Inilah Syarat Menjadi Imam Masjid

Menjadi seorang imam masjid bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa kriteria atau persyaratannya.

Menurut Sekretaris Bidang Dakwah Dewan Masjid Indonesia (DMI), Ahmad Yani, seperti yang dikutip dari Republika, merekrut imam masjid sebaiknya dilakukan dengan pendekatan pribadi. Seorang imam sebaiknya ialah orang yang memenuhi kriteria agama dan mengenal lingkungan sekitar masjid. 

Menurut Mantan Imam Masjid Istiqlal  Jakarta, Kiai Haji Mustafa Ali Yakub, Rasulullah SAW sendiri menetapkan kriteria seorang imam. Apa sajakah itu?

  1. imam bukanlah orang yang dibenci di lingkungan itu.
  2. imam juga memiliki kemampuan membaca Alquran dengan baik dan memahami rukun serta syarat sah shalat berjamaah.

Begitu juga halna menurut Ketua Bidang Kajian Majelis Ulama Indonesia, Cholil Nafis, seorang imam harus memiliki sifat wara (berhati-hati) dalam urusan agama. Menurutnya, menjadi imam tidak harus dikaitkan dengan bayaran atau upah. Sebab, sejatinya, imam bukanlah pekerjaan kepada manusia, namun pengabdian terhadap Allah SWT.

“Jangan sampai imam itu menjadi pekerjaan mencari uang dan pekerjaan untuk mencari penghidupan,” kata Cholil.

 

Dinungkil dari Republika Online

Cara Pandang Terhadap Imam Masjid Masih Konservatif

Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni menilai, belum banyak imam masjid di Indonesia yang menjadi pemantik perubahan transformasi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Menurut dia, saat ini masyarakat hanya memosisikan dan memaknai imam masjid sebagai pemimpin shalat.

Ia menjelaskan, imam yang hanya diposisikan atau dimaknai sebagai seorang pemimpin proses shalat merupakan cara pandang konservatif. “Persepsi konservatif ini juga sejalan dengan pandangan dogmatis bahwa masjid hanya dimaknai sebagai tempat shalat,” ungkapnya kepada Republika.co.id, Rabu (30/3).

Padahal, pada masa Nabi Muhammad SAW, kata dia, imam masjid tidak hanya dipandang atau diposisikan demikian. “Tapi imam, seperti Nabi dan ulama-ulama pada masa silam lakukan, juga mengambil peran-peran penting yang dapat menginspirasi umat,” tutur Imam menerangkan.

Karena hal itu, pada masa Nabi, lanjutnya, imam masjid merupakan simbol atau representasi umat untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik. “Masjid pun akhirnya menjadi tempat sentral perubahan yang transformatif,” ucapnya.

Kendati demikian, kata Imam, bila ingin mengungkap tentang peran imam-imam masjid di Indonesia sebagai variabel perubahan di masyarakat, memang perlu dilakukan penelitian mendalam. Walau demikian, ia berpendapat, peran imam masjid sebagai pembawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan masyarakat belum tampak secara gamblang.

 

sumber: Republika Online