Galuh dilahirkan dari keluarga Hindu. Ayahnya seorang pedande di Bali, seperti kiai dalam Islam. Sayangnya, ayahnya sempat tidak mengakui keberadaan putrinya itu. Bahkan ayahnya sempat bilang Galuh kena kutukan dewa.
Itu karena keadaan Galuh. Matanya mengalami low vision, akibatnya pandangannya jadi kabur. Itu terjadi sejak anak-anak. “Waktu lulus SMP dan hendak masuk SMA sudah total,” katanya. Maksudnya tidak bisa melihat lagi.
Galuh tak menyerah. Apalagi ia dikarunia otak yang cerdas, hingga ia bisa masuk dan menyelesaikan pendidikan di sekolah yang baik. Ia berhasil masuk SMA Negeri favorit di Sidoarjo Jawa Timur.
Sekarang kuliah di Universitas Negeri Malang jurusan Bimbingan Kenseling dengan IP 3,9. Sebuah prestasi yang tak semua orang mampu meraihnya, termasuk anak ‘normal’ sekalipun, apalagi tunanetra. Butuh perjuangan, tekad, keteguhan dan kesabaran. Persisnya seperti apa?
Di sisi lain, dalam perjalanannya, Galuh pernah protes kepada Tuhan atas keadaan dirinya. “Tuhan tidak ada. Kalau ada mengapa nasib saya begini,” begitu katanya menggugat.
Karena tak percaya Tuhan, Galuh kemudian berbuat seenaknya. “Semua pernah saya lakukan kecuali nge-drug dan seks bebas,” katanya.
Hingga pada satu titik ia mendapat pencerahan.
Tonton kisah perjuangan hijrah Galuh di Kisah Mualaf Gadis Tunanetra Cerdas, Pernah Dianggap Anak Terkutuk.
link video: https://www.youtube.com/watch?v=TUUU18ugPD0