Tersenyum saat Salat, Bolehkah?

SESEORANG yang sedang salat lalu tersenyum, oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak dikatakan salatnya batal. Beliau menegaskan bahwa yang membatalkan salat itu adalah tertawa, khususnya bila tertawa dengan mengeluarkan suara bahkan terbahak-bahak.

Tidak batalnya salat karena tersenyum terdapat pada hadis-hadis berikut ini:

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah bersabda, “Senyum itu tidak membatalkan salat tetapi yang membatalkan adalah tertawa.” (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Abi Syaibah)

“Kelihatan gigi ketika tersenyum tidak membatalkan salat, yang membatalkan salat itu adalah tertawa dengan suara keras.” (HR. Ath-Thabarani) []

INILAH MOZAIK

Saudaraku, Mana Senyummu?

DAN janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Lukman: 18).

Ibnu Katsir menjelaskan mengenai ayat tersebut, “Janganlah palingkan wajahmu dari orang lain ketika engkau berbicara dengannya atau diajak bicara. Muliakanlah lawan bicaramu dan jangan bersifat sombong. Bersikap lemah lembutlah dan berwajah cerialah di hadapan orang lain,”. (Tafsir Al Quran Al Azhim).

Kita harus melatih diri kita agar banyak senyum. Apalagi semakin berilmu agama, jangan sampai semakin jarang tersenyum. Padahal Nabi shalallaahu alaihi wasallam dikenal sebagai orang yang murah senyum. Tidak sedikit hadits yang menyebutkan bahwa Nabi murah senyum.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dariJarir bin Abdullah al-Bajaliradhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah melarangku untuk menemui beliau sejak aku masuk Islam, dan beliaushallallahu alaihi wa sallam tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum di hadapanku”.

Selain Nabi shalallahu alaihi wasallam adalah orang yang murah senyum, Nabi juga menganjurkan kita untuk banyak tersenyum. Hadits Nabi, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu” (HR. Imam Muslim). Begitu juga hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi, “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan”.

Disamping mendapatkan pahala kebajikan, di antara faidah murah senyum adalah menghilangkan kegelisahan. Kalau kita sering melatih wajah kita untuk tersenyum, maka cepat atau lambat kegelisahan di hatinya akan pergi. Kalau orang susah tersenyum maka kegelisahan, kejengkelan, dendam dan yang semisalnya akan sulit hilang dari hatinya.

Sabda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam,””Sesungguhnya kalian tidak bisa menarik hati manusia dengan harta kalian. Akan tetapi kalian bisa menarik hati mereka denganwajah berseridan akhlak yang mulia” (HR. Al Hakim dalam mustadroknya. Al Hakim mengatakan bahwa hadits inishahih).

Orang yang murah senyum akan mudah dikenal orang lain dan mudah mengambil hati orang lain. Orang yang tidak mudah senyum tidak lepas dari keadaan sedang bersedih, sedang marah, atau orang yang sombong. Orang yang sedih tidak tersenyum namun menampakkan kesedihan. Orang yang sedang marah pun tidak akan tersenyum. Begitu juga orang yang sombong, yang menganggap rendah orang lain, pasti dia tidak akan tersenyum pada orang lain.

Tidak sedang marah, tidak pula sedang sedih atau sakit, maka yang kita dapati pada diri orang yang susah tersenyum, tidak lain adalah kesombongan. Betapa susahnya bos tersenyum pada bawahan, betapa sulitnya bos tersenyum pada sopirnya, tidak pula pada pembantunya. Karena dia menganggap orang-orang ini rendahan. Dia hanya senyum pada sesama koleganya, atau dengan partner kerjanya yang satu level. Dia menyangka dengan sikapnya tersebut menyebabkan wibawanya tinggi di hadapan orang lain. Hendaknya orang seperti ini melihat sunnah Nabi yang mengajarkan bahwa Nabi tersenyum pada siapa saja. Dan hal demikian tidak menyurutkan wibawa Nabi sedikitpun.

Orang-orang yang murah senyum biasanya dikenal sebagai orang yang tawadhu dan berakhlak mulia. Orang yang murah senyum pada saudara sesama muslim, dia dipenuhi oleh husnuzh-zhan pada setiap saudara muslim yang ditemuinya. Dia selalu menilai saudaranya ini adalah orang Islam yang telah mendahuluinya dalam hal kebaikan, sedangkan dia penuh kesalahan dan dosa.

Jadi untuk apa baginya sombong di depan saudaranya ini. Sikap ini adalah sikap tawadhu. Dan tawadhu seperti ini hendaknya diaplikasikan pada setiap muslim yang ditemuinya. Dan murah senyum pada setiap muslim, adalah sarana agar kita memiliki sifat tawadhu.

Semoga Allah melunakkan hati kita agar mau tersenyum dan menampakkan wajah ceria di hadapan saudara kita. [*]

 

 

Senda Gurau Baik untuk Kesehatan

TAK selamanya amal ibadah itu berat, menguras tenaga apalagi mengorbankan nyawa, karena ternyata ada amalan yang membuat pelakunya awet muda dan tentunya berlimpah pahala.

Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallaam pernah bersabda, “Setiap orang yang melakukan sesuatu yang tidak ada zikir kepada Allah di dalamnya dinilai sebagai orang yang bermain-main dan melakukan kesia-siaan, kecuali empat orang, yaitu suami istri yang bersenda gurau, seseorang yang merawat kudanya, seseorang yang berjalan di antara dua tujuan, dan seseorang yang mengajari berenang.” (HR An Nasa’i)

Hadis ini menunjukkan kedudukan senda gurau antara suami istri disetarakan dengan ketiga hal lainnya yang merupakan kegiatan mempersiapkan perang atau berjihad di jalan Allah. Bahkan senda gurau ini bernilai ibadah dan tidak termasuk suatu perbuatan yang sia-sia.

Selain itu, senda gurau juga baik untuk kesehatan, seperti mengurangi stress, meningkatkan kekebalan tubuh, melancarkan aliran darah, meningkatkan kepercayaan diri, memperbaiki mood, membakar kalori, dan yang paling menarik yakni menjaga kita dan suami tetap awet muda.

Jadi, masihkah enggan mencandai pasangan kita? Awet muda lagi berpahala.

INILAH MOZAIK

Apa yang Membuatmu Tersenyum Wahai Rasulullah?

PADA suatu ketika Umar bin Khaththab pernah meminta izin untuk menemui Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam, saat itu ada beberapa wanita Quraisy yang sedang berbicara dengan beliau secara panjang lebar dan dengan suara yang lantang.

Setelah Umar meminta izin untuk masuk, maka kaum wanita itu segera berdiri dan bersembunyi dibalik tirai (hijab). Kemudian Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam mempersilahkan Umar masuk sambil tersenyum-senyum.

Umar berkata, “Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam menjawab, “Hai Umar, sebenarnya aku sendiri merasa heran dengan kaum wanita yang berada bersamaku tadi. Karena, ketika mereka mendengar suaramu, mereka segera bersembunyi.” Umar berkata, “Sebenarnya engkaulah yang lebih berhak mereka segani.”

Kemudian Umar menoleh ke tabir tempat para wanita itu bersembunyi dan berkata, “Hai orang-orang yang menjadi musuhnya sendiri, apakah kalian merasa segan kepadaku dan tidak segan kepada Rasulullah?” Kaum wanita Quraisy itu pun menjawab, “Ya, karena engkau lebih keras dari Rasulullah!”

Maka Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam pun berkata, “Demi Dzat yang jiwaku berada digenggaman-Nya, sungguh tak ada setan yang berpapasan denganmu di suatu jalan wahai Umar, melainkan setan tersebut akan berpaling ke jalan lain untuk menghindar dari jalanmu.”

Ust Firanda Andirja,MA menjelaskan:

“Suami biasanya mengalah. Ini dalil bahwasanya BUKAN BERARTI seorang yang TERBAIK adalah orang yang DITAKUTI. Istri-istri nabi lebih takut kepada umar daripada Nabi Shallallahu alaihi wasallam” []

 

INILAH MOZAIK

Inilah Manfaat Akhlakul Karimah yang Sering Terlupakan

Raihlah hal-hal yang positif dan pahala yang sangat besar yang tersedia untuk orang-orang yang berbudi luhur itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ الْخُلُقِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ

“Sesungguhnya seseorang dapat mencapai derajat orang yang ahli puasa dan ahli shalat, hanya dengan budi pekerti yang luhur.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjadikan akhlakul karimah ini sebagai bukti yang menunjukkan keimanan yang sempurna. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنِ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang-orang mukmin yang paling sempurna kadar keimanannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

Lakukanlah sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berikut ini,

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ اْلأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى سُرُوْرٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوْعًا، وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخٍ لِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِيْنَةِ شَهْرًا

“Manusia yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Amal perbuatan yang paling disukai Allah Ta’ala adalah perbuatan yang dapat memasukkan kebahagiaan dalam hati orang muslim, meringankan bebannya, membayar utangnya, atau membantunya agar tidak lapar.

Sungguh, usahaku untuk membantu menyelesaikan urusan saudaraku yang muslim itu, lebih aku senangi daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid madinah- selama sebulan penuh.” (HR. Ath-Thabarani).

Seorang muslim hendaknya menggunakan kata-kata lembut dan sopan saat berbicara, agar itu menjadi investasinya di akhirat kelak. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

الْكَلِمِةُ الْطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ

“Berkata-kata yang baik saat berbicara adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Bahkan, senyuman yang nampak di bibir dan tidak mengeluarkan biaya apapun saat melakukannya, itu juga bernilai pahala.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

وَتَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيْكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. At-Tirmidzi).

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]