Syiah Biang Keributan dan Keonaran di Timur Tengah

Hari   Ahad (29/11/2015)   Lembaga   Dakwah   Mahasiswa     dan Pengabdian   Masyarakat   Universitas     Muhammadiyah     Surakarta   [LDM PM UMS] mengadakan   Tabligh   Akbar   bertemakan “Mewaspadai   Aliran   Sesat   di   Bumi Nusantara”.

Acara yang diselenggarakan   di   Masjid   Fadhlurrahman   UMS   ini,   dihadiri ratusan   mahasiswa   se- Solo Raya. Tampak   hadir   sebagai   narasumber   adalah   UstadZ   Dr. Muinudinilllah   Basri, MA, selaku   Ketua   Dewan   Syariah   Kota   Surakarta (DSKS), dan   juga   Ustad Mahful   Safarudin, Lc, yang   merupakan   pengajar     Ponpes   Islam     Al-Irsyad   Salatiga.

Seperti   diketahui, selain   merusak   akidah, memecah   belah   Agama, dan   mengundang murka Allah   di dunia dan   akhirat, aliran-aliran sesat   telah merusak   tatanan   sosial, merusak   hubungan   keluarga,   merusak   persatuan   ummat, merusak   cara   berpikir masyarakat, dan perilaku masyarakat, bahkan ada pula diantara aliran sesat yang membahayakan Negara.

Ustad   Mahful   Safarudin, Lc mengatakan   bahwa “Ada   campur   tangan Barat dan   Syiah di Timur   Tengah,   merekalah   sumber   keonaran   dan   konflik   disana,” tegasnya.   Lebih lanjut     ia   mengatakan   bahwa   Syiah   sejak   dulu   sudah   ada,   merekalah   biang keonaran   dan   keributan,   tidak   diragukan lagi!”

Pengajar   Ponpes   Al-Irsyad   Salatiga   ini   juga   memaparkan   bahwa   terbukti   dalam sejarah   Islam,   Syiah   telah   menjadi   biang   keonaran,   seperti   pada   kasus   terbunuhnya Khalifah   Umar bin   Khattab ra   oleh Abu Lu’luah al-Majusi yang faktanya disebut Syiah sebagai ‘Baba Syuja’uddin’ (Bapak Pembela Agama), bahkan   makamnya telah   dimuliakan di Iran.

Kedua, kasus   provokasi dan   demonstrasi   besar-besaran Abdullah kepada Khalifah   Utsman bin Affan ra   yang dihasut   oleh   Abdullah bin Sa’ba. Ketiga, terjadinya   Perang Jamal dan Perang Shiffin.

Keempat, Tragedi Karbala,   bahwa sebenarnya pembunuh cucu Rasulullah Saw,   Husein bin   Ali ra   adalah   golongan Syiah   sendiri, Syiah Kufah. Kelima, Runtuhnya Baghdad,   dimana   Makar   Syiah   dalam   memudahkan     invasi pasukan Tartar Hulagu   Khan   ke   Baghad  hingga   menyebabkan Daulah   Abbasiyah runtuh   diikuti   pembantaian   besar-besaran   Umat   Islam, contoh   terakhir   tahun ini   adalah   Tragedi Mina.

Sementara itu, Ustad Dr. Muinudinilllah   Basri, MA menjelaskan tentang ajaran pokok Syiah dan implikasinya, diantaranya meyakini Imam Maksum, implikasinya   memutus referensi Al Quran dan   Sunnah.

“Meyakini taqiyyah   sebagai bagian tak terpisahkan dari Agama, hingga menumbuhkan kenifakan. Memvonis   kekafiran   para sahabat, implikasinya memutus   semua   hadist   dan   riwayat   dari para   sahabat, misalnya Abu   Hurairah   ra dipertanyakan.” Ujar Direktur Ponpes Ibnu Abbas Klaten tersebut.

Menisbahkan   ajaran   kesyirikan   dan   kekufuran   kepada   Imam   ahlul bait. Legalisasi   mut’ah yang menghancurkan   segala kehormatan manusia. Membangun aqidah kebencian dan kedengkian antara antara wali-wali Allah, para   ahlul bait   dan para sahabat.

“Mengkafirkan dan menghalalkan   darah   selain   Syiah, implikasinya menghancurkan   ukhuwah   kaum   Muslimin” paparnya   dalam   Tabligh   Akbar   di   Masjid Kampus   UMS   itu.

Kriteria Sesat Menurut MUI

Dalam   Tabligh   Akbar   itu   dihimbau   pula   kepada   para   jamaah   untuk     memahami kriteria   sesat   dari   Majelis Ulama   Indonesia (MUI). Adapun MUI Pusat   telah   menetapkan   dan   mengumumkan   Pedoman   Identifikasi   Aliran   Sesat   pada   tanggal     06   November 2007. Dalam   pedoman tersebut   dinyatakan   suatu   paham atau   aliran dinyatakan sesat   apabila   memenuhi   salah satu   kriteria   berikut :

Mengingkari   salah satu Rukun Iman yang 6, yakni beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada Kitab-KitabNya, kepada Rasul-RasulNya, kepada Hari Kiamat, kepada Qadla dan Qadar, dan   juga Rukun Islam yang 5, yakni mengucapkan 2 kalimat Syahadat, mendirikan Shalat, mengeluakan Zakat, berpuasa pad Bulan Ramadhan, menunaikan Ibadah Haji.

Meyakini   dan atau   mengikuti   aqidah   yang   tidak   sesuai   dengan   dalil     syar’i [Al Quran dan As Sunnah]

Meyakini turunnya wahyu setelah Al Quran.

Mengingkari otensitas dan atau   kebenaran isi Al Quran.

Melakukan penafsiran Al Quran yang tidak berdasarkan kaedah-kaedah Tafsir.

Mengingkari kedudukan Hadist Nabi sebagai   sumber ajaran Islam.

Menghina, melecehkan, dan atau merendahkan para Nabi dan Rasul.

Mengingkari Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai Nabi dan Rasul terakhir.

Mengubah, menambah, dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat, seperti Haji tidak ke Baitullah, shalat Fardhu tidak   5   waktu.

Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil Syar’I, seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.

 

 

sumber: Panji Mas

Ustadz Badrul Tamam: Inti Ajaran Syiah adalah Kebencian dan Permusuhan

Melihat banyaknya cobaan yang datang terus-menerus untuk menghantam kaum Muslimin yang tetap berdiri tegak mempertahankan aqidahnya, Ikatan Remaja Masjid (IRMA) mulai tergerak untuk semakin lantang menampilkan dirinya demi membantu kaum Muslimin yang selama ini terzalimi.

Kamis (24/12/2015) pagi, Ikatan Remaja Masjid Al Muhajirin (IRMA) bekerjasama dengan Syam Organizer, Al Kahfi, Majelis Ta’lim Al Muhajirin dan RW 021 menyelenggarakan Tablik Akbar dan Penggalangan Bantuan Kemanusiaan dengan tema Mewaspadai Kesesatan Syiah.

Menurut Reza selaku Ketua Panitia, acara Tablik Akbar ini diselenggarakan untuk memberikan pemahaman kepada kaum Muslimin tentang bahaya ajaran Syiah dan sekaligus melakukan penggalangan dana untuk kaum Muslimin di Syam.

Dihadiri oleh ratusan kaum Muslimin yang memenuhi ruangan Masjid Jami’ Al Muhajirin menambah semangat para pembicara untuk memberikan wawasan tentang Kesesatan Syiah.

Khairul Yunus selaku Dewan Pakar Aliansi Nasional Anti Syiah dan Ustadz Fahrurozi Abu Syamil seorang Pemerhati Dunia Islam, Kamis (24/12/2015) pagi, telah di jadwalkan sebagai pembicara. Tetapi, KH. Khairul Yunus memberikan kabar bahwa beliau berhalangan hadir dan digantikan oleh Ustadz Badrul Tamam.

“Inti dari ajaran syiah adalah kebencian dan permusuhan! Tidak dikatakan dia seorang yang Syi’i (Syiah) jika ia tidak benci Abu Bakar, Umar, Utsman dan juga kepada orang-orang yang loyal kepada mereka.” ujar Ustadz Badrul Tamam di Masjid Jami’ Al Muhajirin, Perum Alinda Kencana, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Kamis (24/12/2015).

Dengan demikian, maka tidak heran jika banyak kaum muslimin di seluruh penjuru dunia yang disiksa, di rampas kehormatannya bahkan hingga di bunuh oleh para penganut ajaran sesat Syiah. Karena memang benar, bahwa ajaran sesat Syiah adalah ajaran yang mengajarkan kepada penganutnya untuk membenci dan memusihi kaum muslimin.

 

sumber: Panji Mas

Ahlus Sunnah Indonesia Perlu Bersatu

Kaum Liberalis dan Syiah telah bersatu-padu dalam menghadang Ahlussunnah wal-jamaah dan mereka telah berhasil memasuki ruang-ruang kekuasaan, mereka memiliki grand desain yang terukur dan program kerja yang rapih serta didukung dengan dana yang besar.

Sementara kalangan Ahlussunnah wal-jamaah terus ribut dan bersikap merasa benar sendiri serta melecehkan saudara mereka Muslimin dari kalangan sesama Ahlussunnah wal-jamaah.

Mereka tidak mau memandang kepada situasi dan kondisi yang sudah semakin membahayakan, dan terus menuntut Ahlussunnah wal-jamaah untuk segera bersatu menghadapi musuh bersama dan mengusung kepentingan bersama, bukan dalam rangka saling membenarkan dalam dosa dan permusuhan.

Pada surat Alhaj ayat 22 Alloh Taala memerintahkan kita untuk memuliakan “Sya’airolloh” dan menjadikannya sebagai bukti akan adanya ketakwaan didalam jiwa.

Seorang Muslim karena didalam jiwanya ada “La Ilaha Illalloh” maka tergolong dari “Sya’airolloh” yang wajib dilindungi darahnya, hartanya dan kehormatannya, sehingga Abdulloh ibnu Abbas RA saat berbicara di sekitar Ka’bah menerangkan bahwa seorang Muslim lebih mulia daripada Ka’bah yang kita muliakan itu.

Didalam surat Al-hujurot ayat 10 Alloh Subhanahu wa Taala menegaskan tentang pentingnya “Ukhuwwah” dan memerintahkan untuk diishlahkannya saudara-saudara kita yang bertikai.

Pada ayat-ayat berikutnya dilarangNya enam perbuatan yang menghancurkan “Ukhuwwah” yaitu : saling melecehkan, saling menghina, saling menjuluki, berburuk-sangka, menyelidiki kesalahan orang dan ghiibah.

Keenam hal ini justru mengalir dengan deras di kalangan Ahlussunnah wal-jamaah, padahal mereka pada saat ini sedang menjadi target adu-domba dan persatuan diantara mereka menjadi hal yang paling ditakuti oleh musuh mereka.

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa Ahlussunnah wal-jamaah adalah ibarat kakak tertua ditengah saudara-saudaranya sesama muslimin, maka jika seorang kakak melihat kesalahan pada adiknya mestinya dia memberi nasihat dan mengingatkannya, bukan menjauhinya dan melemparkannya kepada Syaithon.

Sikap merasa benar sendiri, superioritas dan memisahkan diri adalah bentuk ashobiyyah dan hizbiyyah yang terus dikedepankan seolah-olah merupakan sikap yang benar di setiap tempat dan di semua situasi dan kondisi.

Padahal mesti disadari bersama bahwa kita ini ada pada kondisi yang lemah, tidak memiliki posisi yang menentukan, jumlah kita sedikit, sedang kebodohan melanda kemana-mana, sementara musuh kita ada pada posisi mampu mempengaruhi pihak penguasa dan fitnah mereka semakin merajalela.

Mestinya kita berkaca-diri dan segera menyadari kelemahan kita, jangan menunggu Indonesia jadi Yaman atau Suria ataupun Iraq, sadarlah sebelum kita terlambat.

 

Oleh: Ustadz Yusuf Usman Baisa, Lc

sumber: Fimadani

Inilah Penyimpangan dan Kesesatan Aqidah Syiah

Secara garis besar ada empat hal yang menyebabkan kaum Syiah disebut aliran sesat, yaitu: Tashbih (menyerupakan Imam dengan Tuhan), Ba’da, Raj’ah (kembalinya sang imam setelah wafatnya yang bukan sebenarnya) dan Tanusukh (reinkarnasi).

Menurut terminologi, kata Syiah tertuju kepada satu sekte (firqah) yang mengaku sebagai pengikut dan pendukung setia Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, sehingga menjadi nama yang khusus bagi mereka. Syiah adalah kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi Saw merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dalam hal ini Ali ra dan keturunannya.

Syiah lahir karena simpati golongan kaum muslimin terhadap Ali dan keturunannya. Bahkan diantara segolongan kaum muslimin yang simpati terhadap Ali menganggap Ali sebagai sahabat Nabi Saw yang paling utama. Namun demikian, akidah Syiah berpijak di atas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para sahabat Rasulullah.

Satu diantara sekian banyak racun yang telah ditebar di tubuh umat, yaitu membangkitkan  fanatisme buta terhadap keimamahan Ali bin Abi Thalib. Lalu bergulir menjadi sebuah akidah (keyakinan) di kalangan Saba’iyah (para pengikut Abdullah bin Saba’), bahwa keimamahan yang pertama dipegang oleh Ali bin Thalib dan berakhir pada Muhammad bin Al-Husain Al-Mahdi. Inilah keyakinan di kalangan Syiah yang merupakan keyakinan sesat. Kalangan Syiah meyakini hal itu sebagai bentuk aqidah ar-raj’ah.

Propagandis Syiah sering melakukan kampanye pendekatan atau penyatuan Sunni-Syiah, dengan tema Ukhuwah Islamiyah. Ini sebenanrnya siasat kaum Syiah agar bisa diterima oleh kaum Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah). Padahal di Negara Iran sendiri, kaum Sunni tertindas dari berbagai segi, termasuk tidak diperbolehkan memiliki masjid sendiri.

Penyimpangan Aqidah Syiah

Dalam sebuah kajian mengenai Syiah di Depok, pengamat Syiah Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH, MA saat membedah buku “Mewaspadai Gerakan Syiah di Indonesia”, mengungkapkan ajaran-ajaran Syiah yang menyesatkan. Nah, agar tidak tersesat, berikut ini adalah ajaran-ajaran Syiah yang menyimpang, sesat dan menyesatkan :

  • Aqidah Syirik, menisbatkan sifat Ilahiyah kepada imam mereka seperti pemilik dunia akhirat, rob bumi.
  • Aqidah Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak mengetahui.
  • Aqidah Raj’ah, yaitu kembali hidup sesudah mati sebelum hari kiamat.

Arroj’ah adalah salah satu diantara sekian banyak ajara Syi’ah Imamiyyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran Roj’ah ini menurut ulama-ulama Islam, telah membuat Syiah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) masuk golongan Ghulaah. Ajaran tersebut sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw.

Arroj’ah adalah suatu keyakinan , orang-orang Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), bahwa suatu saat nanti, Imam mereka yang bernama Muhammad bin Husain al-Askari – yang dikenal sebagai Imam Syiah yang ke-12 dan sekarang menurut mereka masih sembunyi di dalam gua Sarro Man Roa, akan muncul kembali. Kemudian imam itu akan membangkitka Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah, Imam Hasan, Imam Husein dan imam-imam lain, serta orang-orang yang dekat kepada mereka.

Selanjutnya, semua orang-orang tersebut akan membaiatnya, yang diawali oleh Rasulullah dan disusul yang lain. Bersamaan dengan itu, menurut mereka, Abu Bakar, Umar dan Aisyah serta orang-orang yang dianggap zhalim oleh mereka, dibangkitkan dalam keadaan hidup untuk menerima siksaan-siksaan.

Sunni atau Ahlusunnah wal jamaah tidak membenarkan adanya ajaran Roj’ah dalam Islam. Bagi orang-orang yang berakal sehat, ajaran Syiah tersebut tidak dapat diterima.

  • Kesesatan akidah Syiah lainnya adalah adanya Aqidah Taqiyyah, yakni suatu perkataan dan perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta dan kehormatan.
  • Aqidah Kema’suman Para Imam, yakni para imam mereka ma’sum (terjaga dari kesalahan dan dosa) serta mengetahui yang ghaib. Menurutnya, para imam lebih utama dari para nabi dan rasul, dan imam itu memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat dan para rasul.
  • Aqidah Syiah tentang Al Qur’an (Al-Kafi I/239): “Mushaf Fatimah itu ada dan tebalnya tiga kali lipat Al Qur’an yang ada, dan di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama dengan Al Qur’an.
  • Aqidah Kota Najaf dan Tanah Karbala: Orang Syiah meyakini bahwa Najaf, Karbala dan Qum sebagai tanah haram, karena terdapat kuburan para imam mereka. Tanah Karbala, menurut orang Syiah, lebih utama daripada Ka’bah.
  • Peringatan Hari Aasyuroo, atau hari yang bersejarah Imam Husein, selalu diperingati kaum Syiah dengan jalan menangis, memukul-mukul badannya, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan belati atau pedang.

Ulama-ulama Sunni menilai acara kaum Syiah tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw. Bukankah Rasulullah bersabda: “Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”

Perlu diketahui, bahwa orang-orang Syiah dalam memperingati hari Aasyuuro, mereka hanya mengambil satu peristiwa saja, yakni dimana pada hari itu, Sayyidina Husein menjadi syahid di Karbala (Irak). Atas kematian Husein kaum syiah menangis dan memukul-mukul badannya sebagai bentuk usaha menebus dosa orang-orang Syiah terdahulu.

Dalam kitab Attasyasyyu Baina Mafumil Aimmah wa mafhumil Farisi, disebutkan: Bahwa orang-orang Syiah juga berpuasa pada hari Aasyuuro, tetapi hanya sampai waktu Ashar saja. Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah karena tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Seorang ahli sejarah (tokoh Syiah) yang dikenal dengan sebutan Al-Ya’quubi, menerangkan dalam kitabnya sebagai berikut: Ketika Imam Ali Zainal Abidin memasuki kota Kufah, beliau melihat orang-orang Syiah (Syiah pengikut ayahnya, Ali bin Abi Thalib) menangis,kemudian Imam Ali Zainal Abidin berkata kepada mereka: “Kalianlah yang membunuhnya, tetapi kalian pula yang menangisinya..”.

Anehnya, orang Syiah selalu membawa cerita-cerita Karbala dengan mengkambinghitamkan orang lain, padahal mereka lah penyebab terbunuhnya Imam Husein di Karbala.

Riwayat & Hadits Palsu

Sejak dahulu, orang-orang Syiah sudah terkenal dalam membuat hadits-hadits palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya.

Begitu juga dalam memperingati hari Aasyuuro. Ulama Syiah dalam usahanya menguatkan cara memperingati hari tersebut, mereka telah membuat riwayat-riwayat palsu, dengan mengatasnamakan Ahlul Bait. Diantaranya sebagai berikut:

(1)Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, maka Allah akan mengampuni segala dosanya, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan. (2) Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, wajiblah (pastilah) dirinya memperoleh surga. Demikian jaminan dari ulama Syiah, cukup menangis atas kematian Sayyidina Husein ra sudah bisa masuk surga. Bukan itu ajaran Rasulullah Saw!!

Disamping itu, masih banyak lagi riwayat-riwayat palsu yang mereka buat, tidak kurang dari 458 riwayat, mengenai ziarah ke makam Imam-imam Syiah, bahkan dari jumlah tersebut, 338 khusus mengenai kebesaran dan keutamaan serta pahala besar bagi peziarah ke makan Imam Husein ra atau ziarah ke Karbala. Sebagai contoh:

1)Barangsiapa haji sebanyak 20 kali, maka ganjarannya sama dengan ziarah ke kuburan Husein sekali.

2) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein di Karbala pada hari Arofah, maka ganjarannya sama dengan haji 1.000 kali bersama Imam Mahdi, disamping mendapatkan ganjarannya memerdekakan 1.000 budak  dan ganjarannya bershadaqah 1.000 ekor kuda.

3) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein pada Nifsu Sya’ban, maka sama dengan ziarah Allah di Arasy-Nya.

4) Barangsiapa ziarah ke makam Husein di Karbala pada hari Aasyuuro, maka ia akan mendapatkan ganjaran dari Allah, seperti orang haji 2.000 kali dan seperti orang yang berperang bersama Rasulullah 2.000 kali.

5) Andaikan saya katakana mengenai ganjaran ziarah ke makam Imam Husein, niscaya kalian tinggalkan haji dan tidak ada seorang pun yang perhi haji.

Itulah diantara hadits-hadits palsu yang bersumber dari kitab Syiah: Wasaailussyiah oleh Al-Khuurul Amily (Ulama Syiah). Seperti itulah kedustaan orang Syiah.

  • Mengenai Nikah Mut’ah, kaum Syiah menjadikan dasar ajaran Syiah, siapa mengingkarinya kafir. Mereka menganggap, menika mut’ah sekali akan menjadi ahli surga. Orang yang meninggal dan belum pernah menikah mut’ah , akan datang di hari kiamat dalam kondisi bunting. Derajat orang yang menikah mut’ah sekali seperti Husain, dua kali seperti Hasan, tiga kali seperti Ali, dan tiga kali seperti Rasulullah Saw.
  • Penilaian Syiah terhadap selain kelompoknya (khususnya Sunni): Orang bukan Syiah adalah buta mata dan hati, terlaknat, sesat dan menyesatkan, murtad, kafir. Syiah memandang halal harta dan darah Sunni (Ahlu Sunnah), lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani. Wanita Syiah tidak boleh dinikahkan dengan laki-laki Sunni, karena ia kafir.  (A. Satria)

– See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2012/01/25/17531/inilah-penyimpangan-kesesatan-aqidah-syiah/#sthash.ZWarED6c.dpuf

Perbedaan Sunni – Syiah Cukup Banyak, Sampai Tataran Konsep Syariah

Orang Sunni yang mengatakan Ahlus Sunnah sama dengan Syiah seharusnya melihat bagaimana Syiah itu menilai tentang Ahlus Sunnah. Kenyataannya, mereka membenci Ahlus Sunnah.

Demikian salah satu pernyataan  KH. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi pada acara bedah buku “Teologi dan Ajaran Syiah Menurut Referensi Induknya”, Jum’at kemarin (30/01/2015) di Hotel Elmi Surabaya.

“Dalam buku ini kita beberkan Syiah secara ilmiah apa adanya dari syari’ah sampai akidah,” tegas putra pendiri Pesantren Gontor tersebut.

Hamid menilai perbedaan Ahlus Sunnah dengan Syiah cukup banyak. Tidak hanya akidah yang telah jelas itu, tetapi sampai pada tataran konsep-konsep syariahnya berbeda.

“Syiah itu berbeda  dari beberapa sisi. Seperti tentang isu tahrif al-Qur’an, Sahabat Nabi Shallallhu ‘Alaihi Wassalam dan syariat. Mereka misalnya, mengkafirkan semua Sahabat kecuali tiga”, tambahnya.

Dalam keterangannya, Hamid mempertanyakan kampanye Syiah yang mengajak bersatu dengan Ahlus Sunnah.

“Kenapa Syiah sekarang mau menyama-nyamakan dengan Ahlus Sunnah. Sementara di sana (Iran – pen)  mereka justru membeda-bedakan. Jumlah Sinagog Yahudi lebih banyak dengan jumlah masjid Sunni,” kata direktur INSISTS itu.

Bagi Hamid, buku-buku induk Syiah perlu diungkap.

Katanya, semakin banyak ajaran Syiah yang diungkap, masyarakat mulai memahami bahwa teologi Syiah menyimpan kebencian terhadap pengikut Nabi Shallallhu ‘Alaihi Wassalam, yaitu Ahlus Sunnah.

Pernyataan Hamid itu ditegaskan oleh Idrus Ramli dari Aswaja Center PWNU Jawa Timur itu.

“Kita menyampaikan apa adanya tentang Syiah. Bahwa Syiah mengandung bid’ah. Dalam bid’ah Syiah itu ada yang dhalal (sesat) dan ada yang sampai pada kekufuran,” ujar pakarnya.

“Jika kita baca kitab-kitab Syiah, akan ditemukan mengaku sendiri bahwa Tuhan Syiah tidak sama dengan Tuhan yang disembah orang Sunni. Itu seperti dikatakan sendiri oleh Ni’matullah al-Jazairi,” ujar kiai alumni pesantren Sidogiri Pasuruan ini.

Idrus Ramli dalam kesempatan ini banyak menerangkan tentang Ahlul Bait yang sering dijadikan Syiah sarana kampanye.

“Yang membela dan mencintai Ahlul Bait adalah Ahlus Sunnah bukan Syiah. Ahlus Sunnah memasukkan istri nabi sebagai Ahlul Bait, sedangkan Syiah meyakini istri nabi bukan Ahlul Bait. Syiah ini merusak Ahlul Bait,” tambahnya.

Idrus menilai Syiah tidak layak mengaku pengikut Ahlul Bait apalagi pecintanya. Sebab, Syiah sebenarnya tidak punya sanad ke Ahlul Bait.

“Justru sebaliknya, semua imam madzhab dalam Ahlus Sunnah pernah berguru kepada Ahlul Bait. Seperti imam Hanafi, Maliki, Syafi’i belajar ke ulama dari Ahlul Bait Sunni” tegas kiai asal Jember.

Sementara pemateri ketiga disampaikan oleh Henri Shalahuddin, MA. Henri yang juga editor bukut tersebut berpendapat bahwa ajaran Syiah itu banyak yang aneh-aneh dan tidak rasional.

“Memang, kalau baca fatwa-fatwa dan kitab mereka, banyak sekali yang aneh”, ujarnya.

Dalam keterangannya ia menampilkan gambar-gambar dan scan kitab dalam slide yang atraktif.

Dalam bedah buku ini juga dihadiri oleh Dr. Adian Husaini dan Herry Mohammad, redaktur senior Majalah Gatra.

Menanggapi keterangan Henry, menurut Adian, meski banyak ajaran yang aneh tapi yang lebih aneh di Indonesia banyak yang suka keanehan.

Logika mereka juga terlalu rendah untuk didebat.

“Jangan terlalu melayani mereka. Kita perlu bentengi Sunni”, tegas Adian

Karena itu saran Adian, kita tidak hanya sampai membeberkan keanehan-keanehan itu saja namun sudah saatnya harus menyadarkan Syiah.

“Sekarang kita perlu bentuk dai-dai muda yang bisa menyadarkan Syiah. Kita ajari mahasiswa misalnya untuk bisa mensunnikan kembali Syiah,” ujarnya.

Herry Mohammad dalam kesempatan ini mengapresiasi buku yang diterbitkan (Institute for Study of Islamic Thought and Civilization) INSISTS itu.

“Ini satu-satunya buku di Indonesia tentang Syiah yang disajikan secara ensiklopedis dengan bahasa ilmiah,” kata wartawan senior ini.

Kata dia, kita mencari tema-tema pokok Syiah apa saja bisa didapatkan di buku ini.

Secara khusus, buku ini kata Herry diharapkan bisa menjadi rujukan utama memahami Syiah. Terutama untuk para insan media.

“Media-media mainstream tidak banyak yang mengerti Syiah. Kita baca jika ada berita konflik Sunni-Syiah, media mainstream tidak mencari sebab, tapi mereka manampilkan akibanya saja.”

Padahal, baginya, media harus tahu penyebab utama terjadinya gesekan Syiah tersebut.

Bedah buku ini diselenggarakan oleh Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS) Surabaya bekerja sama dengan INSISTS dan MIUMI Jawa Timur.

Buku Teologi dan Ajaran Syiah Menurut Referensi Induknya merupakan kumpulan artikel ilmiah yang ditulis oleh delapan belas penulis. Mengupas seluk-beluk ajaran Syiah dengan merujuk kepada referensi induk mereka.

 

 

sumber: Hidayatullah