Surnadi persoalan jamaah yang tersasar menjadi insiden paling sering ditemui petugas haji di Masjid Nabawi. Namun, semua itu bisa diselesaikan dan semua jamaah bisa pulang ke hotel.

Persoalan jamaah nyasar memang menjadi konsentrasi Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi 2024, sehingga untuk mengantisipasinya ditempatkan petugas-petugas khusus di seluruh sektor. Tugas mereka nantinya membantu dan mengantarkan jamaah pulang ke hotel.

Mayoritas jamaah yang tersasar adalah lansia di atas usia 65 tahun. Alasannya tertinggal dari jamaah, tidak membawa gelang, atau yang paling parah demensia.

Saat berbincang dengan Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH (Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji) Dokter Leksmana Arry Chandra, dia mengungkapkan tidak sedikit jamaah lansia yang mengalami demensia ketika di Tanah Suci. Baik itu lupa nama, keluarga, atau bahkan merasa masih berada di kampung halamannya.

Pemicu demensia menurut dokter yang sehari-hari bertugas di Kantor Daker

 Madinah ini, dipicu dua hal yakni faktor sosial atau psikososial, dan faktor pribadi atau psikilogis. “Selain itu juga dipicu oleh faktor biologis.”

Banyak kasus jamaah nyasar di Masjid Nabawi membuat Kepala Perlindungan Jamaah AKBP Ahmad Hanafi mengimbau agar selalu pergi dan pulang dari masjid bersama rombongan. Jangan pula lupa selalu membawa kartu identitas dan gelang.

“Jangan lupa itu,” katanya.

IHRAM