Ceritakan manfaat dan kabarkan berita gembira tentang balasan orang-orang yang berpuasa pada anak
Seorang anak bertanya pada ibunya, “Bu, kata teman-teman aku sebentar lagi puasa ya? Aku ke masjid lagi dong, Bu, buka puasa bersama, habis itu Lebaran. Nanti aku shalat di lapangan lagi ya Bu, sama teman-teman aku?” Ibunya tersenyum, “Puasa dulu satu bulan, Nak. Baru setelah itu kita Lebaran.” Anak yang baru berumur lima tahun itu tercenung sesaat, “Oh, puasa lama ya Bu. Tapi… aku mau puasa deh, Bu. Setelah itu Lebaran ‘kan ya Bu?”
Merupakan hal yang biasa bila yang diingat anak tentang Ramadhan adalah hal-hal yang menyenangkan. Karena itulah, alangkah bijaknya bila orangtua dan mereka yang mencintai anak, juga mengisi Ramadhan bersama anak dengan hal-hal yang menyenangkan. Sehingga, mereka akan semakin mencintai Allah SWT yang telah memerintahkan mereka melakukan puasa Ramadhan.
Satu hal yang tak terlupakan oleh seorang ibu adalah pertanyaan anaknya tentang mengapa orang Islam mesti berpuasa satu bulan penuh. “Padahal puasa itu kan lapar, Bu? Kok, Allah suruh kita puasa, Bu?” Sang Ibu yang sempat bingung itu menjelaskan, “Karena Allah sayang kamu, Nak. Kamu pernah lihat kulkas Ibu yang tidak dibersihkan sama Ibu satu bulan kan?” Sang anak berusaha mengingat-ingat. “Iya, Bu. Kadang-kadang banyak makanan sisa yang lupa Ibu keluarin,” sahutnya semangat.
Si Ibu melanjutkan, “Ya, seperti itu juga perut kita, Nak. Hanya saja, perut kita tidak ada pintunya.” Ibu dan anak itu tergelak sesaat. “Tapi, bisa kelihatan kalau kamu pakai alat canggih punya dokter. Itu pun tidak kelihatan semua. Karena, Allah Maha Melihat, Dia tahu, dalam perut kita banyak sisa makanan nyelip, banyak kotoran yang tak bisa keluar, terus bauuu. Karena, mesin pengolah makanan di tubuhmu, yang namanya usus, lambung, dan teman-temannya itu terus bekerja setiap waktu, tidak ada waktu untuk istirahat. Juga tidak ada waktu untuk bersih-bersih dan perawatan. Karena, Allah sayang kita dan tahu mesin didalam perut kita perlu istirahat maka Allah SWT menyuruh kita berpuasa. Supaya ada waktu untuk bersih-bersih dan dibetul-betulin bagian yang rusak,” jelas Ibunya panjang lebar.
Beri Kabar Gembira
Memberikan pengertian kepada anak tentang pentingnya berpuasa memang bukan pekerjaan yang mudah. Hanya memberi informasi pada anak bahwa setiap Muslim harus berpuasa karena bila tidak melaksanakannya akan masuk neraka, sejatinya hanya akan membuat anak merasa bahwa Islam adalah agama kejam. Logikanya, bila tidak ingin mendapat siksa neraka, seorang Muslim harus menyiksa dirinya di dunia dengan rasa haus dan lapar. Padahal, tentu hal ini berdampak buruk jika tertanam kuat di benak anak. Islam akan menjadi agama yang tidak menyenangkan dan seluruh amalannya membuat seseorang terpaksa melaksanakannya dibawah ancaman.
Karena itu, alangkah bijaknya bila setiap orangtua mengenalkan “kabar gembira” terlebih dahulu, sebelum menyampaikan “ancaman” pada anak. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW kepada para Sahabat, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu yang disebut Ar-Royyan. Orang-orang yang rajin berpuasa akan masuk surga dengan melewatinya pada hari kiamat nanti. Tidak ada orang yang memasukinya selain mereka. Diserukan kepada mereka, ‘Manakah orang-orang yang rajin berpuasa?’ Maka merekapun bangkit. Tidak ada yang masuk melewati pintu itu selain golongan mereka. Dan kalau mereka semua sudah masuk maka pintu itu dikunci sehingga tidak ada lagi seorangpun yang bisa melaluinya.” (Riwayat Bukhari)
Biarkan anak bertanya-tanya tentang apa itu puasa Ramadhan dan apa manfaat puasa untuk anak. Jangan takut anak akan menjadi orang-orang yang tidak ikhlas menjalankan ibadah dan selalu mengharap imbalan. Karena, membuat anak mengetahui bahwa janji Allah SWT lebih indah dibandingkan janji siapapun di dunia ini dan Allah SWT tidak akan mengingkari janji, akan membuat anak hanya berharap pada Allah SWT saja.
Kembali pada masalah menyampaikan janji Allah SWT untuk mereka yang berpuasa, sangat baik menggambarkan pada anak tentang indahnya surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya. Menggambarkan berlimpah-ruahnya kenikmatan di surga akan membuat anak memiliki visi yang jelas tentang alasan melakukan amal saleh. Mengiang-ngiangkan di telinganya tentang luar biasanya surga akan membuatnya hidup dengan berpegang pada segala cara yang ditunjukkan Allah SWT untuk mengantarkannya ke surga.
Mari berikan waktu yang luas untuk berbicara dan bercerita pada anak bahwa puasa memiliki manfaat yang juga dapat dirasakan secara langsung di dunia. Sekaligus menanamkan kecintaan pada setiap perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Sebab, semua yang diperintahkan pastilah bermanfaat bagi kehidupan. Seperti dialog ibu dan anak di atas bahwa puasa secara medis sangat bermanfaat untuk merawat kesehatan alat-alat pencernaan. Akan semakin menarik, jika penjelasan orangtua disertai dengan gambar-gambar tentang alat pencernaan yang sehat atau disertai video tentang mekanisme kerja alat pencernaan.
Biasakan dengan Menyenangkan
Membiasakan anak untuk berpuasa pun harus dilakukan sejak usia dini. Minimal ketika usianya menginjak lima tahun. Diusia ini, anak sudah mulai bisa menahan rasa haus dan lapar. Latihan dan pembiasaan ini penting karena sebagai orangtua, kita tentu tidak ingin memukul anak-anak kita ketika mereka sudah mukallaf (terkena beban hukum).
Melatih mereka sedikit demi sedikit untuk membiasakan diri berpuasa dibarengi berbagai pengetahuan, permainan, dan cerita menarik tentang manfaat berpuasa, tentu akan lebih menyenangkan dibanding harus memarahi dan memukul mereka.
Dari Rubayyi’ binti Mu’awwidz; dia berkata, “Rasulullah mengutus untuk mengumumkan pada pagi hari Asyura’ di wilayah kaum Anshar yang berada di sekitar kota Madinah. ‘Barang siapa yang pagi hari ini berpuasa, hendaklah menyelesaikannya. Barang siapa yang tidak berpuasa, hendaknya menahan (makan dan minum) sampai malam.’ Setelah adanya pengumuman itu, kami berpuasa dan mengajak anak-anak untuk melaksanakan puasa. Kami juga mengajak mereka ke masjid dan memberikan mereka mainan dari kulit (wol). Jika mereka menangis karena lapar, kami menyodorkan mainan sampai waktu berbuka puasa tiba.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Nah, bila Ramadhan beramal saleh lebih bermakna bersama anak, berburu ilmu pengetahuan lebih luas, bercerita lebih lama, dan bermain lebih seru bersama anak, maka berarti kita dapat memastikan bahwa Ramadhan adalah hal yang menyenangkan. Bukan hanya untuk anak. Namun, juga bagi orangtua. Sehingga, anak-anak kita kelak akan belajar bahwa menahan lapar dan haus serta mengendalikan diri adalah cara terbaik menjadi orang-orang pilihan yang tetap menyenangkan.
Oleh Kartika Ummu Arina, ibu rumah tangga tinggal di Bakasi, Artikel ini dikuti dari majalah Suara Hidayatullah