Pemuda Hebat, Seperti Apa?

Kisah tentang kehebatan pemuda, juga digambarkan dalam Alquran

“Beri kami sepuluh pemuda, maka akan kami guncangkan dulu,” demikian ungkapan populer dari Bung Karno yang menggambarkan betapa hebatnya kaum muda itu. 

Mantan ketua PP Muhammadiyah KH AR Fachrudin mengatakan, bedanya orang muda dengan orang tua adalah orang muda mengangankan dan mencita-citakan masa depannya, sedangkan orang tua membanggakan masa lalunya. Sehingga, kalau ada orang sudah senang dan bangga dengan masa lalunya, berarti pertanda sudah tua, begitupun sebaliknya. 

Imam Syafii mengatakan, “Sungguh pemuda itu distandardisasi dari kualitas ilmu dan ketakwaannya. Jika keduanya tidak melekat pada struktur kepribadiannya, ia tidak layak disebut pemuda. Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan (syubbanul yaum rijalul ghadz). Dengan demikian, nasib bangsa Indonesia ke depan ditentukan oleh pemuda saat ini. 

Berdasarkan data Worldometers, saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk 269 juta jiwa penduduk atau 3,49 persen dari total populasi dunia dan berada di peringkat keempat negara berpenduduk terbanyak di dunia setelah Tiongkok (1,42 miliar jiwa), India (1,37 miliar jiwa), dan Ame rika Serikat (328 juta jiwa), dan terbesar di Asia Tenggara. Persentase Populasi Kaum Muda (usia < 35 tahun) di Indonesia 61 persen. Suatu potensi yang luar biasa sehingga Indonesia mendapatkan bonus demografi. 

Kisah tentang kehebatan pemuda, juga digambarkan dalam Alquran yang disebut dengan Ash habul kahfi, yaitu sekelompok anak muda yang memiliki integritas moral (iman). “Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS al-Kahfi 13). 

Lantas apa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi pemuda hebat? Pertama, memiliki ilmu dan wawasan yang luas sehingga diangkat derajatnya oleh Allah. (QS al- Mujadalah 11). Karena itu, pemuda harus terus-menerus belajar untuk mencapai jenjang pendidikan tertinggi. 

Kedua, memiliki akhlak yang mulia, sebagaimana telah diteladankan oleh Rasulullah SAW yang pada saat masih muda mendapatkan predikat al-Amin (orang tepercaya) karena keluhuran akhlaknya (QS al-Qolam, 4). Ketiga, men jaga diri dari pergaulan negatif yang dapat membawa nya pada perbuatan dosa dan maksiat. Nabi SAW meng ingat kan; apabila bergaul dengan tukang minyak wangi, akan ketularan bau wangi, sedangkan jika bergaul dengan tukang pandai besi maka akan kena asap dan kecipratan api. 

Keempat, disiplin menggunakan waktu. Sebab, akan menjadi kunci kesuksesan dalam hidup. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Ashr ayat 1-3, yakni tentang pentingnya menggunakan waktu dengan sebaikbaiknya, sehingga kita tak termasuk golongan orang rugi.  

Kelima, memiliki jiwa mandiri dan profesional. Karena itu, Pemuda harus terus-menerus berjuang untuk menguasai ilmu pengetahuan, memperluas spektrum pergaulan untuk memperkaya jejaring serta tak kenal lelah untuk berlatih agar menjadi profesional. 

Jadi, jika pemuda Indonesia mampu memenuhi kelima syarat tersebut, insya Allah Indonesia akan menjadi negara yang adil dan makmur. Baldhatun thoyibatun warrabun ghafur. Wallahu’alam. n 

Oleh: Faozan Omar

KHAZANAH REPUBLIKA