Agar tak Kehilangan Alas Kaki

Kehilangan alas kaki seperti sandal atau sepatu saat menjalankan ibadah haji tak bisa dianggap sepele. Ini dikarenakan, berdasarkan data dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Madinah, beberapa jamaah menjalani perawatan karena kaki melepuh akibat kehilangan alas kaki.

Untuk itu, jamaah diimbau untuk selalu mengingat letak rak tempat menyimpan sandal atau sepatu. Apalagi, umumnya banyak jamaah yang lupa meletakkan alas kakinya.

Sebenarnya, ada fasilitas plastik untuk membungkus alas kaki seperti yang diberikan oleh pengurus Masjid Nabawi. Setelah dibungkus plastik, alas kaki dapat dimasukkan dalam tas dan dibawa masuk ke dalam masjid.

Namun, jika enggan membawa masuk alas kaki, calon haji juga diharapkan untuk mencatat nomor rak tempat menyimpan sandal. Cara ini efektif untuk mengantisipasi kesulitan menemukan rak sandalnya, di saat ribuan orang dari sejumlah negara berkumpul di tempat yang sama.

 

sumber: Reublika Online

Jutaan Jamaah Calon Haji Berkumpul, Ini Tips Tak Tersesat di Masjidil Haram

Kejadian jamaah yang tersesat selalu mewarnai musim haji setiap tahunnya di sekitar area Masjidil Haram, terutama di waktu-waktu jelang wukuf karena jutaan manusia telah terkonsentrasi di Makkah.

“Puncak kelelahan calhaj usai tahwaf dan sai di sekitar Bukit Marwah. Namun, ketika ketinggalan rombongan tidak usah panik karena di pos-pos itu ada petugas, tanya saja,mau diantar ke mana? jelas Kepala SektorKhusus Masjidil Haram Ali Nurokhim kepada Media Center Haji (MCH), Jumat (12/08/2016).

Kasus jamaah tersesat menjadi catatan khusus dari tahun ke tahun pelaksanaan ibadah haji. Tahun lalu, ujar Ali, kasus jamaah yang tersesatmencapai 1.000 orang selama musim haji. Alhasil, Sektorsus Masjidilharam menjadi posko pelayanan haji paling padat.

“Kalau sudah mulai ramai ya itu. Kendalanya saat mengantar ke maktab karena parkir di areal posko pusat susah. Jalan menuju Masjidil Haram juga sering ditutup, nanti kita lihat jalan mana saja yang biasa ditutup, agar kita tetap bisa mengantar jamaah tersesat. Biasanya jelang wukuf, jamaah saat padat di Masjidil Haram,” urai Ali Nurokhim.

Secara khusus, ia pun menyampaikan beberapa tips bagi calhaj agar tidak tersesat di area Masjidil Haram. Pertama, jamaah harus mengenali jalan masuk awal dari terminal ke Masjidil Haram. Kedua, ketika melakukan Sai, jamaah harus mengenali tanda-tanda khusus ketika mereka memilih pintu masuk.

Tak lupa, dia mengingatkan jamaah agar selalu mengenakan tanda pengenal, seperti gelang haji, tidak membawa barang-barang berharga, serta membawa barang secukupnya waktu ke Masjidil Haram.

“Kalau ibadah jangan bawa barang berharga, jangan bawa banyak barang, bisa tercecer. Waspada di kamar mandi, masuk ke mana, keluar kemana,” tegasnya.

sumber:Okezone

Dapat Katering Gratis, Jamaah Haji Tak Perlu Bawa Alat Masak

Barang bawaan jamaah haji menjadi salah satu perhatian panitia. Seperti diketahui, jamaah haji hanya diperkenankan membawa barang bawaan seberat 39 kilogram.

“Jangan bawa barang yang tak penting, cukup bawa seadanya, intinya jangan sampai berlebihan karena nanti pasti repot sendiri,” terang Kabid Humas Kementerian Agama, Rosidin Karidi, kepada Okezone, melalui sambungan telefon.

Rosidin mencontohkan, barang bawaan seperti penanak nasi atau rice cooker disarankan tak dibawa. Bahkan peralatan masak lain pun diminta panitia tak dibawa ke Arab Saudi.

“Ya jangan yang berlebihan juga, kaya rice cooker, wajan, panci, bahkan kompor, yang kayak gitu gak usah dibawa-bawa, bikin ribet nantinya,” ujar Rosidin.

Pemerintah pun telah menyiapkan katering untuk jamaah haji selama 15 hari. Adapun makan diberikan pada waktu siang dan malam hari. “Tenang saja, kan sudah dianggarkan, selama 15 hari itu jamaah dijamin makan, katering makan selama 15 hari, dua kali sehari,” terang Rosidin.

 

sumber: Okezone

10 Tips Sehat Selama Menjalankan Ibadah Haji

Ibadah Haji merupakan ibadah dengan perjalanan panjang dan banyak kegiatan yang sangat melelahkan fisik. Selain itu juga berisiko pada kesehatan tubuh. Apalagi kondisi medan, iklim, dan cauaca ekstrim di Tanah Suci sangat jauh berbeda dengan keadaan alam di tanah air.

Pertemuan besar para jama’ah dari berbagai bangsa di dunia yang membuat kondisi Tanah Suci menjadi luar biasa padat, juga bisa menjadi faktor mudahnya penularan langsung atau tidak langsung berbagai penyakit menular. Apalagi jamaah haji juga harus membiasakan diri dengan makanan lokal yang belum tentu cocok di perut, sebab urusan konsumsi, sudah diatur oleh penyelenggara perjalanan haji. Untuk itu perlu adanya tindakan pencegahan yang direkomendasikan dan harus dilakukan para jamaah guna memperkecil resiko-resiko yang mungkin akan menghinggapi selama perjalanan ibadah di Sudi Arabia.

  1. Hal yang utama untuk diperhatikan jamaah haji adalah kebersihan minuman dan makanan yang kita konsumsi. Tidak direkomendasikan jamaah haji untuk meminum air kran, sebab air kran berbahaya untuk dikonsumsi, karena berupa air mentah yang masih banyak mengandung mikroorganisme. Perjalanan panjang selama 10 jam antara Madinah dan Mekah dalam cuaca panas terik pastilah akan membuat para jamaah haji lelah dan kehausan. Padahal di sepanjang perjalanan tidak bisa dipastikan akan menemukan makanan, air minum bersih atau toilet.
  2. Ada baiknya para jamaah haji membekali diri dengan air mineral botol atau jika ingin yang natural bisa dipilih air Zam zam. Air Zam Zam aman diminum walau mentah karena mengandung flouride tinggi yang mampu membunuh kuman. Sehingga resiko dehidrasi selama dalam perjalanan tidak akan terjadi.
  3. Para jamaah haji pun harus memeriksa dengan teliti kebersihan tempat makan yang akan dipilih. Misalnya di distrik Haram, sebaiknya jamaah haji menghindari untuk makan di restauran yang kelihatan kurang bersih. Mengintip kebersihan restoran sebelum memesan makanan dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan adalah hal yang mutlak dilakukan.
  4. Disarankan jamaah haji untuk selalu membawa sabun pribadi di dalam tas yang selalu dibawa kemana-mana. Lebih baik sedikit repot dan bijak daripada terserang sakit perut dan ibadah menjadi terhambat, bukan? Dengan memerhatikan kebersihan dan kesehatan makanan dan minuman yang dikonsumsi, Insya Allah kondisi fisik para jamaah haji selalu prima untuk mengikuti rangkaian Ibadah Haji di tanah suci.
  5. Tidak menyimpan jatah makanan. Jika jamaah haji mendapat jatah makanan yang masih hangat dan segar, hendaknya segera dikonsumsi, tak perlu disimpan, sebab dikhawatirkan akan menjadi basi dan akan menyebabkan sakit perut jika dikonsumsi kemudian. Saat menerima jatah makanan, hendaknya juga diperiksa apakah masih hangat atau sudah basi. Sebab pengolahan makanan dalam jumlah besar sehingga kadang diolah jauh sebelum jam makan tiba. Jika sudah dalam kondisi tidak baik, sebaiknya tidak dikonsumsi.
  6. Memerhatikan penyakit yang telah diidap sedari di tanah air. Naik haji merupakan kegiatan yang berat, kendala fisik kadang-kadang berbahaya, teruta ma bagi orang tua. Seyogyanya sebelum keberangkatan, memeriksakan diri dan berkonsultasi pada dokter keluarga, sehingga dokter bisa memberikan saran bagaimana menjaga diri supaya kemungkinan komplikasi bisa dihindari.
  7. Kepala kelompok juga harus diberitahu mengenai kondisi kesehatan anggotanya, sehingga selalu tanggap dan waspada. Sebagian besar kaum lanjut usia mengalami resiko pembengkakan pembuluh darah yang mengakibatkan gagal vena atau masalah jantung. Bagi yang memiliki tekanan darah tinggi juga harus berhati-hati. Terutama pada beberapa obat yang bisa meningkatkan tekanan jantung, seperti obat flu dan pelega tenggorokan.
  8. Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter dalam kelompok. Bagi yang mengidap diabetes, tidak berarti harus berhenti makan karena takut gula darah naik. Sebaiknya tetap makan makanan diet seperti salad buah dan makanan kecil rendah gula, serta tidak tidur di siang hari dan lebih memperhatikan penanganan luka-luka kecil akibat terinjak atau terdorong.
  9. Memperhatikan kecukupan beristirahat. jamaah haji Butuh stamina yang baik untuk bisa mengikuti rangkaian Ibadah Haji. Untuk itu, cukup istirahat mutlak diperlukan. Jangan sampai gara-gara terlalu banyak jalan-jalan dan belanja, kondisi fisik menjadi drop dan menjadi tak cukup fit untuk mengikuti ibadah. Stamina jamaah haji harus benar-benar dijaga, agar bisa menjalankan ibadah di Padang Arafah saat puncak Ibadah Haji berlangsung.
  10. Menyediakan krim. Bagi jamaah haji yang berkulit sensitif, ada baiknya menggunakan krim anti jamur. Krim anti nyamuk juga dianjurkan untuk melindungi diri dari gigitan serangga. Krim untuk menjaga kelembaban kulit dan melindungi kulit dari sengatan matahari juga dianjurkan.

 

sumber: Puskes Haji 

Mencium Hajar Aswad

Mencium Hajar Aswad hukumnya hanyalah sebatas sunnah. Namun, obsesi dari jamaah haji dalam menjalankan sunnah ini begitu menggebu-gebu.

Sebagian mereka bahkan rela berdesak-desakan hingga saling dorong demi melaksanakan sunnah tersebut. Namun, bagaimanakah tata cara mencium Hajar Aswad yang disunnahkan Rasul?
Dalam fiqh, mencium Hajar Aswad disebut dengan istilam. Secara terminologi, istilim diartikan sebagai salah satu bentuk ibadah yang diajarkan ketika melakukan ibadah haji yang dilak-sanakan dengan cara mencium atau mengusap Hajar Aswad, yang ter-dapat di sisi Ka’bah, ketika melakukan tawaf.
Dari beberapa hadis Nabi yang berkaitan dengan istilam, dapat diketahui bahwa istilam yang disunatkan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan kondisi haji yang melakukannya, yaitu:

a. Bagi jamaah haji yang memperoleh kesempatan untuk mendekati Hajar Aswad dapat melakukannya dengan cara mencium dan meletakkan kedua pipi di atasnya. Hal ini diterangkan dalam satu riwayat yang diterima dari Ibnu Umar yang mengatakan sebagai berikut:

“Rasulullah SAW mendatangi Hajar Aswad dan menciumnya kemudian ia meletakkan kedua pipinya (di atas batu) sambil menangis. Kemudian beliau berkata, “Di sinilah ditumpahkan banyak air mata.” (HR. al-Hakim).

b. Bagi jamaah haji yang tidak bisa meletakkan kedua pipinya di atas Hajar Aswad, cukup dengan mencium saja dan menundukkan kepala kepadanya sebagaimana isyarat penghormatan. Hal ini dipahami dari riwayat yang diterima dari Ibnu Abbas sebagai berikut:

“Ibnu Abbas mencium Hajar Aswad dan menundukkan kepala kepadanya.” (HR. Al- Hakim dan Muslim).
c. Bagi Jamaah haji yang tidak memperoleh kesempatan dapat melakukannya dengan mengusapnya dengan tangan, kemudian mencium tangan tersebut sebagaimana  ini dipahami dari riwayat yang diterima dari Nafi’;
“Aku melihat Umar Ibn al-Khatab mengusap Hajar Aswad dengan tangannya kemudian ia mencium tangannya berkata; “Aku tidak pernah meninggalkannya sejak aku melihat Rasul SAW melakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
d. Bagi jamaah haji yang tidak sempat menciumnya, cukup dengan cara mengusapkan tongkat dan kemudian mencium tongkatnya. seperti diterangkan dalam riwayat dari Abi Thufail yang berkata;
“Aku melihat Rasulullah SAW tawwaf di Baitullah dan mengusap Hajar Aswad dengan tongkatnya kemudian mencium tongkatnya’ (HR. Muslim).
e. Bagi jamaah haji yang tidak sanggup melaksanakan dengan cara- cara yang disebut di atas cukup dengan melambaikan tangan ke arahnya lalu mengecup tangan sambil terus berjalan dan membaca takbir. Hal ini dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadis berikut:
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW berkata kepada Umar, “Hai Umar engkau adalah seorang yang kuat, jangan engkau berdesak-desakan untuk mendekati Hajar Aswad lalu kamu menyakiti yang lema h. Jika kamu memperoleh kesempatan maka ciumlah Hajar aKAswad itu. Jika tidak, cukup dengan takbir dan terus berjalan.” (HR. Al-Syafi’i).
Namun demikian pelaksanaan yang Iebih utama ialah dengan cara yang pertama, namun harus diperhatikan, janganlah berdesak-desakan yang mengakibatkan orang-orang yang terluka fisiknya atau teraniaya. Maka dengan sendirinya keutamaan cara yang pertama itu tidak lagi beriaku.

Menghindari berdesak-desakan mendekati Hajar Aswad Iebih baik dari menciumnya dan melakukannya dengan cara lain yang dianjurkan. Istilam cukup dilakukan pada putaran pertama ketika melaksanakan tawaf, tetapi jika mungkin, dilakukan pada setiap putaran.

 

sumber: Republika Online

Tips Memilih Joki Tawaf-Sai

Kondisi risiko tinggi (risti) dan sakit membuat sebagian jamaah tidak mampu melaksanakan prosesi tawaf dan sai dengan sempurna. Namun, jamaah bisa menggunakan jasa joki yang akan membantu jamaah melakukan tawaf dan sai dengan cara mendorongnya dengan menggunakan kursi roda.

Wakil Kepala Sektor Khusus Daerah Kerja (Daker) Makkah, Harun Al Rosyid, memberikan beberapa tips terkait joki tawaf dan sai ini. Pertama, jamaah diimbau tidak menggunakan joki yang berada di luar koordinasi Masjidil Haram. Joki ini biasanya para mukimin.

‘’Joki seperti ini mudah diketahui dan akhirnya ditangkap oleh pihak keamanan Masjidil Haram,’’ katanya. ‘’Jadi, para jamaah diimbau untuk tidak mengambil risiko dengan menggunakan jasa joki mukimin dari luar koordinasi Masjidil Haram.’’

Kedua, jamaah sebaiknya menggunakan jasa pendorong resmi yang berada di wilayah Masjidil Haram. Jamaah bisa menemukan jasa pendorongan dari petugas-petugas Masjidil Haram dengan seragam yang lengkap dan mudah dikenali.

Dan segi pembiayaan, biayanya relatif lebih murah dibanding menggunakan jasa mukimin di luar Masjidil Haram. ‘’Karena itu, kami imbau seluruh jamaah segera menggunakan jasa pendorong kursi roda di Masjidil Haram saja. Lebih murah dan lebih aman,’’ katanya.

Ketiga, jamaah sebaiknya menawar harganya karena biasanya harga jasanya bisa turun. Harga jasa joki Sai atau Tawaf biasanya awalnya 100 riyal (Rp 350 ribu). Namun, harganya bisa ditawar jadi 75 riyal (Rp 260 ribu). ‘’Bahkan, ada yang bisa 60 riyal (Rp 200 ribu). Itu tergantung pendekatan kita pada mereka,’’ kata Harun.

Keempat, jamaah bisa mendatangi langsung untuk bisa menggunakan jasa para pendorong kursi roda ini. Mereka mudah dikenali dari seragamnya berupa jubah putih dengan rompi abu-abu. Mereka biasanya mangkal di dekat tempat Safwa. ‘’Tidak jauh dari Safwa, mereka biasanya sudah berbaris di situ,’’ katanya.

Kelima, jamaah bisa minta bantuan petugas haji. Petugas pendorong kursi roda tidak sulit ditemukan. Namun, kata Harun, jamaah juga bisa minta bantuan petugas haji untuk ditemukan dengan petugas joki tersebut.

 

sumber: Republika Online

Agar Terhindar Jadi Haji Ilegal, Ini Tips Muna Tour

Masyarakat diminta jeli guna menghindarkan diri dari keberangkatan haji ilegal. Jeli yang dimaksud adalah mampu memastikan keberangkatan haji tersebut sudah sesuai dengan apa yang ditetapkan pemerintah Saudi dan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Direktur Utama Muna Tour H. Sugeng Wuryanto menjelaskan, keberangkatan haji ini harus memenuhi aspek legalitas dan akomodasi. Tidak hanya masalah hotel saja. Melainkan juga program haji seutuhnya. “Dengan program jelas yang diketahui, kemudian tahu berangkat haji dengan kuota apa?” papar Sugeng kepada Republika.co.id, Kamis (25/8).

Menurutnya, Pemerintah Saudi tak hanya mengeluarkan visa kuota haji tetapi juga visa lain. “Ini harus dipastikan. Jangan sampai visa yang dipakai visa ummal (visa kerja) atau visa ziarah (visa kunjungan),” ungkap dia menerangkan.

Menurut Sugeng, visa ummal dan ziarah bukan untuk ibadah haji. Visa ummal misalnya, memang bisa untuk masuk ke Saudi tapi tidak bisa memasuki Kota Suci Makkah dan Madinah. ”Begitu juga dengan visa ziarah, Anda bisa ke Saudi tetapi tidak bisa masuk ke Kota Suci Makkah dan Madinah,” jelasnya.

Karena itu, lanjutnya, calon jamaah haji harus memastikan apakah yang tertera dalam paspornya adalah visa haji atau bukan. “visa yang diakui Kementerian Haji Saudi untuk para calon jamaah haji yang memasuki Makkah dan Madinah adalah visa haji,” ungkapnya.

Sugeng berharap para penyelenggara haji dan umrah dapat bertanggungjawab dengan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait visa apa yang bisa digunakan untuk keberangkatan haji. “Kalau kasus Filipina jelas ilegal karena mengubah paspor atau dokumen,” ungkap Sugeng menambahkan.

 

 

sumber: Republika Online

Tips Mencari Toilet Terdekat Saat di Masjidil Haram

Area utama Masjidil Haram tak memiliki toilet. Anda harus berjalan ke luar untuk menemukannya. Kenali lokasi Anda dan cari toilet terdekat agar tidak berputar-putar.

Menjelang puncak haji, Masjidil Haram semakin hari semakin padat. Jemaah datang dari berbagai negara untuk beribadah. Tak hanya arena ibadah, namun toilet pun selalu penuh setiap saat. Anda harus memahami titik-titik lokasi toilet agar tidak salah jalan, sebab saat ini proyek perluasan masih berlangsung, sehingga tak semua akses jalan terbuka.

Berbeda dengan toilet, khusus untuk tempat berwudhu lebih mudah diakses dan ditemukan. Lokasinya ada di pelataran, halaman sampai di dalam masjid, tepatnya di dekat jalan menuju arena sa’i.

Anda harus memahami titik-titik lokasi toilet agar tidak salah jalan (Rachmadin Ismail/detikcom)

Nah, untuk toilet, ada beberapa yang mudah ditemukan, namun tak sedikit juga butuh usaha ekstra untuk mencarinya. Berikut beberapa titik toilet dan cara menemukannya dari lokasi Anda berada:

1. Datang dari arah terminal Ajyad

Bila Anda datang dari arah terminal Ajyad atau rumah sakit Ajyad, maka toilet besar akan terlihat jelas di sebelah kiri menjelang pintu utama Masjidil Haram. Tulisan WC terlihat jelas dengan gambar untuk menandakan toilet pria dan wanita.

Titik-titik lokasi toilet di sekitar Masjidil Haram yang diberi lingkaran hitam (Rachmadin Ismail/detikcom)

Seandainya toilet tersebut penuh, Anda bisa mencari alternatif toilet di tower zamzam. Di dalam mal tersebut, mulai dari lantai 1 ada toilet untuk laki-laki di sayap mal sebelah kanan, dan wanita di sayap mal sebelah kiri, atau di lantai atas.

2. Berada di pelataran masjid gerbang King Fahd

Bila Anda datang dari arah Misfalah, lalu hendak mencari toilet, atau keluar dari dalam masjid melalui gerbang utama King Fahd, maka sebaiknya mencari toilet bawah tanah. Posisinya ada di depan hotel Hilton dan Dar Al Tawhid. Jangan sampai tertukar dengan jalur bawah tanah menuju arena penjemputan. Perhatikan logo dan tulisan WC serta gambar pria atau wanita. Sebab toilet pria dan wanita terpisah dan jaraknya cukup berjauhan.

3. Berada di arena Sa’i

Bila Anda sedang berada di arena sa’i dan hendak ke toilet maka tidak perlu berjalan ke luar menuju gerbang utama King Fahd. Keluar saja lewat pintu Marwah lalu berjalan sekitar 100 meter ke arah bangunan bertuliskan WC. Di sini juga terpisah toilet untuk wanita dan pria, sehingga perlu diperhatikan gambarnya.

Titik lokasi toilet di sekitar area Masjidil Haram (Rachmadin Ismail/detikcom)

Untuk pria, tidak ada toilet untuk buang air kencing sambil berdiri di Masjidil Haram. Semua toilet menggunakan pintu. Dengan demikian, antrean yang ada kadang cukup panjang. Sedikit tips saat mengantre, sebaiknya tidak menunggu antrean di luar lorong, namun masuk ke dalam dan menunggu di depan pintu, agar mendapat giliran lebih cepat.

Selain itu, dalam jam-jam sibuk dan padat seperti salat fardlu atau salat Jumat, sebaiknya Anda menggunakan toilet sebelum masuk ke dalam masjid. Sebab, bila di tengah waktu salat atau khotbah Jumat, ada kemungkinan bila Anda keluar dulu ke toilet, maka akan kesulitan kembali untuk masuk.

Semoga bermanfaat!

sumber: Detik.com

Jangan Sembarang Naik Taksi

Mau memanfaatkan transportasi di Arab Saudi ketika musim haji. Nah, baca dulu tips berikut:


Pertama, hapalkan baik-baik nama tempat tinggal dan tujuan Anda, dalam bahasa setempat. Keduanya penting karena meski nama-nama termpat memiliki versi Inggrisnya, tak semua pengemudi tahu. Saat kami bertanya “King Fahd Road” kepada polisi, mereka hanya menggelenggelengkan kepala.

Kedua, jangan sembarang naik taksi. Di sekitar Makkah, misalnya, taksi tidak me miliki argo. Alhasil, kelihaian tawar-menawar dengan bahasa isyarat pun jadi andalan. Saat harga sudah disepakati, jangan lupa pastikan, apakah hari itu untuk keseluruhan penumpang atau per kepala?

Enam orang teman sepakat bertaksi ria dengan ongkos 50 riyal Saudi (SAR). Saat turun, mereka baru tahu bahwa jika itu ada lah tarif per kepala, jadi enam orang tarifnya menjadi 300 SAR untuk jarak tempuh sekitar empat kilometer dalam kondisi lancar. Yah, naik taksi di Saudi memang tak ubah naik ang kutan kota (angkot) saja.

Ketiga, naik bus menjadi andalan juga jika Anda mulai percaya diri. Ongkosnya 10 SAR untuk jarak tempuh sekitar satu kilo meter di Kota Makkah. Asalkan jangan lupa, pastikan daerah tujuan Anda agar tak salah jurusan.

Empat, tak semua anggapan miring terhadap polisi Saudi itu benar. Jika Anda bisa berbahasa Arab, mereka akan senang hati membantu Anda menunjukkan arah. Bahkan, menurut cerita sejumlah warga Indonesia yang tersesat di tengah siang terik, polisi itu mendatangi dan mengangsurkan air minum kemasan. Ah, segarnya.

 

Republika Online

Cuaca Sangat Panas, Jamaah Diminta Banyak Minum Air Putih

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Muchtaruddin Mansyur meminta jamaah haji yang berangkat untuk senantiasa menjaga kesehatannya selama di Tanah Suci. Ini penting dilakukan supaya tetap sehat dan dapat melaksanakan ibadah secara maksimal.

“Jamaah haji harus selalu menjaga kebersihan, cukup minum air putih, gunakan alas kaki karena cuaca di sana sangat panas. Dengan kesehatan optimal, ibadah juga akan maksimal,” kata Muchtar dalam siaran persnya, Kamis, (18/8).

Sampai dengan Senin (15/8) sebanyak 41.926 jamaah dari 12 embarkasi telah masuk asrama haji. Sementara berdasarkan data terakhir, Ahad (14/8) jumlah kumulatif  jamaah termasuk dengan petugas yang tiba di Madinah berjumlah 34.280 orang.

Pusat Kesehatan Haji Kemenkes mencatat jumlah dan proporsi jamaah haji dengan risiko tinggi (risti) yang telah terlaporkan dalam sistem Siskohatkes sebanyak 21.710 orang. Rincian risti dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan penggunaan warna gelang antara lain; pemakai gelang berwarna merah, yaitu bagi jamaah yang berumur lebih dari 60 tahun dengan risiko penyakit 7.632 jamaah (22,2%); pemakai gelang berwarna kuning yaitu bagi jamaah risti penyakit 11.576 jamaah (34,2%); dan pemakai gelang berwarna hijau yang berumur lebih dari 60 tahun tanpa risiko penyakit sebesar 17.766 jamaah (43,6%).

PPIH juga melaporkan jumlah jamaah haji yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Arab Saudi dengan rincian 2569 jamaah dilakukan rawat jalan; 50 jamaah telah dilakukan rawat inap; dan 63 jamaah dilakukan rujukan. Untuk penderita rawat jalan telah dilakukan analisis data di Kloter menunjukkan proporsi 3 tiga penyakit terbanyak yang diderita oleh jamaah adalah hipertensi (35%), myalgia (17%), headache (10%) dan acute nasopharingithis (9%).

Sementara itu data terakhir tanggal 14 Agustus 2016 hingga pukul 20.00 Waktu Arab Saudi terdapat 3 jamaah haji yang wafat dengan rincian 2 jamaah meninggal akibat cardiovascular diseases dan 1 jamaah meninggal akibat infeksi dan parasitic diseases.

 

Republika Online