SISKOPPIH Untuk Respon Cepat Petugas Terhadap Aduan

Makkah (Pinmas) — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membangun sistem informasi dan komunikasi yang disebut SISKOPPIH. Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyati Basori mengatakan bahwa sistem ini didesain agar bisa memberikan respon cepat terhadap pengaduan jemaah haji Indonesia.

“Dengan SISKOPPIH ini, pengaduan jemaah yang dijaring via SMS, whatsapp, call center atau bravo, bisa didistribusikan kepada petugas secara cepat dan bisa dimonitor dengan laporannya,” terang pria yang juga akrab disapa Dumyati, Kamis (18/08).

“SISKOPPIH juga dapat melakukan tracking keberadaan petugas sehingga bisa diketahui apakah si A benar-benar bergerak atau hanya diam di tempat. Tracking ini bisa terkirim 20 menit secara otomatis ke server,” tambahnya.

Aplikasi ini, lanjut Dumyati, dapat memonitor keberadaan petugas sepanjang waktu sehingga diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab mereka. “Aplikasi ini masih harus terus dikembangkan. Praktiknya juga masih terkendala petugas yang belum semuanya update nomer dan atau belum mempunyai nomer,” katanya.

Untuk musim haji tahun ini, Kantor Urusan Haji (KUH) mentarget para temus sudah memanfaatkan aplikasi ini. Untuk tahun depan baru akan diberlakukan bagi semua.

“Para temus sudah kita instalkan aplikasi ini dengan harapan bisa menjadikan SISKOPPIH ini sebagai alternatif sistem komunikasi efektif dalam memberikan layanan kepada jemaah yang diterima dari media SMS/wa center atau call center,” terangnya. (mkd/mkd)

 

Kemenag RI

Waspadai Modus Kejahatan

Setelah menganalisis dan terjun langsung ke lapangan, para petugas keamanan jamaah haji Indonesia memiliki kesimpulan sementara adanya beberapa modus kejahatan yang berpotensi menimpa calon jamaah haji di Tanah suci.

Berikut beberapa modus kejahatan tersebut:

* Menipu jamaah dengan menawarkan kambing untuk membayar dam
* Pencurian tas bawaan jamaah yang ditaruh di ujung sajadah atau tempat sujud
* Peminta-minta mengaku sebagai mahasiswa Palestina
* Perempuan bercadar dan menyamar sebagai polisi wanita yang menggeledah jamaah yang hendak masuk masjid
* Menyopet dan menyilet tas saat jamaah berdesak-desakan
* Tawaran dari sesama WNI untuk mengantar jamaah yang tersasar. Ketika tiba di tujuan mereka meminta bayaran
* Mengantisipasi semua kejahatan itu, jamaah diimbau agar tidak banyak membawa uang dan memakai perhiasan yang berlebihan saat pergi masjid. Dan jika berbelanja, sebaiknya pergi berombongan sehingga dapat saling menjaga.

 

Sumber: Pusat Data Republika

Ini Kiat Agar Jamaah tak Terpisah dari Kelompoknya

Setiap kali musim haji tiba, kerap kali kita mendengar calon jamaah tersasar dari kelompoknya. Nah, untuk menghindari hal tersebut, ada baiknya calon jamaah haji membaca tips dari Pembimbing Haji Travel Maktour Ustaz Faishol:

1. Saat ke Masjid Nabawi, Masjidil Haram, datanglah bersama rombongan.  Usahakan, ada salah satu teman yang sudah berpengalaman, misalnya pernah umrah.

2. Jika ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram atau yang lain, selalu ingat di pintu mana dia masuk, perhatikan nomor pintunya. Jadi, setelah selesai beribadah dapat keluar di pintu yang sama.
3. Selain itu, bagi jamaah gelombang pertama dari Jakarta langsung menuju Madinah untuk langsung umrah di Masjid Bir Ali, harap memperhatikan nomot pintu. Tidak sedikit jamah yang tercecer di masjid itu akibat tidak memperhatikan nomor pintu.
4. Kemudian perhatikan lagi, bus yang mengantarkan jamaah haji.
5. Para jamaah haji diimbau tidak keluar dari lingkungan tenda saat berada di Arafah. Kendati, ingin bersilaturahmi di tenda kerabat, fokus saja mempersiapkan diri saat di Arafah. Banyak orang keluar tenda, akhirnya tidak bisa kembali karena ada jutaan orang di Arafah.
6. Kemudian, saat turun di Musdalifah usahakan bersama-sama jamaah lain.
7. Jangan terlalu jauh meninggalkan rombongan. Kalau ke toilet dengan ketua regu atau rombongan agar lebih terkoordinasi, sehingga ketua rombongan tak merasa kehilangan di mana posisi jamaah berada.
8. Saat melontar jumrah di Akobah, usahakan tetap bersama rombongan. Karena kondisi di sana sangat padat sekali.
Buatlah tempat untuk janjian bertemu setelah selesai melontar jumrah. Ketua rombongan akan mengabsen bersama berapa orang. Berangkat dan pulang bersama
9. Untuk di Masjidil Haram, saat tawaf dan sai, usahakan tetap berkelompok. Usahakan ibu-ibu berada di tengah, sementara bapak-bapak mengelilinginya. Dan selalu ada bagian depan dan belakang.
Bagian depan mengarahkan jalur tawaf, sementara yang belakang mengawasi jamaah. Jadi ritme tawaf harus mengikuti orang yang paling lambat jalannya. Tidak boleh terlalu cepat, harus mengikuti kecepatan orang-orang tua.
Jika sudah tercecer.
1. Cari saja orang Indonesia atau petugas PPIH yang biasa memakai seragam biru bertuliskan Indonesia, datangi saja petugas itu.
2. Kemana pun, usahakan tetap membawa identitas, karena ada nama, nomor maktab, hingga nomor rumah. Sehingga, akan memudahkan petugas untuk mengembalikan atau mengantar.
3. Di Masjidil Haram, banyak petugas yang siaga di depan pintu. Jika ada orang Indonesia yang keluar akan ditanya, apakah ibadahnya sudah lengkap dan di mana akan bertemu dengan rombongan.
4. Bagi jamaah yang kehilangan rombongan, bisa menghubungi maktab atau posko kloter. Sebutkan saja nama dan di mana jamaah haji itu hilang.

Mencegah Dehidrasi di Tanah Suci

Musim haji akan berlangsung pada musim panas. Berbeda dengan cuaca di Indonesia, cuaca di Tanah Suci butuh perhatian lebih. Misalnya masalah dehidrasi.

Berikut tips Mencegah dehidrasi di Tanah Suci

  • Pastikan anda mengonsumsi atau minum air minimal 3-4 liter sehari
  • Bawalah air minum ke manapun Anda pergi selama di Tanah Suci
  • Perhatikan warna urin (air kencing). Warna kuning pekat, berarti anda perlu mengonsumsi banyak air putih. Kuning keputihan, Anda perlu minum air putih secukupnya. Bila warna bening (jernih), kondisi anda cukup baik.
  • Tetap makan dan perhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi. Jangan menunda untuk mengonsumsi jatah makanan yang baru dibagikan.
  • Istirahat yang cukup ketika berada di penginapan (pemondokan)
  • Segera konsultasi ke petugas di kloter atau dokter, bila ada gangguan kesehatan.
  • Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
  • Hindari kegiatan yang tidak berhubungan dengan rangkaian ibadah, terutama saat berada di tempat (udara) terbuka.