SEBAGIAN manusia merasa berakal. Merasa berperadaban. Merasa lebih baik dari binatang. Namun perilakunya tak ubahnya seperti binatang.
Lihatlah ayam betina. Di mana bertemu pejantan dia dinaiki olehnya. Sebagian wanita hanya dengan kedipan mata. Atau rayuan gombal dia lupa harga dirinya.
Entah siapa yang salah, si laki atau si perempuan? Kalau binatang itu suatu kewajaran. Apakah sampai seburuk itu perilaku manusia?
Allah berfirman dalam Alquran surah Al-A’raaf ayat 179:
“Dan telah kami ciptakan sebagai penghuni neraka jahanam dari bangsa Jin dan manusia, mereka memiliki hati namun tidak berpikir dengannya, memiliki mata namun tidak melihat dengannya, memiliki telinga namun tidak mendengar dengannya, mereka ibarat binatang ternak, bahkan mereka lebih tersesat, mereka adalah orang-orang yang lalai”
Kalau tidak ingin seperti binatang, cobalah berpikir dengan hatimu, dengarkan dengan telingamu, pandanglah dengan matamu, Allah tidak menciptakanmu sia-sia, Belajarlah agamamu kalau masih ingin disebut insan.
Kemarin aku menghadiri sebuah Walimah pernikahan di tengah ibu kota Jakarta. Suatu Walimah yang penuh makna. Pasangan pengantinya belum pernah bersentuh tangan. Belum pernah di atas motor berboncengan. Belum pernah duduk berduaan.
Sentuhan mereka adalah sentuhan yang dibalut mawaddah dan Rahmah. Bersandingnya mereka karena perintah dan rida Pencipta. Pelukan mereka bernilai sedekah.
Sungguh indah dan penuh berkah. Semoga mereka berdua dan bersama keluarganya senantiasa dijaga Allah. Itulah pernikahan yang sebenarnya. Untukmu yang menikah dengan tuntunan syariah, aku ucapkan, “Barakallah hu lakuma wa baraka alikuma. Wa jamaah baina kuma fii khair.” [Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah]