Rajin Shalat Dhuha Tak Kunjung Kaya? Mungkin ini Salah Satu Penyebabnya!

Shalat dhuha sering kali dikatakan sebagai solat meminta rezeki.  Namun karena persepsi ini, tak sedikit yang menyudahi istikomah solat dhuha karna rejeki tak kunjung datang. Sebenarnya, jika amalan sunnah dilakukan secara rutin dapat membuat jiwa menjadi tenang, segala urusan dipermudah, dan lapang dada menerima takdir Allah baik yang buruk atau tidak. Solat dhuha dikatakan pembawa rejeki dimulai dari beberapa sabda Nabi saw.:

Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh salah seorang diantara kalian harus dikeluarkan shadaqohnya. Setiap tasbih adalah shodaqoh, setiap tahmid adalah shodaqoh, menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran juga shodaqoh. Dan semua itu bisa disetarakan ganjarannya dengan dua rakaat solat dhuha.”(HR. Muslim)

Wahai anak Adam, rukuklah untuk-Ku empat rokaat diawal siang, niscaya aku mencukupimu di akhir siang dan sore harinya.

Sedangkan kita tau bahwa sedekah dapat mendatangkan rezeki. Sebenarnya sah-sah saja apabila solat ingin meminta turunnya rezeki karena solat dhuha merupakan bentuk ikhtiar kita kepada Allah swt. Banyak yang terbukti dengan amalan solat dhuha ini, namun tak sedikit juga orang yang gagal. Penyebab orang yang rajin solat dhuha namun tidak kunjung mendatangkan rejeki karena ada beberapa sebab yang sepatutnya perlu dikoreksi dalam diri sendiri.

Pertama, niat yang keliru. Nabi saw bersabda:

Sesungguhnya amal-amal itu hanyalah itu hanyalah bergantung pada niatnya. Dan tiap-tiap orang itu bergantung apa yang diniatkannya. Maka barang siapa hijrahnya karena dunia, ia akan memperolehnya; atau karena perempuan, maka ia akan menikahinya. Maka sesungguhnya pahala hijrahnya tergantung pada tujuan hijrahnya.

Kedua, yakni hati yang kurang bersih. Nabi saw bersabda

“…Bahwa dalah diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, apabila ia rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.”

Ketiga, tidak menyempurnakan wudhu. Wudhu merupakan syarat sahnya solat, jika wudhunya tidak tepat makan solatnyapun tidak akan diterima.

Keempat, tidak khusyuk. Khusyuk merupakan salah satu sifat dalam solat yang sangat penting. Nabi saw bersabda:

Ilmu yang pertama kali diangkat dari muka bumi adalah kekhusyukan.”(HR.Tabrani)

Kelima, kurangnya usaha. Untuk memperoleh rejeki, solat tidaklah cukup untuk memancing datangnya rejeki melainkan harus diimbangi oleh usaha. Seorang tidak mungkin hanya mengandalkan doa sedangkan ia malas mencari sarana datangnya rezeki. Nabi saw saja selaku manusia yang dijamin kebutuhannya masih melakukan jual beli dan transaksi lainnya.

Keenam atau yang terakhir yakni banyak melakukan dosa. Dosa-dosa yang sering dilakukan dapat menjadi penghambat datangnya rezeki. Nabi saw bersabda:

Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.”(HR. Ahmad)

Jika menginginkan rezeki dipermudah dan sudah meminta kepada Allah melalui jalur solat dhuha namun rezeki masih saja susah didapat, maka cobalah untuk intropeksi diri, barangkali terdapat sesuatu yang belum kita lakukan atau terdapat dosa yang tidak kita sadari.

ISLAM KAFFAH

Kabar Gembira Bagi Penikmat Sholat Dhuha

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu

Sahabatku, sudahkah kalian membiasakan sholat dhuha? Bacalah berita gembira dari Rasulullah bagi penikmat dhuha.

  • “Setiap pagi, setiap persendian salah seorang diantara kalian harus (membayar) sedekah, maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, sungguh dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR Muslim).
  • Dari Abu Hurairoh, kekasihku Rasulullah telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat dhuha dan witir sebelum tidur. (Bukhari, Muslim, Abu Dawud). 
  • “Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga” (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). 
  • “Siapapun yang melaksanakan sholat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” (H.R Turmudzi). 
  • “Sholat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak onta untuk bangun karena mulai panas tempat berbaringnya”. (HR Muslim). 
  • Allah memberkahi waktu dhuha dengan surah Adh Dhuha…

Sahabatku, ayoo semangat membiasakan sholat dhuha walau hanya dua rakaat.

KHAZANAH REPUBLIKA

Haruskah Baca Surah Ad-Dhuha saat Salat Dhuha?

SALAT dhuha mempunyai keutamaan yang sangat banyak sekali. Di antaranya terdapat dalam hadits riwayat Abu Dzar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, yang artinya,

Pada setiap pagi hari wajib atas setiap ruas salah seorang di antara kalian dikeluarkan sedekahnya, maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, tahmid sedekah, tahlil sedekah, takbir sedekah, amar makruf sedekah, nahi mungkar sedekah, dan sesuatu yang mencukupi itu semua adalah dua rekaat yang dia kerjakan pada waktu dhuha. (Hr. Muslim: 720)

Setahu kami pula, tidak ada bacaan tertentu yang wajib dibaca saat salat tersebut, kecuali bacaan yang dibaca seperti salat lainnya. Wallahu alam.

[Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Ali pada Majalah Al-Furqon, edisi 12, tahun ke-7, 1430 H]

INILAH MOZAIK

Waktu Terbaik Shalat Dhuha

SHALAT dhuha memiliki banyak keutamaan. Shalat yang dihukumi sunnah ini termasuk shalat ringan yang dikerjakan pada siang hari. Yakni antara waktu setelah matahari terbit hingga menjelang dzuhur. Lalu kapan waktu terbaik untuk shalat dhuha?

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, disebutkan bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam Nabi melarang melaksanakan shalat dan mengubur jenazah pada tiga waktu berikut. Pertama ketika matahari terbit sampai tinggi, kedua ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir, dan ketia ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar tenggelam.

Berdasarkan hadits tiga larangan waktu untuk shalat di atas, maka di mana waktu dhuha (dibolehkannya shalat)? Shalat dhuha bisa dilakukan setelah matahari terbit dan matahari meninggi hingga jarak satu tombak (sekira dua meter).

Bila diukur dengan keumuman waktu zaman ini adalah sekitar limabelas menit. Jadi sebaiknya apabila hendak shalat dhuha di awal waktu, maka kita dapat melaksanakan pada lima belas menit setelah waktu terbit matahari.

Lalu kapan batas akhirnya? Batas akhirnya adalah hingga sebelum waktu terlarang kedua untuk shalat sebagaimana disebutkan hadits di atas. Atau bila diukur dengan keumuman waktu sekarang, kurang lebih lima belas menit sebelum dzhuhur tiba.

Sedangkan waktu yang utama untuk shalat dhuha adalah ketika matahari sudah mulai panas. Dalam shahih Muslim, disebutkan bahwa Zaib bin Al Arqam radliyallahu anhu melihat beberapa orang sedang shalat dhuha, dan kemudian beliau berkata, “Andai mereka tahu bahwa shalat dhuha setelah waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Shalat awwabin adalah ketika anak onta mulai kepanasan”.

Karenanya, ulama menjelaskan, yakni waktu ketika matahari mulai panas adalah waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat dhuha, meskipun dibolehkan shalat sejak terbit matahari hingga menjelang tergelincirnya matahari.

Allahu Alam. [*]

INILAH MOZAIK

Manfaat Shalat Dhuha

Ass Ustad,,,,

saya mau bertanya apa manfaat sholat dhuha & apa saja makna dari sholat dhuha tersebut???

oya satu lagi ustad,,,apakah di perbolehkan jika kita jarang untuk sholat subuh tapi untuk sholat dhuha kita sering melakukannya….(hampir tiap hari sholat dhuha )

sekian dulu pertanyaan dari saya ustad,,,

Ass…

Hamba Allah

Waalaikumussalam Wr Wb

 

 

Jawab:

Ada yang mengatakan bahwa shalat dhuha juga disebut shalat awwabin. Akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa keduanya berbeda karena shalat awwabin waktunya adalah antara maghrib dan isya.

Waktu shalat dhuha dimulai dari matahari yang mulai terangkat naik kira-kira sepenggelah dan berakhir hingga sedikit menjelang masuknya waktu zhuhur meskipun disunnahkan agar dilakukan ketika matahari agak tinggi dan panas agak terik.

Adapun diantara keutamaan atau manfaat shalat dhuha ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab setiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh orang lain agar melakukan amal kebaikan adalah sedekah, melarang orang lain agar tidak melakukan keburukan adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu maka cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”

Juga apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk tiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya,”Siapakah yang mampu melaksanakan seperti itu, wahai Rasulullah saw?” Beliau saw menjawab,”Dahak yang ada di masjid, lalu pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”

Didalam riwayat lain oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh berkata,”Nabi saw kekasihku telah memberikan tiga wasiat kepadaku, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan mengerjakan shalat witir terlebih dahulu sebelum tidur.”

Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunnah bahkan para ulama Maliki dan Syafi’i menyatakan bahwa ia adalah sunnah muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas. Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya.

Berbeda dengan shalat shubuh maka tidak ada perbedaan dikalangan ulama bahwa ia adalah wajib bagi setiap muslim untuk melaksanakannya dan berdosa jika ditinggalkan. (baca : Cara Mengganti Shalat Yang Ditinggalkan).

Dengan demikian tidak dibenarkan bagi seorang yang hanya mengerjakan shalat dhuha yang kedudukannya sunnah sementara dirinya meninggalkan shalat shubuh yang kedudukannya lebih tinggi darinya yaitu wajib.

Wallahu A’lam

-Ustadz Sigit Pranowo Lc-

 

 

sumber: EraMuslim.com