Tiga Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Jamaah Umroh Positif Omicron

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memantau kasus positif omicron terhadap jamaah umroh. Berdasarkan pemantauan Kemenkes kasus positif terhadap jamaah umroh menurun.

“Meskipun menunjukkan penurunan tetapi peningkatan kasus omicron masih menjadi perhatian pemerintah,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana saat dihubungi Republika, kemarin.

Budi mengatakan, menurut hasil tes PCR pada jamaah umroh yang tiba di tanah air masih ditemukan kasus positif. Pada rombongan kedua terdapat 87 kasus dan pada rombongan ketiga 10 kasus.

Budi memastikan, perlu antisipasi terhadap penularan omicron yang mungkin terbawa masuk oleh jamaah umroh. Menurutnya, ada tiga cara yang perlu dilakukan terhadap jamaah yang positif omicron.

Pertama, jamaah umroh wajib karantina selama tujuha hari setelah kembali ke tanah air. Kedua dilakukan PCR tes saat tiba di tanah air (entry test) dan hari ke enam karantina.

“Jika ditemukan kasus positif maka dilakukan isolasi di RSDC,” katanya.

Selain itu kata Budi, langkah tindaklanjut untuk mengurangi kasus positif antara lain dengan mengedukasi prokes kepada penyelenggara perjalan ibadah umroh (PPIU) dan jamaah umroh. 

“Melakukan evaluasi dan koordinasi secara berkala tehadap pelaksanaan umroh,” katanya.

IHRAM

Jamaah Umroh Malaysia Hadapi Tuduhan Bawa Omicron

Selangor Association For Travel and Tourism Agencies (Saftta) memprotes pernyataan yang disampaikan Menteri Kesehatan, Khairy Jamaluddin yang menyebut 14 persen Muslim yang pergi haji ke Arab Saudi baru-baru ini tidak memiliki catatan vaksinasi Covid-19 seperti yang dipersyaratkan.

Asosiasi yang mewakili 580 agensi yang berurusan dengan pariwisata, perjalanan, hotel dan taman hiburan ini mengatakan, pernyataan Khairy dalam konferensi pers 6 Januari lalu menimbulkan kekhawatiran tentang integritas para pemain industri.

Tak hanya itu, mereka juga menyampaikan Pemerintah Arab Saudi memiliki peraturan yang sangat ketat, bagi para pelancong yang ingin memasuki negara itu untuk melaksanakan ibadah umroh.

“Oleh karena itu, Saftta menuntut tanggapan segera dari Kementerian Kesehatan jika 14 persen yang disebutkan adalah semua jamaah umroh. Kami sedikit kesal karena sudah empat hari sejak pernyataan itu dibuat, tetapi kementerian masih menyelidiki masalah ini,” kata Presiden Saftta, Fathir Bari Alhadad, dikutip di Malay Mail, Senin (10/1/2022).

Dalam sebuah pernyataan, Fathir Bari juga menyebut, jika hal ini semakin dibiarkan dan tidak segera diberi pelayanan, maka akan semakin buruk persepsi masyarakat terhadap jamaah umroh. Lebih lanjut, ia mengatakan saat ini media sosial telah penuh dengan tuduhan terhadap jemaah umroh. Tuduhan ini mengklaim, mereka memalsukan catatan vaksinasi Covid-19 hanya untuk bepergian ke Arab Saudi.

Saftta juga menyampaikan, masalah yang disampaikan Menkes ini telah menarik banyak perhatian, hingga menyebabkan beberapa mufti ikut campur. Namun demikian, ia mengatakan asosiasi tersebut akan mendukung dan menghukum badan yang bersalah dengan keras, jika pernyataan yang disampaikan sebelumnya itu terbukti benar.

Pekan lalu, Kementerian Kesehatan Malaysia mendeteksi 122 kasus Omicron di antara jamaah umroh yang kembali ke negara itu. Mereka juga mengatakan menemukan 14 persen dari pelancong ini tidak memiliki catatan vaksinasi.

Khairy mengatakan 10 warga Malaysia yang dites positif varian Covid-19 Omicron setelah kembali ke negara itu tidak memiliki catatan vaksinasi, sementara tujuh kasus lainnya berasal dari orang asing.

Menteri juga mengatakan banyak peziarah yang kembali gagal mematuhi peraturan karantina rumah yang dibuat oleh pemerintah. Karena itu, Kementerian Kesehatan menangguhkan perjalanan bagi peziarah Muslim ke Arab Saudi mulai 8 Januari untuk mengekang penyebaran Omicron.

Terakhir, Khairy mengatakan pihaknya sedang mendiskusikan opsi bagi jamaah yang terkena dampak penangguhan ini, apakah akan menawarkan pengembalian uang atau menjadwal ulang program perjalanan umrah. Diskusi dilakukan dengan Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya serta Asosiasi Agen Perjalanan Umrah dan Haji. 

IHRAM

Arab Saudi Terapkan Aturan Baru untuk Jamaah Umroh

Arab Saudi kembali menerapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona di Masjidil Haram Mekah. Kerajaan juga menetapkan aturan baru untuk jamaah umrah, merujuk pada peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron dalam beberapa pekan terakhir.

Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka telah mengalokasikan 34 rute atau trek di area Tawaf di sekitar Ka’bah Suci untuk jamaah umroh. Aturan itu dilakukan untuk membagi waktu keberangkatan dan ibadah jamaah umroh menjadi beberapa kloter. Kerajaan juga kembali menempelkan stiker jarak sosial, sebelumnya telah dilepas, untuk menjaga terjaganya jarak sosial antar jamaah. 

Direktur Administrasi Perencanaan Kerumunan Ayman Falamban mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menerapkan semua protokol dan standar kualitas dan keamanan bagi pengunjung Masjidil Haram melalui beberapa prosedur, seperti jarak sosial dan alokasi rute tertentu, untuk meningkatkan tingkat layanan yang ditawarkan selama musim umroh ini.

Oktober lalu, Arab Saudi mulai melonggarkan pembatasan Covid-19, mengizinkan pertemuan dan mencabut beberapa mandat masker bagi mereka yang telah menerima kedua dosis vaksin. Di Makkah dan Madinah aturan pembatasan pengunjung Masjidil Haram juga sempat dicabut. Namun aturan itu kembali diberlakukan pada tahun baru setelah kasus pertama varian Omicron Covid-19 terdeteksi di Arab Saudi.

Mulai Kamis lalu, pembatasan sosial menjadi wajib di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah. Orang-orang yang melakukan ziarah umrah harus mematuhi langkah-langkah baru ini sambil mengenakan masker dan tetap berpegang pada jam yang dialokasikan untuk mereka.

Salah satu aturan baru untuk kunjungan umroh termasuk membatasi izin bagi setiap jamaah, satu izin setiap 10 hari. Menurut pernyataan Kementerian Haji dan Umroh, masa tunggu 10 hari sekarang wajib antara dua kunjungan umrah yang terpisah.

Awal pekan ini, Kepresidenan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengatakan telah memberikan layanan tambahan dan tenaga untuk mengelola musim haji saat ini, dengan membuka 58 pintu masuk dan keluar ke Tanah Suci, serta mengalokasikan lebih dari 4.000 pekerja, yang akan bertanggung jawab untuk membersihkan lahan hingga 10 kali per hari.

Sumber:

https://www.thenationalnews.com/coronavirus/2022/01/06/saudi-arabia-reimposes-anti-covid-measures-at-grand-mosque-amid-omicron-fears/

IHRAM