Para ulama telah bersepakat bahwa Lailatul Qadar terjadi sekali dalam satu tahun, dan itu ada di dalam bulan Ramadhan. Mengenai rincian waktu keberadaan Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan, para ulama berbeda pendapat.
Meski demikian, setidaknya ada beberapa tanda yang dapat diketahui mengenai Lailatul Qadar. Ada empat tanda Lailatul Qadar sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam riwayat yang shahih.
Tanda pertama, matahari terbit di pagi hari tanpa sinarnya, seperti yang disabdakan Nabi SAW: “Matahari terbit pada pagi hari (yang malamnya merupakan malam Lailatul Qadar) tanpa cahaya yang menyilaukan. Ini seakan-akan seperti belanga hingga meninggi.” (HR Muslim)
Tanda kedua, yakni pada saat Lailatul Qadar, bulan terbit dengan menampakkan hanya separuhnya, seperti setengah mangkok. Dalam riwayat Abu Hurairah RA, dia berkata, “Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW. Kemudian beliau SAW bersabda, “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR Muslim)
Tanda ketiga, yaitu terkait hawa udara dan suasana langit malam. Diriwayatkan Ibnu Khuzaimah, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ini (Lailatul Qadar) adalah malam yang cerah. Tidak panas maupun dingin. Kemudian, di pagi harinya (setelah melewati Lailatul Qadar), matahari bersinar dengan warna merah yang lemah.” (Disahihkan al-Albani)
Tanda keempat, ialah pemandangan langit malam dari bumi tampak cerah dan tidak tampak bintang yang dilempar ke setan-setan.
Diriwayatkan dari Watsilah bin Asqa’, Rasulullah SAW bersabda, “Lailatul Qadar ialah malam yang tenang. Tidak panas dan tidak pula dingin. Tidak ada mendung, hujan dan angin. Juga tidak ada bintang yang dilemparkan.” (HR Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir)