Tinggalkan Dosa dan Kesyirikan!

DALAM pelajaran sirah nabawiyah kali ini, kita kaji tafsir surah Al-Mudattsir yang merupakan wahyu kedua yang turun kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Allah Taala berfirman,

“Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Rabbmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah.” (QS. Al-Mudattsir: 1-7)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam Diingatkan untuk Meninggalkan Dosa dan Kesyirikan

“Dan rujza tinggalkanlah”, yang dimaksud rujza adalah berhala dan awtsan, yaitu segala sesuatu yang disembah selain Allah. Ayat ini maksudnya kita diperintahkan untuk meninggalkannya dan bara (berlepas diri) dari perkataan dan amalan yang ada sangkut pautnya dengan penyembahan kepada selain Allah (kesyirikan). Bisa juga maksud rujza adalah amalan kejelekan seluruhnya, termasuk perkataan jelek. Maka perintah yang dimaksud di sini adalah tinggalkanlah dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, baik dosa yang nampak maupun yang tersembunyi, termasuk juga di sini meninggalkan kesyirikan dan dosa-dosa lainnya.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam Diperintahkan untuk Bersabar

“Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah”, di sini diperintahkan untuk meraih pahala dengan bersabar. Bersabar di sini dalam tiga bentuk yaitu (1) sabar dalam taat kepada Allah, (2) sabar dalam menjauhi maksiat, (3) sabar dalam menghadapi musibah.

Karena hal-hal di atas benar-benar dijalankan oleh Rasul shallallahu alaihi wa sallam, pantaslah beliau menjadi ulul azmi dari para Rasul. Shalawatullahi wa salaamuhu alaihi wa alaihim ajmain.

Semoga bermanfaat. [Referensi: At-Tashil li Tawil At-Tanzil Tafsir Juzu Tabarak fi Sual wa Jawab; Tafsir As-Sadi; Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK