Demiz Ingatkan Pemuda Bahaya Radikalisme

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Himpunan Mahasiswi Persatuan Islam (Himi Persis) di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (9/9).

Dalam sambutannya, Wagub menekankan bahaya radikalisme yang saat ini berkembang. Wagub meminta generasi muda tidak terjerumus pada paham radikalisme.

“Saya ingin menekankan pentingnya kewaspadaan para pemuda dan pemudi terhadap ancaman paham radikalisme yang saat ini telah menjadi ancaman yang kian luas dan mengglobal, tidak terkecuali di Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Demiz ini.

Oleh sebab itu, Demiz mengatakan dibutuhkan pendekatan yang holistik  dalam hal pemberantasan terorisme dengan melibatkan seluruh komponen bangsa, terutama mahasiswa. Generasi muda harus diberikan pemahaman agar jangan sampai menyimpang pada tindakan kekerasan.

Ada dua pendekatan utama, yang dikatakannya dapat dilakukan yaitu penindakan dan pencegahan. Penindakan, erat kaitannya dengan penegakan hukum, yang umumnya berada di sisi hilir atau setelah aksi teror terjadi.

Sedangkan pencegahan merupakan pendekatan persuasif di sisi hulu yang bertujuan untuk mencegah munculnya bibit-bibit terorisme sebelum aksi teror terjadi. “Dan ini seyogianya dijalankan oleh seluruh elemen bangsa, termasuk di dalamnya para mahasiswa,” ujarnya.

Mahasiswa dan pemerintah dinilainya perlu terus bersinergi untuk memperkuat strategi pembinaan atau deradikalisasi dengan pendekatan multi dan interdisipliner, yang ditujukan untuk mentransformasi ideologi radikal menjadi tidak radikal.

Selain melalui program deradikalisasi, penanggulangan terorisme harus lebih berorientasi pada akar persoalan, yaitu bagaimana membentengi pola pikir masyarakat terutama kaum muda  dari pemahaman yang menyimpang, baik yang mengatas-namakan agama, ideologi, ekonomi, dan sebagainya.

 

REPUBLIKA

Demiz: Miras, Ibu dari Segala Kejahatan

Rencana pemerintah untuk melonggarkan aturan Miras, memperoleh tanggapan negatif dari Wakil Gubernur Jawa Barat yang saat ini menjabat sebagai Plh Gubernur Jabar, Deddy Mizwar. Deddy menilai melonggarkan miras bukan kebijakan yang menguntungkan.

“Sama sekali malah menurut saya keliru besar. Barang memabukkan, ibu dari segala kejahatan,” ujar Deddy yang akrab disapa Demiz kepada wartawan, Selasa (29/9).

Demiz menilai, seharusnya tak ada relaksasi untuk barang memabukkan. Dihukum saja, tetap ada tak menjamin akan hilang, apalagi dibuka. “Itu tadi, ibu segala maksiat, sesuatu yang segala memabukkan,” katanya.

Saat ditanya apakah Pemprov Jabar akan memprotes kebijakan tersebut, Demiz mengatakan,secara resmi belum diajukan. “Baru sekarang saja protes (secara lisan, red),” katanya.

Menurut Demiz, Miras itu merusak langsung masyarakat dan menghilangkan kesadaran serta memabukkan. Kalau perlu, seharusnya aturan diperketat jangan malah dilonggarkan. “Enggak boleh ada di outlet kecil. Kalau perlu ga ada sama sekali,” katanya.

Dikatakan Demiz, dilarang pun orang pada nyari. Apalagi tak ada larangan, akan makin gila. “Jangan coba-coba sama barang memabukkan,” kata Demiz mengingatkan.