Banjir Besar Di Jeddah Dan Tanda-Tanda Kiamat

Bencana berupa banjir besar di Jeddah beberapa waktu yang lalu telah menimbulkan kehebohan. Peristiwa yang terjadi persis pada saat jamaah haji sedang bersiap-siap untuk wukuf di Arafah tentunya tidak terlepas dari fenomena global climate change(perubahan iklim dunia) khususnya global warming (pemanasan global). Global warming telah menimbulkan berbagai anomali iklim di berbagai sudut dunia. Di satu sisi negeri-negeri yang biasanya dibasahi hujan mengalami kekeringan yang luar biasa. Sementara itu negeri-negeri yang biasanya diterpa panas disertai kelembaban udara rendah justru diguyur hujan hingga kadangkala mengakibatkan banjir. Untuk kasus Jeddah maka fenomena kedualah yang terjadi. Namun bolehkah kita merasa puas hanya dengan penjelasan ilmiah para pakar klimatologi dan laporan resmi institusi seperti BMKG?

Seorang muslim yang rajin membaca dan beriman kepada Kitabullah Al-Quran Al-Karim dan hadits-hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tidak akan begitu saja menerima penjelasan para pakar. Mereka selalu berusaha merujuk dan mencari jawaban dari dua sumber utama kehidupannya, Kitabullah was-Sunnah.

Penulis sendiri berpendapat setidaknya ada tiga dalil yang perlu menjadi perhatian kita. Satu dalil bersifat umum dan berlaku sepanjang masa. Dua sisanya terkait dengan fenomena dan tanda-tanda semakin dekatnya Hari Kiamat.

Pertama, secara garis besar Allah telah mengingatkan bahwa keimanan dan ketaqwaan penduduk suatu daerah akan memastikan datangnya keberkahan Allah baik dari langit (atas) maupun dari bumi (bawah).

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا

عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS Al-A’raaf ayat 96)

Namun sebaliknya, Allah juga peringatkan, bila sikap dominan suatu kaum justeru mendustakan ayat-ayat Allah, maka Allah tidak segan-segan mendatangkan siksa dan derita bagi kaum tersebut. Ini merupakan suatu sunnatullah yang pasti dan jelas. Sehingga di dalam ayat yang sama itu pula Allah langsung menegaskan melalui firmanNya:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا

عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raaf ayat 96)

Kita tentunya tidak ingin dan tidak berhak untuk menghakimi bahwa segenap penduduk kota tua Jeddah itu telah ramai-ramai menjadi pendusta ayat-ayat Allah. Namun boleh jadi sikap korup, gemar bermaksiat dan lalai sebagian warganya telah menjadi faktor pengundang bencana. Apalagi jika sebagian warga dimaksud adalah justru fihak yang berwenang alias para pejabat pemkot-nya. Maka sudah sepatutnya peringatan Allah pada ayat-ayat berikutnya menjadi perhatian utama semua fihak.

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ

أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ أَهْلِهَا أَنْ لَوْ نَشَاءُ

أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ

”Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?” (QS Al-A’raaf ayat 97-100)

 

Kedua, perlu diketahui bahwa jika kecenderungan perubahan iklim global berlanjut terus seperti yang terjadi dewasa ini, maka tidak mustahil anomali iklim seperti yang terjadi kemarin di Jeddah akan berulang kembali pada tahun-tahun yang akan datang. Akan semakin sering turun hujan dengan guyuran yang tidak seperti biasanya di bumi Arab. Bila ini benar, maka masyarakat di tanah Arab harus semakin mengantisipasi kemungkinan banjir tahunan. Dan wilayah yang sering diguyur hujan tentunya akan menjadi wilayah yang potensial menjadi subur dan tidak lagi dihiasi padang pasir seperti jazirah Arab dewasa ini. Tidak mustahil dalam jangka panjang justeru tanah Arab akan dihiasi oleh padang rumput bahkan aliran sungai.

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallamtelah memprediksi bahwa di antara tanda-tanda semakin dekatnya hari Kiamat ialah bilamana tanah Arab kembali dihiasi oleh padang rumput dan aliran sungai-sungai. Ungkapan ”kembali” mengisyaratkan bahwa memang pada asalnya tanah Arab itu wilayah yang subur tidak tandus seperti yang kita saksikan dewasa ini. Subhanallah

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجًا وَأَنْهَارًا

”Tidak akan datang hari Kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi rerumputan dan sungai-sungai.” (HR Ahmad)

Saudaraku, berarti memang benarlah kita dewasa ini telah berada di Akhir Zaman. Tanda-demi tanda Akhir Zaman bermunculan di sekitar kita. The clock is ticking forward…! Jarum jam berputar terus kian hari kian mengingatkan kita akan dekatnya hari Kiamat. Demikianlah Allah senantiasa ingatkan kita melalui firmanNya seperti:

وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا

”Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS Al-Ahzab ayat 63)

Ketiga, beberapa pihak juga mensinyalir bahwa bencana banjir besar Jeddah merupakan teguran Allah swt terhadap pemerintah Arab Saudi yang dekat dan akrab-mesra dengan Barat—terutama Amerika. Padahal Amerika dewasa ini menjadi Fir’aun Modern yang nyaris mengumumkan dirinya tuhan penguasa dunia yang maha kuasa dan maha perkasa. Negeri muslim Kerajaan Arab Saudi di mana terdapat dua kota suci utama (Mekkah dan Madinah) raja dan para pangerannya takluk kepada kemauan fihak Barat. Sehingga tidak mengherankan saat terjadinya penzaliman Yahudi Zionis Israel kepada saudara-saudara kita di Gaza-Palestina awal tahun 2009 kemarin, negara kerajaan Arab Saudi tidak menunjukkan keberfihakannya kepada Palestina. Malah sebaliknya mereka bersama Mesir dan Jordan bermain mata alias berkolaborasi dengan musuh ummat Islam, yaitu Israel.

Arab Saudi merupakan wilayah terbesar dari jazirah (semenanjung) Arabia. Kerajaan ini memiliki bendera yang tertera padanya kalimat Laa ilaha illAllah Muhammadur Rasulullah lengkap dengan pedangnya. Namun semua orang tahu betapa banyaknya kezaliman yang berlangsung di dalamnya.

Berapa banyak TKW Indonesia yang dilaporkan mengalami penganiayaan oleh para majikan Arabnya. Kerajaan ini mewajibkan jamaah haji seluruh dunia untuk divaksinasi Meningitis terlebih dahulu, padahal serumnya mengandung enzim dari hewan babi yang najis. Arab Saudi membungkam para ulamanya yang menghidupkan kesadaran dan semangat berjihad fi sabilillah. Bahkan mencekal para ulamanya yang menunjukkan permusuhan kepada Amerika dan Israel. Belum lagi para raja dan pengerannya mempertontonkan hedonisme gaya hidup mewah cinta dunia yang sungguh mencerminkan ketidakpedulian dan empati terhadap sebagian besar ummat Islam di berbagai negeri lainnya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam kaitan dengan ini Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah memprediksi bahwa kedatangan Imam Mahdi di Akhir Zaman akan ditandai dengan berlangsungnya perang demi perang antara pasukan Islam yang dipimpinnya dengan pasukan kafir dan munafiqun yang dipimpin oleh para Mulkan Jabriyyan (para penguasa diktator yang memaksakan kehendak sambil mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya). Dan jika kita merujuk kepada hadits mengenai periodisasi perjalanan sejarah Ummat Islam di akhir zaman, maka kita dapati bahwa dewasa ini kita sudah berada di babak keempat dari perjalanan tersebut. Babak keempat merupakan babak kepemimpinan para Mulkan Jabriyyan di seantero dunia, baik itu di negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslim, apalagi di negeri-negeri berpenduduk mayoritas kafir. Ini merupakan era penuh kezaliman dan kesewenang-wenangan, era paling kelam dalam sejarah Islam.

Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memberikan kabar gembira dengan bakal datangnya Imam Mahdi. Pemimpin ummat Islam di akhir zaman ini akan memindahkan kita dari kondisi dunia penuh kezaliman dan kesewenang-wenangan menuju keadilan dan kejujuran. Artinya beliau akan mengantarkan kita semua kepada peralihan dari babak keempat menuju babak kelima, yaitu tegaknya kembali Khilafatun ’ala Minhaj An-Nubuwwah (Kekhalifahan Berdasarkan Manhaj / Metode Kenabian). Bahkan tidak sedikit ulama yang berpandangan bahwa Al-Mahdi bakal menjadi Khalifah Rasyidahummat Islam di akhir zaman setelah beliau dengan pasukannya diizinkan Allah menaklukkan peradaban modern kuffar Sistem Dajjal.

الْمَهْدِيُّ مِنِّي أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى الْأَنْفِ يَمْلَأُ الْأَرْضَ

قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ

“Al-Mahdi dariku (keturunanku). Lebar dahinya dan mancung hidungnya. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana bumi sebelumnya dipenuhi dengan penganiayaan dan kezaliman. Ia akan memimpin selama tujuh tahun.” (HR Abu Dawud)

Yang menarik ialah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam juga memprediksi bahwa peralihan kondisi dunia dengan hadirnya Al-Mahdi akan diwarnai dengan huru-hara yang menghebohkan. Karena peralihan tersebut tidak berlangsung mulus dan lancar, melainkan diwarnai dengan pertumpahan darah dan pertikaian. Perang demi perang akan dilancarkan oleh fihak pasukan Imam Mahdi. Sekurangnya ada empat perang yang bakal beliau pimpin dan menangkan. Namun yang paling membangkitkan bulu roma kita ialah berita dari Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bahwa perang paling pertama merupakan perang pembebasan jazirah Arab. Sedangkan Kerajaan Arab Saudi merupakan wilayah terbesar dari jazirah (semenanjung) Arabia.

تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ

ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ

“Kalian akan perangi jazirah Arab sehingga Allah memenangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Persia sehingga Allah memenangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Ruum sehingga Allah memenangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi Dajjal sehingga Allah memenangkan kalian atasnya.” (HR Ahmad)

Sungguh saudaraku, persiapan setiap muslim bersama keluarganya untk menghadapi keadaan penuh huru-hara tersebut sudah selayaknya kita prioritaskan. Memang, jadwal perisis episode demi episode semua kehebohan tersebut hanya Allah yang tahu, tapi apa salahnya kita bersiap-siaga sedini mungkin? Jangan sampai kita termasuk mereka yang terus-menerus tidak peduli dengan peristiwa yang berlangsung di sekitar kita padahal ia termasuk bagian dari tanda-tanda semakin senjanya usia dunia fana ini. Boleh jadi kiamat sudah dekat, saudaraku.

فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً

فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا فَأَنَّى لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ

”Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat sudah datang?” (QS Muhammad ayat 18)

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam pasukan Imam Mahdi yang akan memperoleh salah satu dari dua kebaikan: ’Isy Kariman (hidup mulia di bawah naungan Syariat Allah) atau mati syahid. Amin ya Rabb.

 

ERA MUSLIM

Lima Fakta di Balik Mencekamnya Gempa

Beberapa hari lalu, Selasa (23/1/2018), Jakarta dan sekitarnya diguncang gempa. Orang-orang berhamburan ketakutan menyelamatkan diri. Namun ada

1. Media sosial memperbincangkan hal yang sama

Mereka berhenti melakukan ujaran kebencian, twitwar atau menyebarkan hoaks. Mereka saling menanyakan kondisi satu sama lain baik lewat tulisan, gambar maupun video.

2. Orang-orang yang berada di dalam bangunan berhamburan keluar

Mereka berkumpul di titik kumpul. Membuat yang tadinya jarang bertegur sapa menjadi saling tegur sapa. Yang tadinya marahan menjadi baikan.

3. “Simulasi” Hari Kiamat

Orang-orang berhamburan ketakutan. Berlari lintang pukang. Menuruni tangga dari sekian lantai. Tidak sedikit membawa apa yang seharusnya dibawa. Ponsel, barang berharga bahkan ada yang tidak mengenakan alas kaki.

Ini mengingatkan kita akan guncangan besar di Hari Kiamat, yang mana seorang ibu yang sedang menyusui bayinya lalai akan bayinya.

Dalam Surah Al-Waqiah yaitu surat khusus tentang hari kiamat. Surat ayat 4-6 ini berarti:

إِذَا رُجَّتِ الأرْضُ رَجًّا (٤) وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا (٥) فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا (٦)

“Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya” (4)

“Dan gunung-gunung dihancurkan seluluh-luluhnya” (5)

“Maka jadilah ia debu yang beterbangan” (6)

4. Mengakui Kemahakuasaan Allah

Kemahakuasaan Allah memang tidak diragukan lagi. Bukti-buktinya banyak di dunia ini. Satu di antaranya kemunculan gempa. Ini menjadi pelajaran bagi yang tidak mempercayai keberadaan Allah maupun meragukan kemahakuasaan Allah. Kalau sudah seperti ini, kita bisa berkaca bahwa kita tak layak untuk sombong. Tidak ada daya dan upaya selain pertolongan dari Allah SWT.

5. Merenung tentang dosa

Mengapa Allah memberikan cobaan bernama gempa? Dosa apa yang telah diperbuat oleh kita, oleh bangsa kita? Apakah kita melegalkan sesuatu yang tidak disukai atau melanggar perintah Allah SWT? Muhasabah adalah jalan terbaik.

Wallahua’lam.

 

 

[Paramuda/BersamaDakwah]

Awas! Tanda Akan Kiamat Banyak Orang Gemuk

DIRIWAYATKAN dari Imran Ibn Husain RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Umatku yang terbaik adalah (umat) pada masaku, lalu (umat) setelah mereka, lalu (umat) setelahnya.

Setelah itu, akan muncul satu kaum yang bersaksi namun tidak bisa dipercaya, berkhianat dan tidak bisa memegang amanah, bernazar namun tidak melaksanakannya, serta terlihat gemuk.”

Kegemukan yang melanda sekarang ini mungkin disebabkan banyak orang yang serakah, kekayaan yang melimpah, terlalu banyak menikmati makanan dan minuman yang mudah tersedia, manisan, kudapan.

Kemudian banyaknya makanan praktis dan serba instan, sehingga tidak perlu repotrepot untuk memasak. Kecanggihan tekhnologi pun menjadikan banyak orang yang malas untuk bergerak dan olahraga. Seperti menggunakan mobil maupun motor yang semakin memudahkan untuk bepergian kemana-mana.

Menurut survei, seperenam penduduk di dunia banyak yang mengalami kelebihan berat badan atau yang lebih dikenal dengan obesitas. Mangkanya sekarang ini telah banyak dibuka solusisolusi alternatif untuk menurunkan berat badan, obat diet, operasi penyedotan lemak dan sebagainya mudah untuk ditemui di berbagai kota. []

Sumber: Kiamat Sudah Dekat/Dr. Muhammad al-Areifi/ Qisthi Press /Maret 2011/Jakarta.

INILAH MOZAIK

Rasulullah Pun tak Tahu Kapan Kiamat Datang?

SEPERTI kita tahu bersama beberapa waktu silam, muncul isu kiamat datang tanggal 21-12-2012. Sampai-sampai di beberapa belahan bumi, ada yang sudah mempersiapkan benteng, tempat dan peralatan lainnya sebagai perlindungan.

Isu tersebut mengatakan bahwa kiamat akan terjadi tahun sekian dan sekian. Tanggal sekian, bulan sekian, tahun sekian. Ya, ini semua tentu saja merupakan kedustaan (hoax)! Sebab, sejak ratusan tahun yang silam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa beliau pun tidak mengetahui kapankah hari kiamat itu terjadi. Padahal beliau adalah Nabi dan Rasul!

Dalam hadis Jibril yang masyhur, beliau telah menjawab pertanyaan malaikat Jibril, “Kabarkan kepadaku kapankah hari kiamat itu?”. Beliau bersabda, “Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui daripada yang bertanya.” (HR. Muslim dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahuanhu)

Kaum muslimin yang dirahmati Allah. Iman kepada hari akhir adalah bagian yang sangat penting di dalam ajaran Islam. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjadikan keimanan kepada hari akhir sebagai pilar keimanan.

Masih di dalam hadis Jibril, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan tentang pokok-pokok keimanan. Beliau bersabda, “Yaitu kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan kamu mengimani takdir yang baik maupun yang buruk” (HR. Muslim dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahuanhu)

Pengingkar Hari Akhir

Di antara umat manusia, terdapat segelintir orang yang tidak meyakini adanya hari kebangkitan. Bagi mereka kehidupan hanyalah perjalanan waktu. Tidak ada kehidupan kecuali kehidupan dunia saja. Allah taala berfirman (yang artinya), “Mereka berkata: Tidaklah ada kecuali kehidupan kami di dunia. Kami mati dan hidup. Dan tidak ada yang membinasakan kami kecuali waktu” (QS. Al-Jatsiyah: 24)

Inilah keyakinan sekte Dahriyah dan kaum musyrikin arab yang sejalan dengan mereka. Mereka tidak mempercayai adanya hari kiamat. Demikian pula keyakinan sebagian kaum filsafat. Kaum Dahriyah memiliki keyakinan bahwa alam semesta ini mengalami pembaruan dan kembali sebagaimana awalnya pada setiap 36 ribu tahun. Mereka pun tidak meyakini adanya pencipta alam semesta. Oleh sebab itu, Allah membantah ucapan mereka, “Tidaklah mereka dalam hal itu berlandaskan ilmu, tiada yang mereka ucapkan kecuali semata-mata dugaan.” (QS. Al-Jatsiyah: 24) (lihat Tafsir al-Quran al-Azhim [7/268-269])

Nama-Nama Hari Akhir

Allah taala menyebutkan tentang hari akhir dengan banyak nama dan ungkapan. Berikut ini akan kami sebutkan sebagiannya. Diantaranya, Allah menyebut hari akhir dengan hari kiamat. Allah taala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang benar-benar merugi itu adalah yang membuat rugi diri dan keluarganya pada hari kiamat. Ketahuilah, itulah kerugian yang sangat nyata” (QS. Asy-Syura: 45)

Allah juga menyebut hari akhir dengan negeri akhirat. Allah taala berfirman (yang artinya), “Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, seandainya mereka mengetahui” (QS. al-Ankabut: 64)

Allah juga menyebut hari akhir dengan hari penyesalan. Allah taala berfirman (yang artinya), “Dan berikanlah peringatan kepada mereka akan hari penyesalan, ketika itu segala urusan sudah diputuskan sedangkan mereka dahulu larut dalam kelalaian dan mereka dalam keadaan tidak beriman” (QS. Maryam: 69)

Untuk lebih lengkap silahkan membaca di dalam kitab al-Yaum al-Akhir, al-Qiyamah al-Kubra karya Syaikh Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar (hal. 20-30)

Sebab Utama Keselamatan

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, hari kiamat adalah suatu hari yang sangat mengerikan. Hari yang akan memisahkan antara orang-orang yang bahagia dengan orang-orang yang celaka. Hari dimana sebagian orang jatuh ke dalam jurang neraka, dan sebagian yang lain sukses menembus pintu-pintu surga.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Allah tabaraka wa taala berkata kepada penduduk neraka yang paling ringan siksaannya: Apakah seandainya dunia dan segala isinya menjadi milikmu, apakah kamu mau menebus siksaan ini dengannya?. Dia menjawab, Iya. Maka Allah berkata, Sungguh Aku telah menghendaki darimu sesuatu yang lebih ringan dari itu pada saat kamu berada di tulang sulbi Adam; yaitu janganlah kamu berbuat syirik dan Aku tidak akan memasukkanmu ke dalam neraka. Akan tetapi ternyata kamu enggan kecuali syirik.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu)

Dahsyatnya Siksa Neraka

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat, didatangkan seorang penduduk neraka yang menjadi penduduk dunia yang paling nikmat hidupnya. Kemudian dia dicelupkan ke dalam neraka sekali celupan. Lalu dikatakan kepadanya: Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesenangan? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan sebelum ini? Maka dia menjawab, Demi Allah, belum pernah wahai Rabbi.” (HR. Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu)

Jalan Menuju Neraka

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Surga diliputi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, sedangkan neraka diliputi dengan hal-hal yang disenangi hawa nafsu” (HR. Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu). [muslimorid]

 

INILAH MOZAIK

19 Nama Kiamat yang Mengerikan

Di antara akidah dasar dari seorang muslim adalah mengimani adanya hari berbangkit, yaitu hari kiamat. Hal ini merupakan salah satu bentuk tauhid rububiyah, karena kafir Quraisy juga memiliki cacat dalam hal tauhid rububiyah, yaitu mereka mengingkari akan dantangnya hari kiamat.

Allah Taala berfirman;

“Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan.” (QS. At-Taghabun: 7).

Namun yang jadi pokok pembahasan kali ini bukanlah masalah di atas, tapi penulis ingin menyebutkan 19 nama lain dari hari berbangkit berdasarkan dalil dari Alquran.

1. As-Saah

“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (QS. Ghafir: 59)

2. Yaumul Baats (hari berbangkit)

“Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit. Maka inilah hari berbangkit itu, tetapi kamu tidak mengetahuinya.” (QS. Ar-Rum: 56).

3. Yaumud Din (hari pembalasan)

“Yang menguasai di Hari Pembalasan.” (QS. Al-Fatihah: 4).

4. Yaumul Hasrah (hari penyesalan)

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputuskan, sedang mereka dalam keadaan lalai dan tidak beriman.” (QS. Maryam: 39).

5. Ad Darul Akhirah (negeri akhirat)

“Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. Al-Ankabut: 64)

6. Yaumut Tanad (hari saling memanggil)

“Wahai kaumku, Sesungguhnya aku takut kepada kalian pada hari saling memanggil”. (QS. Ghafir: 32).

7. Darul Qarar (tempat kembali)

“Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah kesenangan sementara. Dan sesungguhya akhirat itu adalah negeri tempat kembali”. (QS. Ghafir: 39).

8. Yaumul Fashl (hari pemisahan )

“Inilah hari pemisahan yang dahulu kamu dustakan.” (QS. Ash Shaffat: 21)

9. Yaumul Jama (hari berkumpul )

“Dan memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul yang tidak ada keraguan padanya.” (QS. Asy-Syura: 7)

10. Yaumul Hisab (hari perhitungan)

“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan.” (QS. Shad: 53)

11. Yaumul Waid (hari yang dijanjikan)

“Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang dijanjikan.” (QS. Qaf: 20)

12. Yaumul Khulud (Kekal)

“Masukilah ke (dalam surga) dengan keselamatan. Itulah hari yang kekal.” (QS. Qaf: 34)

13. Yaumul Khuruj (hari dikeluarkan dari kubur)

“Pada hari ketika mereka mendengar suara dahsyat dengan sebenarnya. Itulah hari keluar (dari kubur).” (QS. Qaf: 42)

14. Al-Waqiah

“Apabila terjadi hari Kiamat.” (QS. Al-Waqiah: 1)

15. Al Haqqah (yang pasti)

“Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. Al-Haqqah: 3)

16. Ath Thammatul Kubra (bencana besar)

“Maka apabila bencana yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.” (QS. An-Naziat: 34)

17. Ash-Shakhkhah (teriakan)

“Maka apabila datang suara yang memekakkan (telinga).” (QS. Abasa: 33)

18. Al-Azifah (suatu yang dekat)

“Yang dekat (hari Kiamat) telah makin mendekat.” (QS. AN-Najm: 57)

19. Al-Qariah (ketukan keras)

“Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?” (QS. Al-Qariah: 3)

Demikianlah nama lain dari hari kiamat, sebagai tambahan ilmu pengetahuan kita tentang adanya hari berbangkit. Setiap arti dari hari kiamat memiliki makna khusus yang semoga di lain waktu dapat dibahas kembali. [muslimorid]

Referensi: Asyrathus Saah karya Syaikh Yusuf bin Abdillah Al Wabil

 

INILAH MOZAIK

Saat Kiamat, Manusia Masing-masing atau Bersama?

ALQURAN telah menyebutkan banyak nama tentang Hari Kiamat. Kali ini kita akan berhenti pada satu nama dalam Surat An-Naba, Allah berfirman, “Sungguh, hari pemisah (Hari Kiamat) adalah suatu waktu yang telah ditetapkan.” (QS.An-Naba:17)

Salah satu nama Hari Kiamat dalam Alquran adalah Yaumul Fasl (Hari Pemisah). Mengapa disebut demikian?

Karena pada hari itu akan terpisah antara mukmin dan kafir serta orang-orang baik dan durjana. Hari itu juga memisahkan orangtua dengan anaknya, suami dengan istrinya dan saudara dengan sanak kerabatnya. Semua sibuk dengan nasibnya masing-masing.

Bukankah Allah berfirman,

“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (QS.Abasa:34-37)

Di hari itu ada pos-pos yang harus dilewati setiap manusia. Ada suatu saat dimana tidak ada lagi kata keluarga, kenalan atau kerabat. Semua akan berpikir tentang dirinya masing-masing. Walaupun pada pos-pos lain mereka dapat bertemu kembali dan bisa memberi syafaat kepada saudaranya jika mendapat Izin Allah swt.

Dalam ayat yang sama Allah menyebut hari ini sebagai Miqot yaitu hari yang telah ditentukan. Waktunya tak akan pernah mundur atau maju. Namun yang akan jadi fokus kita pada kali ini adalah pada ayat selanjutnya dari Surat An-Naba.

Allah berfirman, “(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong.” (QS.An-Naba:18)

Seperti yang kita ketahui bahwa peniupan terompet sangkakala akan terjadi dua kali. Pertama sebagai pertanda habisnya waktu dan semua makhluk akan mati. Lalu tiupan kedua akan dibunyikan sebagai pertanda dimulainya kehidupan baru.

“Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah).” (QS.Az-Zumar 68)

Namun yang menjadi pertanyaan kita adalah kata Afwaaja (berbondong-bondong). Apakah manusia akan datang secara berkelompok di Hari Kiamat?

Ayat ini juga dikuatkan dengan ayat yang lain dalam Firman-Nya, “(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami Panggil setiap umat dengan pemimpinnya.” (QS.Al-Isra: 71)

Dua ayat ini menyebutkan bahwa manusia akan datang berbondong-bondong dan berkelompok. Bahkan mereka akan dikelompokkan dengan pemimpinnya masing-masing.

Tapi bukankah dalam ayat lain Allah Berfirman bahwa manusia akan datang sendiri-sendiri di Hari itu?

“Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat.” (QS.Maryam:25)

Mengapa keterangan ayat ini berbeda dengan ayat sebelumnya. Apakah keduanya kontradiksi?Tentu jawabannya Tidak ! Karena tidak ada yang kontradiksi didalamnya. Namun sekali lagi kita katakan bahwa di Hari Kiamat manusia akan melalui pos-pos. Di saat itu mereka terkadang datang berkelompok dan kadang harus datang sendiri-sendiri, seperti misalnya ketika berhenti di Pos Perhitungan Amal, mereka harus menghadap sendiri.

Jadi kedua ayat ini tidak lah kontradiktif, hanya waktunya saja yang berbeda.Semoga kita semakin banyak mengenal kedalaman makna Alquran sehingga bisa menjadi lentera hidayah bagi hidup kita. [khazanahalquran]

 

MOZAIK

Terbitnya Matahari dari Arah Barat

RASULULLAH shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kiamat tidak akan datang sebelum matahari terbit dari arah Barat. Apabila orang-orang melihat hal ini, maka semua orang yang ada di atasnya beriman. Hal ini pada saat tidak berguna lagi iman seseorang yang memang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu.”

Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Maka Tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih.” (QS. Ad-Dukhan: 10-11)

Yang dimaksud dengan dukhan dalam ayat ini ialah kabut tebal yang memenuhi antara langit dan bumi yang muncul sebelum kiamat datang yang mengambil nafas orang-orang kafir sehingga mereka hampir tercekik sedangkan bagi orang-orang mukmin seperti mengalami pilek. Kabut ini berlangsung di muka bumi selama empat puluh hari.

 

MOZAIK

Hujan Lebat Bisa Jadi Pertanda Kiamat Akan Datang

HAMPIR setiap hari hujan lebat turun di sejumlah daerah di Indonesia. Hujan tak mengenal waktu, kadang turun di malam hari, pagi, siang, dan juga sore hari. Inilah kekuasaan Allah SWT, Pencipta alam raya ini dan segala isinya.

Sebagai muslim kita patut mensyukuri atas hujan yang Allah turunkan tersebut. Karena hujan untuk kelangsungan kehidupan seluruh makhluk ciptaan-Nya termasuk manusia. Namun, demikian, hujan yang lebat bisa menjadi pertanda akhir zaman atau kiamat. Dunia akan hancur.

Al-Hafizh Abu Bakar Al-Bazzar menyebutkan dalam Musnadnya, Ishaq bercerita kepada kami, Khalid bercerita kepada kami, dari Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi hingga langit menurunkanhujan lebat (yang merata), tidak ada rumah-rumah dari tanah (rumah-rumah perkotaan) atau pun rumah-rumah dari bulu (rumah-rumah perkampungan) yang tidak terkena hujan.”

Imam Ahmad berkata, “Muammil bercerita kepada kami, Hammad bercerita kepada kami, Ali bin Zaid bercerita kepada kami, dari Khalid bin Huwairits, dari Abdullah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tanda-tanda kiamat laksana manik-manik yang dirangkai pada benang. Lalu benang itu putus sehingga (manik-manik itu) terlepas beriringan satu per satu.” Hanya Ahmad yang meriwayatkan hadis ini. []

 

Sumber: Bencana dan Peperangan Akhir Zaman SebagaimanaRasulullah SAW Kabarkan/Karya: Ibnu Katsir/Penerbit: Ummul Qura

Kiamat Terjadi setelah 10 Tanda Ini

DI ANTARA dalil-dalil yang menunjukkan tanda-tanda besar dari kiamat adalah apa yang diriwayatkan dari Hudzaifah bin Asid al Ghifari yang berkata bahwa Nabi saw datang kepada kami ketika kami sedang saling mengkaji suatu hal.

Beliau saw berkata, “Apakah yang sedang kalian bahas?” mereka menjawab, “Kami sedang mengingat tentang hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian menyaksikan sebelumnya sepuluh tanda.” Maka beliau menyebutkan, yaitu, “Keluarnya asap tebal, munculnya dajjal, binatang bumi, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya, turunnya Isa bin Maryam, Yajuj dan Majuj, tiga pembenaman bumi, di timur, di barat dan di semenanjung Arabia dan terakhir adalah keluarnya api dari Yaman yang akan menggiring manusia ke Mahsyar mereka.” (HR. Muslim)

Apa yang disebutkan didalam hadis di atas tentang 10 urutan tanda-tanda besar dari kiamat tidaklah menunjukkan urutan berdasarkan waktu terjadinya karena didalam hadis lain yang diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tanda-tanda (besar, pen) yang pertama muncul adalah matahari terbit dari arah barat, keluarnya binatang di tengah-tengah manusia pada waktu dhuha”

Dari 10 tanda-tanda besar yang disebutkan di atas, maka ada enam yang dapat dilihat orang-orang beriman sedangkan sisanya tidaklah bisa dilihat. Keenamnya itu adalah kemunculan dajjal, Isa bin Maryam, Yajuj dan Majuj, terbitnya matahari dari tempat terbenamnya dan keluarnya asap.

Sedangkan empat lainnya, yaitu pembenaman bumi di timur, pembenaman bumi di barat, pembenaman bumi di semenanjung Arabia serta keluarnya api dari dasar teluk Adn atau dari timur yang akan menggiring manusia ke Mahsyar (tempat pengumpulan) mereka.

Tiga pembenaman bumi tersebut tidaklah terjadi kecuali bumi sudah didiami oleh orang-orang yang paling jahat, sementara itu tak satu pun orang yang beriman ada diatasnya, sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa pembenaman bumi itu terjadi apabila alat-alat musik dan minuman-minuman keras merajalela.

Juga hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Masud bahwa Rasulullah saw bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi kecuali atas manusia-manusia yang paling jahat.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Serta hadis yang diriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi kecuali apabila di bumi tidak disebut-sebut lagi (nama) Allah, Allah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

Adapun pendapat yang mengatakan bahwa kemunculan Imam Mahdi beriringan dengan kemunculan Isa bin Maryam kemungkinan disandarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari jalan Muhammad bin Kholid dari Abban bin Sholeh dari al Hasan dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah ada Mahdi kecuali Isa bin Maryam.”

Namun hadis ini lemah sebagaimana disebutkan Syeikh al Banni dan salah satu alasannyasebagaimana juga dikatakan al Baihaqibahwa Muhammad bin Kholid tidaklah dikenal. (as Silsisalah adh Dhaifah juz I hal 154)

Ditambah lagi dengan adanya hadis yang menyatakan bahwa kelak Imam Mahdi akan melaksanakan salat bersama Isa bin Maryam sebagaimana yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah saw bersabda,”. Tiba-tiba Isa sudah berada di antara mereka dan dikumandangkanlah salat, maka dikatakan kepadanya, majulah kamu (menjadi imam salat) wahai Ruh Allah.” Ia menjawab, “Hendaklah yang maju itu pemimpin kamu dan hendaklah ia yang mengimami salat kamu.” (HR. Ahmad)

Al Hafiz Ibnu Hajar didalam bukunya “Fathul Bari” menyebutkan pendapat Abul Hasan al Abadi didalam “Manaqib asy Syafii” bahwa berbagai berita yang mutawatir menyatakan bahwa al Mahdi adalah dari umat ini sementara Isa melaksanakan salat di belakangnya. Dan ini adalah jawaban dari hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas, “Tidak ada Mahdi kecuali Isa”.

Imam al Qurthubi mengatakan bahwa ada kemungkinan maksud dari hadis “Tidak ada Mahdi kecuali Isa” adalah tidaklah ada Mahdi yang sempurna dan maksum kecuali Isa, dan makna ini menggabungkan berbagai hadis yang menghilangkan kontradiksi yang ada. (at Tadzkiroh hal 69)

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa kemunculan Imam Mahdi adalah pembatas antara tanda-tanda kecil dengan tanda-tanda besar dari kiamat. Maka kemunculan Imam Mahdi tidaklah bersamaan dengan Isa bin Maryam akan tetapi kemunculannya lebih dahulu daripada diturunkannya Isa bin Maryam.

Hal ditunjukkan dengan akan adanya penaklukan Konstantinopel pada masa Imam Mahdi dan setelah itu barulah muncul dajjal lalu diikuti dengan kemunculan Isa bin Maryam, sebagaimana disebutkan didalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar suatu kota yang terletak sebagiannya di darat dan sebagiannya di laut?”

Mereka (para sahabat) menjawab, “Pernah wahai Rasulullah.” Beliau saw bersabda, “Tidak terjadi hari kiamat, sehingga ia diserang oleh 70.000 orang dari Bani Ishaq (orang-orang kulit putih). Ketika mereka telah sampai di sana, maka mereka pun memasukinya. Mereka tidaklah berperang dengan senjata dan tidak melepaskan satu panah pun. Mereka hanya berkata Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar, maka jatuhlah salah satu bagian dari kota itu.” Tsaur (perawi) itu mengatakan, “Saya tidak tahu kecuali hal ini hanya dikatakan oleh pasukan yang berada di laut.

Kemudian mereka berkata yang kedua kalinya Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar maka jatuh pula sebagian yang lain (darat). Kemudian mereka berkata lagi Laa Ilaha Illallah Wallahu Akbar maka terbukalah semua bagian kota itu. Lalu mereka pun memasukinya. Ketika mereka tengah membagi-bagikan harta rampasan perang tiba-tiba datanglah seorang di antara mereka seraya berteriak,”Sesungguhnya dajjal telah keluar.” Kemudian mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.”

Didalam Syarhnya Imam Muslim menyebutkan bahwa sebagian mereka ada yang berkata bahwa yang telah dikenal dan terjaga adalah “Bani Ismail” (bukan Bani Ishaq, pen) hal itu ditunjukkan oleh isi dari hadits diatas karena yang dimaksudkan di situ adalah Arab, dan kota itu adalah Konstantinopel.

Sebagaimana diketahui pula bahwa diturunkannya Nabi Isa bin Maryam untuk yang kedua kalinyasetelah kemunculan dajjalpada waktu iqamat shalat shubuh dikumandangkan di al Mannarah al Baidha (menara Putih) di sebelah timur Damaskus untuk membantu Imam Mahdi dan kaum muslimin dalam membunuh dajjal. [Eramuslim]

 

sumber:Inilah.com

Tanda-tanda Akhir Zaman

TANDA-TANDA akhir zaman adalah bahwa yang bodoh jadi guru dan yang pintar menjadi murid. Banyak yang kemudian bertanya: “Kok bisa?” Lihat saja faktanya.

Tanda-tanda akhir zaman adalah bahwa yang suka berkhianat menjadi pejabat sementara yang jujur amanat dianggap penjahat. Banyak yang kemudian berkata: “Kok bisa?” Lihat saja faktanya.

Tanda-tanda akhir zaman adalah bahwa yang kaya menjadi pengemis sementara yang miskin menjadi ahli shadaqah. Banyak yang kemudian berkata: “Kok bisa?” Lihat saja faktanya. Tanda-tanda akhir zaman adalah bahwa yang benar dicari-cari kesalahannya sementara yang jelas-jelas salah disembunyikan rapi kesalahannya. Banyak yang kemudian berkata: “Kok bisa?” Lihat saja faktanya.

Tanda-tanda akhir zaman adalah bahwa para pelanggar hukum diangkat menjadi duta teladan sementara mereka yang taat hukum dipandang sebagai pihak yang harus meneladani. Banyak yang kemudian bertanya: “Kok bisa?” Lihat saja faktanya. Tanda-tanda akhir zaman adalah bahwa orang yang merusak dan memusuhi dipeluk dan dijadikan teman sementara orang yang memperbaiki dan menyayangi malah dijadikan musuh. Banyak yang kemudian bertanya: “Kok bisa?” Lihat saja faktanya.

Tanda-tanda akhir zaman adalah bahwa tontonan dijadikan tuntunan sementara tuntunan dijadikan tontonan. Banyak yang kemudian bertanya: “Kok bisa?” Lihat saja faktanya. Tanda-tanda akhir zaman adalah bahwa para pemimpin diarahkan oleh yang dipimpin sementara yang dipimpin malah mengarahkan pimpinannya. Kemudian banyak yang bertanya: “Kok bisa?” Lihat saja faktanya.

Tanda-tanda akhir zaman adalah ketika semuanya serba terbalik, yang normal dianggap tak normal dan yang tak normal dijadikan rujukan norma. Lalu siapa yang bertanggung jawab meluruskan? Dari mana kita memulai meluruskan? Kembalilah ke norma yang normal. Salam, AIM@Pascasarjana_UINSA Sby. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2296504/tanda-tanda-akhir-zaman#sthash.nJQcoJP8.dpuf