Al-Aqsa Diserang, Jokowi Jangan Diam

Satu per satu negara Muslim mengecam serangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa pekan ini. Turki, Mesir, Palestina, dan Yordania termasuk di antara negara awal yang secara tegas, mengutuk sikap semen-mena Israel di kiblat pertama Muslim itu.

Terakhir yang mengeluarkan pernyataan tegas yakni Arab Saudi. Raja Saudi Salman menghubungi langsung Presiden AS Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden Prancis Francois Hollande, dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk menyatakan rasa keprihatinannya terhadap tindakan Al-Aqsa.

Salman juga meminta Dewan Keamanan Nasional untuk mengambil langkah tegas agar Israel tidak melanggar kesucian Al-Aqsa.  Sementara itu, Indonesia belum memberikan pernyataan tegas ihwal sikap semena-mena Israel. Wartawan Republika di Istana Kepresiden belum mendengar sikap Presiden Joko Widodo secara langsung tentang penyerangan tersebut.

Adapun pihak Kementerian Luar Negeri mengatakan, Pemerintah RI akan membahas masalah Al-Aqsa dalam rapat PBB.

Sekretaris Umum Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Heri Efendi menilai, pemerintahan RI masih sangat kurang dalam memberikan tekanan agar Israel tidak semena-mena terhadap Masjid Al-Aqsa. Padahal, tentara Zionis telah melanggar hukum kemanusiaan internasional.

Mereka dengan semena-mena memasuki Masjid Al-Aqsa, dan melakukan pengrusakan terhadap situs bersejarah ini.  Karena itu, kata Heri,  tidak ada alasan bagi Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia untuk diam.

“Tidak ada alasan bagi pemerintah untuk tinggal diam melihat pelanggaran hukum internasional ini,” ujarnya kepada Republika.co.id, Sabtu (19/9).

Menurut Heri sebagai anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), indonesia bersama dengan negara lain bisa berdiri di depan untuk melawan pelanggaran ini. Tidak hanya sekedar mengecam tapi juga melakukan langkah nyata dalam mencegah tindakan semena-mena Israel.  “Ini merupakan kultural genosida,” katanya.

 

sumber: Republika Online

Sudah Main Tangkap, Tentara Israel Curi Uang dan Perhiasan Warga Palestina

Tentara Israel mencuri uang dan perhiasan saat melakukan penggeledahan ke rumah warga Palestina. Hal itu disampaikan seorang warga Palestina yang putranya ditahan Israel saat penggeledahan Rabu (26/8) dini hari di utara Tepi Barat.
Warga itu diketahui bernama Nasim Hilmi Karaki yang juga berpangkat letnan kolonel di pasukan keamanan nasional Palestina. Ia mengatakan kepada Maan, pasukan Israel menggeruduk rumahnya sekitar pukul 01.00 setelah meledakkan pintu utama.

Personel Israel menggeledah rumah, dan dengan leluasa memasuki ruangan demi ruangan. Mereka menggunakan pendeteksi metal, maupun anjing pelacak. Pasukan Israel menghancurkan tiga pintu di dalam rumah.  “Operasi ini berakhir hingga pukul 05.00,” ujarnya.

Saat operasi berlangsung, ia diborgol dan dipaksa bersama keluarganya diam di satu ruangan. Petugas kemudian membawa anaknya yang berusia 18 tahun, Hilmi.

Karaki menambahkan, pasukan Israel mencoba mencari senjata api tetapi tidak menemukan. Setelah penggeladahan berlangsung ia baru sadar jika tentara Israel mencuri 21 ribu shekel dan perhiasan istrinya, serta uang sekitar 2.000 dinar Yordania.

 

sumber: Republika Online

Bayi Tewas Terpanggang, Palestina Tuntut Israel ke Pengadilan Internasional

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Organisasi Pembebasan Palestina meminta pemerintah Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas kematian bayi 18 bulan dalam serangan pembakaran di Tepi Barat. Organisasi ini akan mengajukan keluhan ke Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC).

Kematian bayi laki-laki pada Jumat (30/7) pagi itu dikutuk di seluruh dunia, termasuk oleh pemimpin Israel.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, ia telah memerintahkan Menteri Luar Negeri mengajukan keluhan di Pengadilan Kejahatan Internasional di Den Haag.

“Kami ingin keadilan sejati, tapi aku ragu Israel akan memberikan itu,” katanya dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (1/8).

Pemerintah Hamas di Gaza juga telah mengutuk insiden tersebut. Mereka menyerukan hari kemarahan dalam menanggapi serangan zionis tanpa henti di Yerusalem dan pembunuhan balita Ali di Nablus.

Departemen Luar Negeri AS mengutuk serangan teroris keji itu dan mendesak Israel menangkap pelaku. AS juga menyerukan agar kedua belah pihak menghindari eskalasi ketegangan.