ADA seorang raja yang berkunjung ke rumah seorang alim. Rumahnya sangat sederhana. Sang raja tak menghina dan meremehkannya, cuma meraba iba kepada beliau sambil berkata: “Rumah ini saya bangun ulang untuk engkau ya syekh.” Orang alim itu tersenyum dan berkata: “Bagaimana kalau kita bangun bersama saja dan untuk kita bersama pula.”
Sang raja sempat mengernyitkan dahi dan berpikir sejenak maksud orang alim itu. Lalu rajapun paham bahwa rumah bersama untuk keperluan hidup di akhirat itu lebih penting daripada rumah untuk keperluan hidup di dunia yang cuma sementara saja. Rajapun membangunkan masjid dan lembaga pendidikan untuk orang alim itu.
Pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. Raja sebagai penguasa atau kepala pemerintahan menjenguk rakyatnya dan memberikan perhatian akan kehidupan rakyatnya. Sementara rakyatnya memiliki pemikiran yang berorientasi pada kemaslahatan umum ketimbang kemaslahatan dirinya sendiri.
Sungguh kami merindukan hadirnya pemimpin yang senantiasa menyapa dan memperhatikan rakyatnya, terutama rakyat yang tulus ikhlas untuk kebahagiaan rakyat secara umum, kebahagiaan yang sesungguhnya, kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sungguh pula kami merindukan para alim yang sibuk membangun “tempat tinggal” ummatnya ketimbang hanya membangun tempat tinggal jasad dirinya.
Marilah kita bersama memiliki semangat bersama-sama membangun rumah untuk kita bersama yang bisa menjadi rumah kita bukan hanya di dunia ini melainkan pula rumah kita di akhirat kita. Sudah kita membangun rumah untuk akhirat kita? Salam, AIM. [*]
Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2298765/membangun-rumah-bersama-di-dunia-dan-akherat#sthash.169CO3b0.dpuf