DALAM hidup kita, kita melalui banyak hal. Apalagi bagi seorang yang beriman pada Allah, niscaya Allah tidak akan membiarkan kita mengaku beriman namun kita tidak mengalami sakit, kesedihan dan kesusahan serta kepayahan karena suatu hal.
Allah Subhanahu wataala berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan“. (QS. Al Baqarah 155)
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu” (QS. Ali Imran: 186). Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allah Azza wa Jalla yang pasti terjadi) bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut. Oleh karena itu, Allah memberi penekanan pada firman-Nya “lanabluwanna” (Ali Imran: 186) di atas dengan menggunakan dua huruf (yaitu huruf lam dan nun yang bertasydid, sehingga makna kalimat tersebut, kamu sungguh sungguh atau benar-benar akan diuji).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Firman Allah (yang artinya), “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu” seperti firman-Nya (yang artinya) : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innaa lillaahi wainnaa ilaihi rajiun’ (Al Baqarah: 155-156). Seorang Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya.”
Sakit yang sedang dialami orang beriman adalah bagian dari ujian atau cobaan Allah. Maka hendaknya ia bersabar. Tetap husnuzh-zhan kepada Allah. Sebab Allah hendak menguji iman dan kesabarannya. Dengan kesabarannya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Begitu pula sabda beliau, “Tidak ada satupun musibah (cobaan) yg menimpa seorang muslim berupa duri atau yg semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya.” (HR. Muslim).
Dan sungguh adanya sakit yang merupakan ujian dari Allah, adalah pertanda Allah sayang kepada kita. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). [*]