Keinginan kuat menjalankan ibadah haji terlihat dari sosok Dedi Somantri (63 tahun), warga Kampung Selaawi, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lelaki yang sehari-harinya berjualan tahu keliling ini sudah 20 tahun menabung agar bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Perjuangan untuk menggapai cita-citanya tersebut akhirnya membuahkan hasil. Tahun ini Dedi direncanakan berangkat ke Baitullah dengan tergabung dalam kelompok Terbang (Kloter) 87 Jakarta dan akan berangkat pada 22 Agustus 2017. “Saya mulai berjualan tahu keliling sejak 1990 lalu,” ujar Dedi kepada Republika.co.id, Kamis (27/7).
Sebelum berdagang tahu keliling, dia sempat berjualan abu gosok dan dedak selama 10 tahun atau tepatnya pada 1980. Sehari-harinya, dia berjalan kaki menjajakan tahu Sumedang mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Rute berjualannya mulai dari Pasar Cisaat, Kabupaten Sukabumi, hingga ke Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, Dedi mempunyai niat yang sungguh-sungguh untuk menunaikan ibadah haji yang dimulai sejak 1990 lalu. Pada tahun itu, dia menabung sejumlah uang untuk bisa mendaftar ibadah haji. Awalnya, dia menabung uang rata-rata sebesar Rp 3.000 per hari. Seiring perjalanan waktu, jumlah uang yang ditabungnya bertambah menjadi Rp 30 ribu per hari.
Menurut Dedi, penghasilannya sehari-hari dari berjualan tahu dan lontong keliling rata-rata mencapai Rp 50 ribu. Dari jumlah itu ditabungkan sebesar Rp 30 ribu dan sisanya Rp 20 ribu untuk makan serta memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Setelah menabung sejak 1990 hingga 2012 akhirnya terkumpul uang sebesar Rp 25 juta,” kata dia.
Dedi Somantri, penjual tahu keliling menjadi calon haji yang berangkat tahun ini. (Foto: Riga Nurul Iman/ Republika)
Dengan modal uang tersebut, dia memberanikan diri untuk mendaftar haji ke Kementerian Agama (Kemenag) pada 10 Mei 2012. Setelah menunggu selama lima tahun, akhirnya Dedi bisa berangkat menunaikan ibadah haji pada 2017.
Selepas mendaftar, dia tetap menabung sebagai bekal untuk menunaikan ibadah haji sebesar Rp 1 juta sebulannya sejak 2012 lalu. Hingga lima tahun berlalu, tabungan tambahannya telah mencapai sebesar Rp 15 juta. “Niatnya, ibadah haji sujud di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi,” kata dia.
Dedi sudah melakukan persiapan, mulai dari belajar tata cara ibadah haji dan persiapan fisik. Selepas menunaikan ibadah haji, dia berencana akan beristirahat sejenak di Pesantren Al Hidayah yang dekat dengan rumahnya. Pesantren tersebut adalah tempatnya belajar dan beribadah.
Salah seorang tetangga Dedi, Mamah Salamah (63 tahun) mengatakan, warga setempat sudah mengetahui perihal Dedi yang akan berangkat menunaikan rukun Islam kelima. “Orangnya memang ulet dalam mencari rezeki dan berniat untuk menunaikan ibadah haji,” ujar Mamah.
Menurut dia, Dedi sehari-harinya berjualan tahu keliling dengan berjalan kaki sejak pagi hingga sore hari. Mamah pun berharap Dedi bisa menunaikan ibadah haji dengan lancar dan pulang dengan selamat.