Mualaf beruntung itu adalah Anthony, seorang karyawan di sebuah supermarket di Birmingham, Inggris yang telah bekerja di sana selama bertahun-tahun. Dia tidak memiliki satupun keluarga, namun karyawan Muslim yang bekerja di supermarket yang sama memperlakukannya seperti keluarga.
Dia didiagnosa mengidap kanker dan dirawat di rumah sakit. Mengetahui bahwa perjalanan hidupnya akan segera berakhir, Anthony berwasiat dia ingin pemakamannya digelar di masjid.
Saudara Muslimnya menyebutkan bahwa wasiat Anthony tak bisa dipenuhi jika dirinya tidak mengucapkan 2 kalimat syahadat dan masuk Islam. Anthony lantas meminta agar dia dituntun mengucapkan syahadat.
Dengan nafas yang terenggah-enggah dan dibantu alat pernafasan, Anthony pun dituntun mengucapkan syahadat. “Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi tidak Muhammad SAW adalah utusan Allah,” ucapnya disambut ucapan takbir, dalam video yang diunggah Ilmfeed pada Ahad (30/07/2023).
Hanya 24 jam kemudian, di hari Jumat yang mulia, Anthony menghembuskan nafas terakhirnya di usia 60 tahun. Pemakamannya dihadiri puluhan umat Islam di Green Lane.
“Ini menunjukkan bahwa tidak ada yang tahu seperti apa akhir hidup seseorang. Semoga Allah menjaga kita teguh dalam Islam dan membiarkan kita mati dengan iman dengan syahadat di bibir kita,” tulis Ilmfeed di Twitter.
Kolom komentar unggahan tersebut dipenuhi doa dan komentar para netizen.
“Akhir hidup yang bahagia dan semoga Allah menempatkannya di surga. MashaAllah,” ujar @FHadi92.
“Masya Allah… Dia sangat beruntung…” timpal @goldenboyz87.
“Jadi pada dasarnya dia mati semurni bayi. Hanya dosa 1 hari (kalau ada) seumur hidupnya. Semoga Allah memberinya Jannah,” ujar netizen lain.
Semoga kita semua dapat mengakhiri perjalanan hidup kita dengan keimanan dan Islam. Amiin.