ITULAH tanda munafik, beda antara yang lahir dan batin. Oleh karenanya sebagian ulama salaf mengatakan,
“Khusyunya orang munafik, jasad terlihat khusyu. Namun hati tak ada kekhusyuan.” (Jamiul Ulum wal Hikam, 2: 490)
Umar pernah berkhutbah di atas mimbar, lantas ia mengatakan,
“Yang aku khawatirkan pada kalian adalah orang berilmu yang munafik. Para sahabat lantas bertanya: “Bagaimana bisa ada orang berilmu yang munafik?” Umar menjawab, “Ia berkata perkataan hikmah, namun sayangnya ia melakukan kemungkaran.” (Idem)
Hudzaifah ditanya mengenai apa itu munafik, ia menjawab, “Ia menyifati diri beriman namun tak ada amalan.” (Idem)
“Aku telah melihat bahwa orang yang meninggalkan salat jemaah hanyalah orang munafik, di mana ia adalah munafik tulen. Karena bahayanya meninggalkan salat jemaah sedemikian adanya, ada seseorang sampai didatangkan dengan berpegangan pada dua orang sampai ia bisa masuk dalam shaf.” (HR. Muslim no. 654).
Bahkan tetangga masjid yang tak pernah terlihat di masjid, juga disebut munafik. Ibrahim An Nakhai rahimahullah mengatakan,
“Cukup disebut seseorang memiliki tanda munafik jika ia adalah tetangga masjid namun tak pernah terlihat di masjid” (Fathul Bari karya Ibnu Rajab 5: 458 dan Maalimus Sunan 1: 160. Lihat Minhatul Allam, 3: 365).
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2324827/tanda-munafik-beda-lahiriah-dan-batin#sthash.YLVhEWhJ.dpuf