Gunakan Lafaz Allah di Busana Seronok, Brand Fashion Australia Menuai Kecaman  

Brand fashion asal Australia, Not A Man’s Dream, menuai kecaman setelah menampilkan koleksi terbaru dengan lafaz “Allah” pada busana seksi. Masalah ini mencuat setelah tampilan fashion show di Melbourne Fashion Festival (MMF) ini viral ke publik.

Dalam pergelaran itu, lafaz “Allah” telah dijadikan motif untuk beberapa tampilan koleksi, termasuk busana jumpsuit tanpa lengan dengan bahan transparan.

Perancang busana memperlihatkan modelnya mengenakan jumpsuit dimana bagian model, leher dan telinga ditutupi dengan kain yang sama yang dapat memicu kesan seolah-olah menyerupai cadar atau hijab, pakaian khusus wanita muslimah.

Mona Khalifa, seorang blogger fesyen muslim yang ikut hadir dalam acara tersebut mengaku sangat “terganggu” saat melihat desain di depan matanya. “Menggunakan frase suci dan menulis kata ‘Allah’ dalam bahasa Arab, yang suci bagi umat Islam tetapi juga bagi orang Kristen … adalah tindakan keliru dalam banyak hal.”

Mona Khalifa yang mengungkapkan kemarahannya kemudian mengunggah video. Mona mengungkapkan ketidaksenangannya atas kata-kata nama “Allah” seorang dipermainkan oleh perancang busana Australia.

Mona bersikeras bahwa busana itu terang-terangan sengaja memprovokasi umat Islam dengan kata “Allah”, serta komunitas Kristen Arab yang juga menggunakan kata yang sama untuk Tuhan.

Menurut SBS News, menyusul kontroversi tersebut, Melbourne Fashion Festival (MMF) dan perancang busana Not A Man’s Dream telah mengeluarkan pernyataan permintaan maaf kepada media.

MFF dalam sebuah pernyataan mengatakan pihak festival tidak berniat untuk tidak menghormati siapapun dan mereka meminta maaf atas kesalahan tersebut.

Akibat banyak kecaman, panitia Melbourne Fashion Festival meminta maaf dan langsung menghapus foto-foto tersebut dari media sosial, lapor News.com.au.

Sang desainer, Samantha Saint James, juga sudah memberikan permintaan maaf atas timbulnya kontroversi akibat busana yang didesainnya itu. Samantha mengaku baru menyadari kesalahan desainnya dan mengaku tidak bermaksud untuk menghina agama.*

HIDAYATULLAH

Tiga Kelompok yang ‘Menungggu’ Ramadhan, Bagaimana Kita?

Ada kelompok yang tidak sabat datangnya Ramadhan dan menangisinya saat ia pergi, tapi ada pula yang gelisah datangnya Ramadhan, bahkan bahkan cemas karena kebururakanya menjadi terbatas

RAMADHAN  tinggal menghitung hari! Bulan yang penuh berkah akan datang!

Dengan beberapa hari lagi, individu Muslim di seluruh dunia menyadari apa yang mereka rasakan dan harapkan Ramadhan ini. Ada yang perasaannya campur aduk, ada yang senang.

Kegembiraan yang lahir bagaikan rasa sekuntum bunga di hati seorang kekasih yang menunggu cinta hatinya kembali ke pangkuannya. Ada rindu dendam yang perlu dilunasi, ada syair cinta yang perlu diutarakan.

Ramadhan sebagai Madrasah Taqwa

Sangatlah pantas bagi kita untuk menamakan Ramadhan sebagai ‘madrasah takwa’. Ini karena Ramadhan ibarat sebidang tanah pertanian yang luas untuk kita tabur ibadah dan ketaatan.

Di dalamnya juga terdapat pohon rindang untuk kita berteduh dari panasnya kemaksiatan. Dengan benih-benih yang berpedoman pada sunnah kenabian di tangan, maka benih-benih ibadah dan taqarrub sebanyak yang kita inginkan. In sya’-ALLAH kita akan menuai hasil ganda di akhirat.

Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga menegaskan kepada kita bahwa kewajiban puasa di bulan Ramadhan tidak lain adalah untuk meningkatkan ketakwaan kita. Kata itu berbunyi:


{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ }

Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [Surah Al-Baqarah: 183]

Maka dapat dipahami bahwa Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk meningkatkan ketakwaan dengan menjalankan segala ibadah semaksimal mungkin, serta menjauhi segala larangan Allah SWT.

Sayyidina ‘Ali RA mendefinisikan kesalehan dalam ungkapan sederhana dan ringkas yang berbunyi:

الخوف من الجليل، والعمل بالتنزيل، والرضا بالقليل، والاستعداد ليوم الرحيل.

Artinya: “(Taqwa adalah) takut kepada Allah, beramal dengan Al-Qur’an, ridha dengan sedikit rahmat, dan bersiap untuk hari perpisahan.”

Kelompok yang Tidak Sabar

Siapa nih yang sudah tidak sabar menunggu datangnya Ramadhan? Jika pertanyaan ini ditanyakan kepada penulis, maka itu hanya pendapat penulis dan dengan rendah hati akan dijawab bahwa KITA SEMUA adalah kelompok yang tidak sabar menunggu datangnya bulan Ramadhan.

Namun, ada perbedaan dalam jenis ketidaksabaran yang kita semua miliki. Disini akan dijelaskan secara detail siapa kelompok tersebut dan apa saja perbedaannya.

Kelompok pertama

Inilah orang-orang yang tak sabar menanti datangnya Ramadhan seolah bulan mulia ini adalah buah hati penulis yang telah berpisah selama sebelas bulan. Mereka merasa pertemuan selama sebelas bulan terakhir belum dimanfaatkan secara maksimal.

Ada ‘puisi cinta’ yang tak terucapkan dan rindu ibadah. Kualitas tarawih buruk, ketulusan sedekah menyimpang, dan tadabbur Alquran kosong. Maka mereka harus bercita-cita dan bertekad untuk meningkatkan amal ketaatan mereka di bulan Ramadhan yang akan segera datang.

Mereka mendatangi bulan Ramadhan dengan bekal yang baik (azwidah shālihah) bersama dengan hati sanubari yang selamat (qulūb salīmah). Pasokan utama mereka adalah takwa.

BENAR! Mereka ingin meningkatkan ketakwaan dengan memperlengkapi ketakwaan pula. Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 197 yang berbunyi:

وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَیۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ یَـٰۤأُو۟لِی ٱلۡأَلۡبَـٰبِ

“dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS: Al-Baqarah: 197)

Kelompok kedua:

Orang-orang ini bisa disebut golongan menengah (muqtaṣid). Golongan ini adalah mereka yang tidak sabar memasuki Ramadhan karena dianggap sebagai bulan pembersih dosa.

Sebelas bulan berlalu dengan rasa bersalah dan kurang taqwa, kemudian dengan iman yang masih tersisa mereka berharap Ramadhan kali ini menjadi batu loncatan bagi mereka untuk berubah menjadi muslim yang lebih baik.

Cita-cita mereka harus dipuji. Namun demikian, masih ada kekhawatiran bahwa orang-orang tersebut bisa menjadi kelompok ‘Ramadhaniyyun’ yang rajin beribadah hanya di bulan Ramadhan namun lengah dan nakal di luar Ramadhan.

Seolah-olah Allah yang mereka sembah dan ditaati di bulan Ramadhan berbeda dengan Allah di luar Ramadhan.  

Kelompok ketiga:

Yang terakhir adalah kelompok yang gelisah datangnya Ramadhan.Meraka bahkan cemas dan berharap Ramadhan segera berlalu.

Mereka tampak khawatir dan sedih saat bertemu dengan Ramadhan. Mereka sadar bahwa kebiasaan buruk yang mereka lakukan akan terbatas karena umat Islam lainnya sibuk mengejar pahala.  

Rasa malu dan resah mungkin juga akan menyesakkan dada mereka karena melihat umat Islam lainnya berlomba-lomba menunaikan menjadi rajin beribadah, sehingga tiada teman bersamanya. Mereka menunggu dengan harap agar bulan Ramadahan cepat-cepat pergi.

Inilah golongan yang menuju kerugian dan malapetaka, sebagaimana dalam sebuah hadits bagaimana Jibril AS berdoa: “Celakalah orang yang bertemu Ramadhan dan berlalu tetapi orang itu tidak diampuni dosa-dosanya.’ Kemudian Nabi ﷺ menegaskan doa Jibril.”

Jika diberi umur panjang, kita semua tidak bisa menghindari bertemu Ramadhan. Namun pertanyaannya apakah kita sudah siap menyambut kedatangannya?

Kita berdoa semoga Allah SWT memasukkan kita ke dalam kelompok pertama. Semoga Allah mengampuni kita dan memberi kita kemampuan untuk memenuhi Ramadhan kali ini dengan ketaatan yang maksimal.

Semoga kita menyambut Ramadhan kali hingga kepergianya nanti  dalam keadaan diampuni dosa-dosa kita seluruhnya, sehingga kita termasuk dalam golongan yang terhindar dari neraka (‘utaqā’). Wallāhu waliyyut-taufīq.*/Nasrullah Noh

HIDAYATULLAH

Pendaftaran Haji Jamaah Domestik Berakhir 10 Ramadhan

Kementerian Haji dan Umrah kerajaan menyampaikan, Muslim yang tinggal di Arab Saudi memiliki waktu hingga 10 Ramadhan untuk mendaftar untuk menghadiri haji tahun ini.

Dilansir dari laman Gulf News pada Ahad (19/3/2023), Kementerian mengatakan di Twitter, bahwa pengajuan haji oleh warga negara Saudi, orang asing yang tinggal di kerajaan dan yang tidak melakukan haji tahunan sebelumnya berlanjut hingga Ramadhan 10.

Keesokan harinya, pendaftaran akan dibuka untuk warga Saudi dan ekspatriat yang melakukan haji setidaknya lima tahun lalu sampai slot terisi.

Bulan Ramadhan diperkirakan akan dimulai pada Kamis (24/3/2023). Pendaftaran dilakukan melalui tautan https://localhaj.haj.gov.sa atau aplikasi Nusuk.

Pada Januari, kementerian mengumumkan pembukaan pendaftaran elektronik untuk warga negara Saudi dan ekspatriat Muslim yang tinggal di Arab Saudi yang ingin menunaikan ibadah haji tahun ini.

Jamaah domestik dipilih secara acak melalui sistem undian online setelah disetujui untuk melakukan haji, salah satu dari lima kewajiban Islam.

Sementara itu, Kementerian telah meluncurkan empat paket untuk jamaah domestik yang ingin menghadiri haji dengan biaya mulai dari 3984 riyal hingga 11841 riyal. Kerajaan juga mengatakan jamaah domestik dapat membayar biaya haji untuk haji tahun ini dalam tiga kali cicilan, tidak sekaligus seperti yang terjadi sebelumnya.

Angsuran ketiga dan terakhir harus dibayar paling lambat (10/10/1444), yaitu kurang dari dua bulan sebelum dimulainya manasik haji yang jatuh tempo pada akhir Juni tahun ini.

IHRAM

Jangan Asal Nikah, Baru Kenal di Media Sosial Sudah Dianggap Ideal

Seringkali terlontar pertanyaan yang terdengar menyebalkan bagi mereka yang sudah waktunya menikah, tapi tak kunjung dikarunia jodoh. Jodoh memang pemberian Allah, namun sebagai umatnya kita juga diwajibkan berikhtiar untuk mencari jodoh.

Pertanyaan yang menyebalkan di atas jangan anggap sebagai provokasi untuk bertingkah gegabah asal nikah. Menikah perlu kehati-hatian karena mencari  pasangan hidup yang nantinya akan menemani selama hidup kita tidak semudah berselancar di media sosial. Apalagi mencari jodoh di media sosial.

Berselancar di media sosial untuk mencari jodoh dengan beragam platform yang ada bukan jalan utama. Itu hanya cara dan sarana saja, tetapi tidak langsung dianggap paling ideal. Di media sosial semua orang seolah tampak ideal. Menutupi kekurangan dan hanya menampakkan kelebihan yang terkadang dibuat-buat.

Jika hanya mengandalkan media sosial, kita tidak bisa melihat secara penuh perilaku, sikap dan akhlak seseorang. Bisa jadi kita hanya terjebak dalam gambaran ideal, tetapi sesungguhnya bisa berujung fatal.

Banyak contoh misalnya terungkap pernikahan menjadi modus baru perdagangan perempuan, bahkan banyak kasus-kasus yang lalu, pernikahan dijadikan alasan untuk memilih pengantin bom dan terjadilah aksi terorisme yang melibatkan perempuan sebagai korbannya. Semuanya dimulai di media sosial.

Kenapa penting mengetahui secara langsung karena Islam memberikan kriteria jodoh yang perlu keyakinan. Tidak cukup hanya bermodal tahu informasi di media sosial.

Pertama, memiliki agama atau pandangan agama yang sama.

Bagi seorang wanita muslim diwajibkan bagi mereka mencari pasangan yang seiman atau memiliki agama dan keyakinan yang sama atau sekufu. Harus dipahami tentang pentingnya pernikahan yang mempertimbangkan bebet bobot calon pasangan hidup. Sekufu secara syariat menurut mayoritas ulama adalah sebanding dalam agama, nasab (keturunan), kemerdekaan, dan pekerjaan.

Dengan kata lain memiliki kesetaraan dalam agama dan status sosial. Allah berfirman, “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula. Perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula.” (QS. An Nur: 26)

Kedua, taat beragama.

Bukan hanya penting untuk memiliki keimanan yang sama, namun juga penting bagi kita memilih pasangan hidup yang memiliki ketaatan agama yang baik, karena pada dasarnya seorang pasangan akan membantu kita mendekatkan diri pada hal kebaikan atau justru keburukan. Seperti yang difirmankan oleh Allah Ta’ala, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian adalah yang paling bertaqwa.” (QS. al Hujurat: 13)

Seorang wanita harus berjuang untuk mendapatkan jodoh suami yang paling mulia di sisi Allah, yaitu seorang yang taat kepada aturan agama supaya dapat mendekatkan kita kepada sang pencipta.

Ketiga, menjauhi kemaksiatan.

Tentunya pasangan yang baik adalah mereka yang mampu menjaga diri atau menjauhkan diri dari hal yang berbau kemaksiatan. Orang yang dalam hidupnya dekat dengan kemaksiatan, tentu saja akan cenderung melakukan kemaksiatan tersebut. Itulah alasannya mengapa menjadi seorang muslim penting untuk menjauhi hal-hal yang berbau maksiat.

Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah atas perintah Allah kepada mereka dan selalu taat pada apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim: 6).

Surat diatas menjelaskan bahwa pasangan yang beriman akan mampu mendorong diri kita untuk menaati Allah dan menjauhi larangan-Nya, bertobat dari sesuatu yang membuat Allah murka dan mendatangkan azab-Nya. Pasangan yang beriman akan mengajarkan adab dan agama serta mendorong kita untuk senantiasa melaksanakan perintah Allah.

Oleh karena itu, seorang hamba tidaklah akan selamat sampai ia dapat melaksanakan perintah Allah pada dirinya dan pada orang yang berada di bawah kekuasaannya seperti istri, anak dan sebagainya.

Keempat, memiliki nasab yang baik.

Memilih suami dengan nasab yang baik atau dari keturunan keluarga baik-baik. Pasalnya seorang suami bukan hanya yang akan memberikan nafkah saja, namun seorang suami juga akan memberikan bibit keturunan bagi keturunan kita, dari pasangan dengan nasab yang baik, diharapkan nantinya akan lahir keturunan yang baik pula.

Kriteria di atas tidak cukup diraih informasi dari media sosial. Jangankan melalui media sosial, terkadang pertemuan langsung yang singkat saja tidak cukup menggambarkan seseorang memiliki kriteria di atas.

Karena itulah, jangan terburu-buru menikah hanya karena alasan sudah saatnya menikah jika tidak menemukan kriteria di atas. Jangan anggap pernikahan hanya sekedar tinggal serumah saja, tetapi itu menentukan masa depan anda ke depan.

ISLAM KAFFAH

Berikut Tata Cara Ziarah Kubur Sesuai Hadis, Lengkap dengan Doa

Bulan Ramadhan yang mulia tinggal menghitung hari, umat muslim bergembira menyambut bulan penuh berkah dan ampunan, umat muslim di Indonesia mempunyai tradisi nyekar atau ziarah kubur sebelum memasuki bulan ramadhan, lalu bagimana tata cara ziarah kubur yang sesuai dengan hadist Rasulullah?

Ziarah kubur atau nyekar sebelum ramadhan biasanya dilakukan oleh anggota keluarga secara bersama-sama, selain mendoakan keluarga yang telah wafat, biasanya didahului dengan membersihkan makam dari rerumputan dan ilalang.

Tata cara ziarah kubur
Dilansir dari laman cnnindonesia.com pada Minggu (19/03/23). Cara melakukan ziarah kubur ini juga diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Mengutip NU Online, salah satu buktinya adalah ketika berada di depan Siib, lokasi dekat makam Uhud, Rasulullah mengucapkan salam.

4 Adab Ziarah Kubur Sebelum Puasa Ramadhan

Ucapan salam menunjukkan bahwa arwah yang berada di dalam kubur mendengarkan apa yang disampaikan oleh peziarah.

Untuk mengetahui lebih lengkapnya, berikut tata cara ziarah kubur yang perlu diketahui umat Islam.

1. Ucapkan salam
Sebagaimana dijelaskan di atas, Rasulullah menyampaikan salam saat melakukan ziarah kubur. Berikut bacaan salam yang bisa dilafalkan:

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Assalamu’alaikum dara qaumin mu’minin wa atakum ma tu adun ghadan mu ajjalun, wa inna insya-Allahu bikum lahiqun

Artinya:
“Assalamu’alaikum. Hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insya Allah akan menyusul kalian.”

2. Membaca istigfar
Ilustrasi. Membaca istigfar, salah satu tahap tata cara ziarah kubur menurut hadis. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Setelah mengucapkan salam, umat Muslim juga disarankan untuk membaca kalimat istigfar seperti berikut:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astagfirullah hal adzim alladzi la illaha illa huwal hayul qoyyumu wa atubu ilaihi.

Artinya:
“Aku mohon ampuh kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.”

3. Membaca surat-surat pendek Al-Qur’an
Adapun beberapa surat Al-Qur’an yang dibaca saat ziarah kubur adalah berikut:
– Surat Al-Fatihah (3x)
– Surat Al-Ikhlas (3x)
– Surat Al-Falaq (3x)
– Surat An-Nas (3x)

4. Membaca surat Yasin
Membaca surat Yasin saat ziarah kubur disebut bersifat fadha’ilul ‘amal. Artinya, membaca surat Yasin adalah amalan utama yang dilakukan untuk tujuan kebaikan.

Hal ini juga telah diriwayatkan dalam sejumlah hadis.

اقْرَؤُا عَلَى مَوْتَاكُمْ “يس”

Artinya:
“Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang meninggal [di antara] kalian.” (HR Abu Dawud)

مَنْ زَارَ قَبْرَ وَالِدَيْهِ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ أَوْ أَحَدِهِمَا ، فَقَرَأَ عِنْدَهُمَا أَوْ عِنْدَهُ : يس ، غُفِرَ لَهُ بِعَدَدِ ذَلِكَ آيَةً أَوْ حَرْفًا

Artinya:
“Barangsiapa berziarah ke kuburan kedua orang tuanya setiap Jumat lalu membacakan di sisinya surat Yasin, niscaya akan diampuni sebanyak jumlah ayat dan huruf yang dibaca.” (HR Ibnu ‘Adi)

  1. Doa ziarah kubur
    Tata cara ziarah kubur selanjutnya adalah membaca doa. Ada doa ziarah kubur yang bisa dibacakan saat sedang berkunjung ke makam orang tua. Berikut bacaan doa ziarah kubur:
    اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ Allahummagfirlahu war hamhu wa ‘aafihii wa’fu anhu, wa akrim nuzuulahu wawassi madholahu, waghsilhu bii maa’i watssalji walbaradi, wa naqqihi, minaddzzunubi wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu minad danasi. Wabdilhu daaran khairan min daarihi wa zaujan khairan min zaujihi. Wa adkhilhul jannata wa aldzhu min adzabil qabri wa min adzabinnaari wafsah lahu fi qabrihi wa nawwir lahu fihi. Artinya:
    “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, istri yang lebih baik dari istrinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya. (HR Muslim)
  2. Tidak duduk dan berjalan di atas kuburan
    Tidak duduk atau berjalan di atas kuburan juga jadi salah satu tata cara ziarah kubur. Cara ini dilakukan untuk menghormati arwah yang tinggal di dalamnya. Dalam Islam, menghormati jenazah sama dengan menghormati orang yang masih hidup. Hal ini juga diriwayatkan dalam sebuah hadis. عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْ Artinya:
    “Dari Abu Hurairah RA, Ia berkara, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Seandainya seseorang duduk di atas bara api sehingga membakar pakaiannya sampai kulitnya, itu lebih baik baginya dibandingkan duduk di atas kuburan.” (HR Muslim) 7. Menyiram kuburan dengan air
    Menyiram kuburan dengan air dan bunga-bunga adalah sunah. Cara ini dilakukan agar kondisi jenazah yang berada di dalam kuburan tetap dingin. Hal ini juga diriwayatkan dalam sebuah hadis. أن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) رش على قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء Artinya:
    “Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW menyiram [air] di atas kuburan Ibrahim, anaknya dan meletakkan kerikil di atasnya.” (HR Abu Daud) Demikian tata cara ziarah kubur, lengkap bersama doa dan surat-surat Al-Qur’an yang bisa dilantunkan.

ISLAMKAFFAH

Biografi Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma

Tidaklah agama Islam sampai ke kita, kecuali dengan perantara para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum. Ibnu Abi Hatim rahimahullahu mengatakan,

فأما أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم، فهم الذين شهدوا الوحي والتنزيل، وعرفوا التفسير والتأويل، وهم الذين اختارهم الله عز وجل لصحبة نبيه صلى الله عليه وسلم ونُصرته وإقامة دينه، وإظهار حقه، فرضِيهم له صحابةً، وجعلهم لنا أعلامًا وقدوة، فحفِظوا عنه صلى الله عليه وسلم ما بلغهم عن الله عز وجل، وما سنَّ وشرع، وحكم وقضى، وندب وأمر ونهى، وحظر وأدب، وعوه وأتْقنوه، ففقِهوا في الدين، وعلموا أمر الله ونهيه ومراده بمعاينة رسول الله صلى الله عليه وسلم، ومشاهدتهم منه تفسير الكتاب وتأويله، وتلقُّفهم منه واستنباطهم عنه، فشرَّفهم الله عز وجل بما منَّ عليهم وأكرمهم به من وضعه إياهم موضع القدوة، فنفى عنهم الشك والكذب والغلط والريبة والغمز، وسماهم عدول الأمة

Adapun sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama, merekalah yang menyaksikan turunnya wahyu, paham tentang tafsirnya, dan mereka dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama, menolong-Nya, menegakkan agama-Nya, dan menampakkan kebenaran-Nya. Allah ridai mereka untuk membersamai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama dan Allah jadikan mereka sebagai teladan bagi kita. Mereka turut memelihara apa yang Nabi sampaikan dari Allah azza wajalla, tentang sunah, syari’at, hukum, ketetapan, anjuran, perintah, larangan, peringatan dan adab. Mereka hafalkan dan jaga benar-benar. Mereka memahami agama. Mereka mengetahui perintah Allah, larangan-Nya, dan maksudnya dengan bimbingan langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka menyaksikan penjelasan dan tafsir Al-Qur’an. Mereka belajar langsung kepada Nabi dan belajar bagaimana menggali hukum darinya. Allah muliakan mereka dengan karunia-Nya dan jadikan mereka suri tauladan. Dan tidaklah tersemat dalam diri mereka ragu, dusta, dan gamang. Itulah sebab mereka disebut dengan umat yang adil.” (Al-Jarh wat-Ta’dil, 1: 7)

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui tentang kehidupan para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum sebagai langkah awal meneladani akhlak dan agama mereka. Dan yang sering kita dengar di dalam buku-buku hadis adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma. Bagaimana kehidupan beliau? Mari kita simak dan semoga bisa banyak mengambil pelajaran darinya.

Nama beliau

Beliau adalah Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Al-Khattab Al-Qurasyi Al-Adawiy. Ayah beliau adalah seorang sahabat senior Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama dan khalifah kedua sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Sementara ibunda beliau bernama Zainab binti Madz’un bin Habib. [1]

Kelahiran beliau

Beliau dilahirkan dua tahun setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama diutus. [2]

Kisah hidup beliau

Abdullah bin Umar masuk Islam saat berusia 4 tahun bersama dengan ayahnya, Umar bin Khattab, pada tahun 6 setelah diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Beliau turut serta hijrah ke Madinah bahkan sebelum Umar bin Khattab.

Ibadah beliau

Suatu ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama pernah bersabda,

Sebaik-baik laki-laki adalah Abdullah (Ibnu Umar). Andaikan ia mengerjakan salat malam.” (HR. Bukhari no. 3738)

Sejak mendengar ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama, Abdullah bin Umar tidak pernah meninggalkan satu malam pun, kecuali senantiasa salat di dalamnya.

Nafi rahimahullahu menceritakan,

كان ابن عمر يحيي بين الظهر إلى العصر

Abdullah bin Umar adalah orang yang gemar menghidupkan antara waktu Zuhur dan Asar (dengan ibadah).[3]

Dalam kesempatan yang lain, Nafi juga menyebutkan,

كان ابن عمر رضي الله تعالى عنه إذا فاتته صلاة العشاء في جماعة أحيا بقية ليلته

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu jika terlewat salat Isya berjamaah, maka beliau menebusnya dengan bangun beribadah sepanjang malam.” [4]

Thawus bin Kaisan rahimahullahu mengisahkan,

“Tidaklah aku melihat orang seperti Abdullah bin Umar ketika salat, bagaimana beliau menghadapkan wajahnya, telapak tangan, dan kakinya ke kiblat.” [5]

Baca Juga: Biografi Ringkas Imam Nawawi

Keistimewaan beliau

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai sosok yang berupaya mengikuti setiap jejak langkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama. Di mana Nabi pernah berpijak, beliau memijak tanah yang sama. Di mana Nabi salat, beliau pun akan turut serta salat di sana. Bahkan jika beliau mengetahui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama pernah berteduh di bawah pohon, beliau pun akan menirunya.

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dikenal banyak meriwayatkan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama. Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu menyebutkan  [6] bahwa beliau radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan 2600-an hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama.

Imam Malik rahimahullahu mengatakan,

كان إمام الناس عندنا بعد زيد بن ثابت، عبدالله بن عمر، مكث ستين سنة يُفتي الناس

Beliau radhiyallahu ‘anhuma adalah Imam (dalam ilmu) setelah Zaid bin Tsabit. Beliau hidup 60-an tahun mengajarkan kepada manusia ilmu.” [7]

Nafi’ rahimahullahu mengisahkan,

كان ابن عمر وابن عباس يجلسان للناس عند مقدم الحاج، فكنت أجلس إلى هذا يومًا، وإلى هذا يومًا، فكان ابن عباس يجيب ويُفتي في كل ما سُئل عنه، وكان ابن عمر يردُّ أكثر ممَّا يُفتي

Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhum biasanya membimbing manusia dalam berhaji. Kadang aku duduk di hadapan Abdullah bin Abbas dan kadang duduk di hadapan Abdullah bin Umar. Ibnu Abbas menjawab semua yang ditanyakan kepada beliau. Sementara Ibnu Umar jauh lebih banyak dari yang dijawab Ibnu Abbas.[8]

Selain itu, Abdullah bin Umar adalah sosok yang gemar berinfak. Dalam satu kesempatan [9] beliau pernah membeli 5 budak kemudian beliau mengerjakan salat. Tiba-tiba kelima budak tersebut ikut salat di belakang beliau. Beliau bertanya,

“Untuk siapa salat kalian?!”

Mereka pun menjawab,

“Untuk Allah semata.”

Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu menimpali,

“Kalian adalah hamba merdeka di hadapan Zat yang kalian ibadahi.”

Kemudian beliau langsung membebaskan kelimanya.

Dan tentu sangat banyak teladan yang bisa kita contoh dari beliau selain yang telah tertulis di atas, yang kita harapkan bisa kita teladani dalam keseharian kita. Semoga biografi sahabat yang mulia ini bisa memberikan inspirasi kebaikan bagi pembaca. aamiin

***

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/83764-abdullah-bin-umar.html

Imran Bin Hushain; Manusia yang Menyerupai Malaikat

Di tahun perang Khaibar Imran Bin Hushain datang kepada Rasulullah Saw. untuk baiat. Semenjak ia menaruh tangan kanannya di tangan kanan Rasul, maka tangan itu beroleh penghormatan besar.

Akhirnya, ia bersumpah pada dirinya tidak akan menggunakannya kecuali untuk perbuatan utama dan mulia. Pertanda ini merupakan satu bukti jelas bahwa pemiliknya mempunyai perasaan yang amat halus.

Syahdan, Imran bin Hushain adalah gambaran yang tepat bagi kejujuran, sifat zuhud dan keshalehan serta mati-matian dalam mencintai Allah Swt. dan mentaati-Nya. Walaupun ia beroleh taufik dan petunjuk Allah yang tidak terkira, akan tetapi ia sering menangis mencucurkan air mata, ratapan “Wahai, kenapa saya tidak menjadi debu yang diterbangkan angin saja.”

Kata Imran, orang-orang itu takut kepada Allah bukanlah karena banyak melakukan dosa, tidak. Sama sekali tidak. Setelah menganut Islam, boleh dikatakan sedikit sekali dosa mereka. Mereka takut dan cemas karena menilai keagungan dan kebesaran-Nya. Bagaimanapun mereka beribadah ruku’ dan sujud. Tetapi, ibadahnya dan syukurnya itu belumlah memadai nikmat yang mereka telah terima.

Pernah suatu saat beberapa orang sahabat menanyakan pada Rasulullah Saw. “Ya Rasulullah, kenapa kami ini …? Bila kami sedang berada di sisimu, hati kami menjadi lunak hingga tidak menginginkan dunia lagi dan seolah-olah akhirat itu kami lihat dengan mata kepala. Tetapi, demi kami meninggalkanmu dan kami berada di lingkungan keluarga, anak-anak dan dunia kami, maka kami pun telah lupa diri.”

Ujar Rasulullah Saw: “Demi Allah, Yang nyawaku berada dalam tangan-Nya! Seandainya kalian selalu berada dalam suasana seperti di sisiku, tentulah malaikat akan menampakkan dirinya menyalami kamu. Tetapi, yang demikian itu hanya sewaktu-waktu.”

Pembicaraan itu terdengar oleh Imran bin Hushain. Maka, timbullah keinginannya, dan seolah-olah ia bersumpah pada dirinya tidak akan berhenti dan tinggal diam sebelum mencapai tujuan mulia tersebut. Bahkan walau terpaksa menebusnya dengan nyawanya sekalipun.

Dan, seolah-olah ia tidak puas dengan kehidupan sewaktu-waktu itu, tetapi ia menginginkan suatu kehidupan yang utuh dan padu, terus menerus dan tiada henti-hentinya, memusatkan perhatian dan berhubungan selalu dengan Allah Swt.

Di masa pemerintahan Umar bin Khattab, Imran dikirim oleh khalifah ke Bashrah untuk mengajari penduduk dan membimbing mereka mendalami agama. Demikianlah, di Bashrah ia melabuhkan tirainya.

Maka, demi dikenal oleh penduduk, mereka pun berdatanganIah mengambil berkah dan meniru teladan ketakwaannya. Hingga berkata Hasan Basri dan Ibnu Sirin, “Tidak seorang pun di antara sahabat-sahabat Rasul yang datang ke Bashrah, lebih utama dari Imran bin Hushain.”

Dalam beribadah dan hubungannya dengan Allah Swt., Imran tak sudi diganggu oleh sesuatu apapun. Ia menghabiskan waktu dan seolah olah tenggelam dalam ibadah, hingga seakan-akan ia bukan penduduk bumi yang didiaminya ini lagi. Sungguh, seolah-olah ia adalah Malaikat yang hidup di lingkungan Malaikat, bergaul dan berbicara dengannya, seraya bertemu muka dan bersalaman dengannya.

Suatu waktu, tatkala terjadi pertentangan tajam di antara Kaum Muslimin, yaitu antara golongan Ali dan Muawiyah, tidak saja Imran bersikap tidak memihak. Bahkan ia juga meneriakkan kepada umat agar tidak campur tangan dalam perang tersebut, dan agar membela serta mempertahankan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya.

Katanya pada mereka, “Aku lebih suka menjadi penggembala rusa di puncak bukit sampai saya meninggal, dari pada melepas anak panah kepada salah satu pihak, biar meleset atau tidak.”

Dan kepada orang-orang Islam yang ditemuinya, diamanatkan nya, “Tetaplah tinggal di masjidmu. Dan jika ada yang memasuki masjid, tinggallah di rumahmu. Dan jika ada lagi yang masuk hendak merampas harta atau nyawamu, maka bunuhlah dia.”

Rupanya, keimanan Imran bin Hushain membuktikan hasil yang sangat gemilang. Ketika ia mengidap suatu penyakit yang selalu mengganggu selama 30 tahun, tidak pernah ia merasa kecewa atau mengeluh. Bahkan, tak henti-hentinya ia beribadah kepada-Nya, baik di waktu berdiri, di waktu duduk dan berbaring. Begitulah Imran.

Ketika para sahabatnya dan orang-orang yang menjenguknya datang dan menghibur hatinya terhadap penyakitnya itu, ia tersenyum sambil ujarnya, “Sesungguhnya barang yang paling kusukai, ialah apa yang paling disukai Allah Swt.”

Dan sewaktu ia hendak meninggal, wasiatnya kepada kaum kerabatnya dan para sahabatnya, ialah: “Jika kalian telah kembali dari pemakamanku, maka sembelihlah hewan dan adakanlah jamuan.”

Demikian kisah Imran bin Hushain yang penuh inspirasi. Wallahu a’lam bisshawab.

BINCANG SYARIAH

Hukum Pejabat Tidak Melaporkan Harta Kekayaan

Akibat suatu alasan seperti ingin menghindari kewajiban membayar pajak, membuat sebagian pejabat tidak melaporkan harta kekayaannya. Lantas, bagaimanakah hukum pejabat tidak melaporkan harta kekayaan?

LHKPN atau Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara merupakan laporan yang wajib disampaikan oleh penyelenggara negara mengenai harta kekayaan yang dimilikinya saat pertama kali menjabat, mutasi, promosi, dan pensiun. 

Salah satu tujuan dari pembuatan LHKPN adalah sebagai langkah atau upaya pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi antara lain dengan melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap LHKPN.

Dalam literatur kitab fikih, dijumpai beberapa keterangan yang menjelaskan bahwa termasuk dari kewajiban kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang kaya yang memiliki harta lebih dari kecukupan adalah membiayai sesama muslim yang membutuhkan dan membantu membangun fasilitas negara.

Apabila orang kaya itu tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan beberapa kriteria yang telah disebutkan, maka pemerintah boleh mengambil dari harta mereka ketika diperlukan dan menggunakannya untuk kepentingan negara.

Pemerintah juga diperbolehkan untuk meminta laporan kepada pejabat perihal harta kekayaan yang dimiliki untuk dapat mengetahui harta yang dimiliki oleh setiap orang. Sehingga, pejabat diwajibkan untuk menyetorkan LHKPN atau Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara kepada pihak yang bertanggung jawab. 

Sebagaimana dalam keterangan kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 271 berikut

, من الحقوق الواجبات شرعا على كل غنى وحده من ملك زيادة على كفاية سنة له ولممونه ستر عورة العارى وما يقى بدنه من مبيح تيمم وإطعام الجائع وفك أسير مسلم وكذا ذمى بتفصيله وعمارة سور بلد وكفاية القائمين بحفظها والقيام بشأن نازلة نزلت بالمسلمين وغير ذلك إن لم تندفع بنحو زكاة ونذر وكفارة ووقف ووصية وسهم المصالح من بيت المال لعدم شىء فيه أو منع متوليه ولو ظلما فإذا قصر الأغنياء عن تلك الحقوق بهذه القيود جاز للسلطان الأخذ منهم عند وجود المقتضى وصرفه فى مصارفه.

Artinya : “Termasuk dari kewajiban kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang kaya yang memiliki harta lebih dari kecukupan waktu satu tahun baginya dan keluarganya, maka dia harus menutupi aurat orang telanjang, memberi makan orang yang kelaparan, membebaskan tawanan muslim dan kafir dzimmi, membangun fasilitas negara dan orang-orang yang bertugas menjaganya, mengurus musibah yang menimpa umat Islam dan selain itu, jika kebutuhan itu tidak terpenuhi dengan adanya zakat, nazar, kafarat, wakaf , wasiat, dan bagian lain dari uang kas negara. 

Jika orang kaya tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan beberapa kriteria yang telah disebutkan, maka pemerintah boleh mengambil dari mereka ketika diperlukan dan menggunakannya untuk kepentingan negara.”

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pemerintah diperbolehkan untuk meminta laporan kepada pejabat perihal harta kekayaan yang dimiliki. Sehingga, pejabat yang tidak melaporkan harta kekayannya dihukumi berdosa karena Allah SWT memerintahkan kepada hambanya untuh patuh kepada pemerintah selama hal itu bukan perkara yang diharamkan oleh syariat. Sebagaimana dalam Al-Qur’an dan Hadis berikut,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. (QS. An Nisa’ [4]: 59)

لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْف

Artinya: Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu dalam kebaikan. (HR. Al-Bukhari).

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pejabat yang tidak melaporkan harta kekayaannya dihukumi berdosa karena Allah SWT memerintahkan kepada hambanya untuh patuh kepada pemerintah selama hal itu bukan perkara yang diharamkan oleh syariat.

Demikian penjelasan mengenai hukum pejabat tidak melaporkan harta kekayaan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH

Ketika Dunia Melalaikanku

TAAT pada Allah tak semudah membalikkan telapak tangan. Ringan di lisan, berat diamalkan. Karena senantiasa ada penghalang ketaatan yang bermula dari diri sendiri, yaitu kelalaian. Lalai dalam niat, pikir dan amal. Lalai niat berarti berbicara tentang amalan hati. Acap kali tanpa disadari pemiliknya, niat amal bukan lagi tertuju pada Allah. Tapi teralihkan pada ridha dan pujian manusia serta meraih kenikmatan dan kesenangan dunia.

Lalai pikir berarti lupa mengingat Allah dalam aktivitas keseharian. Allah terlupakan seiring dengan kesibukan dunia. Bahkan tak menyadari diri terjatuh pada maksiat. Pun maksiat yang dilakukan mulai terasa biasa saja tanpa berdosa. Seolah lupa bahwa Allah senantiasa Maha Melihat dan Mengawasi aktivitas diri tanpa jeda, tanpa istirahat.

Lalai amal berarti kurangnya amal yang mendekatkan diri dengan Allah. Kurangnya syukur, sikap tamak dan tak pernah cukup yang menguasai diri. Belum lagi pengaruh gaya hidup yang tak jarang semakin membuat amal bernafsu pada kenikmatan dunia.

Apa Solusinya?

Tak ada jalan lain, selain kembali. Maksudnya kembali menata niat, pikir dan amal. Menata niat adalah hal yang paling mendasar. Karena Rasulullah ﷺ bersabda:

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى

“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Cara Mempercantik Diri, Hukum Wanita Bekerja saat Masa Iddah, Hukum Istri Mencari Nafkah, sabar, dunia
Foto: Freepik

Niatlah yang membedakan kedudukan hamba di sisi Allah. Karena akan berbeda kedudukannya antara yang mengharap ridha Allah dengan yang menghendaki kenikmatan dunia. Allah pun akan memberikan balasan sesuai niat hambanya. Bagi yang mengharap ridha Allah, balasannya tak hanya dapat dunia tapi juga kebaikan akhirat. Sebaliknya bagi mengharap dunia, hanya akan mendapatkan sekadar kenikmatan dunia saja.

Jujurlah diri menjawab, niat menutup aurat karna Allah atau mengikuti tren fashion? niat bekerja karena Allah atau hanya untuk memenuhi kebutuhan semata? Niat berinfak karena Allah atau mengharap balasan materi dan ucapan terimakasih manusia?

Menata pikir, dengan menumbuhkan kesadaran bahwa ada Allah. Kesadaran untuk mengaitkan pikiran dan aktivitas dengan hukum syara’. Hal ini hanya dapat dilakukan jika mindset terkait kehidupan dunia benar.

Muslim harus memahami bahwasanya dunia ini adalah tempat persinggahan dan sementara. Tempat diujinya hamba, sebelum sampai ke tempat menetap yang hakiki.

Rasulullah ﷺ bersabda :

مَا لِيْ وَلِلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟! إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

“Apalah artinya dunia ini bagiku?! Apa urusanku dengan dunia?! Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan dunia ini ialah seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon, ia istirahat (sesaat) kemudian meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi).

Banyak lagi dalil serupa yang menjelaskan bahwa kehidupan dunia hanya sesaat. Waktu berjalan tak terasa. Tak jarang, diri melihat saudara seiman terkubur dalam pusara tanah lebih lama dari hidupnya di dunia. Dengan kondisi ini seharusnya menjadi renungan diri untuk mempersiapkan giliran menghadap Ilahi.

https://youtube.com/watch?v=7DsrkU2CNOw%3Ffeature%3Doembed

Seperti nasihat yang disampaikan oleh Ibnul Jauzi rahimahullah : “Sungguh betapa dekatnya sesuatu yang akan datang betapa semakin jauhnya apa yang telah berlalu. Betapa lalainya orang-orang yang hidup terhadap apa yang menimpa para mayit.Wahai orang-orang yang lalai akan dunia yang fana, sungguh dunia yang fana ini tidak pernah lalai untuk membinasakan kalian.” (at-tabsirah)

Mengapa kehidupan disebut sebagai kesenangan memperdaya dan permainan? Karena permainan itu hanya sebentar, tak lama. Setelah itu akan masuk dalam keseriusan. Demikian juga dengan dunia, hanya sebentar. Kemudian diri akan masuk pada kehidupan yang serius yaitu akhirat.

Singkatnya kehidupan dunia, meniscayakan kenikmatannya hanyalah secuil. Ibarat air yang tersisa pada jari setelah dicelupkan dan diangkat dari lautan, Tak sebanding dengan kenikmatan hakiki di akhirat. Bahkan kenikmatan dunia hanyalah semu dan memperdaya. Allah SWT berfirman :

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali ‘Imran ayat 185)

Mindset bahwa hidup di dunia hanya sementara dan kenikmatannya hanya secuil, tak akan menjadikan pikiran terobsesi hanya meraih dunia saja. Pikiran akan terobsesi pada kenikmatan hakiki, yang tak mungkin diraih jika melupakan Allah dalam aktivitas kehidupan. Yang tak mungkin diraih jika bermaksiat dan melanggar hukum syara’.

Menata amal berarti berusaha untuk memperbaiki kualitas amal dan semakin mendekatkan diri pada Allah. Hal yang fitrah bahwa setiap manusia jatuh pada kelalaian amal. Tapi sebaik baiknya yang harus dilakukan hamba yang beriman adalah muhasabah dan memperbaiki amal diri.

Doa untuk Suami yang Sering Emosi, Cinta pada Allah, Amalan di Akhir Ramadhan, Doa untuk Anak, Hukum Berdoa bagi Wanita yang sedang Haid, dunia
Foto: Pixabay

Memahami bahwa segala sesuatu yang dilakukan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya. Selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan. Selalu basahi lisan dengan berzikir. Seiring hembusan nafas memohon ampun atas semua bentuk kelalaian yang dilakukan. Rasulullah ﷺ bersabda:

اَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (HR. Tirmidzi)

Muslim yang bermuhasabah, akan memperbaiki akhlaq untuk menjadi insan yang sebaik-baiknya dihadapan Allah. Menjadikan ridha Allah dan hukum syariat sebagai standar hidup. Memanfaatkan dunia ini dan menyibukannya untuk kebaikan dan maslahat agama. Dengan harapan terbesar dapat menjadi hamba yang dekat dan dicintai Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi. []

RENUNGAN merupakan kiriman dari pembaca Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim OPINI Anda ke: redaksi@islampos.com atau islampos@gmail.com, dengan tema pelajaran hidup, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.

ISLAMPOS

Ribuan Jamaah Haji akan Diberangkatkan dari Bandara Kertajati Tahun Ini

Sedikitnya 7.960 calon haji (calhaj) akan diterbangkan dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, pada musim haji tahun ini. Persiapan pun telah dilakukan oleh komite kemanan Bandara Kertajati.

Adapun 7.960 calhaj itu berasal dari Wilayah Ciayumajakuning (Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) serta Kabupaten Sumedang dan Subang.

‘’Jumlah tersebut masih dalam tahap konfirmasi, dan kemungkinan bisa bertambah,’’ ujar Executive General Manager PT Angkasa Pura II yang juga selaku Ketua Komite Keamanan Bandara Kertajati, Nuril Huda, beberapa hari yang lalu.

Huda menjelaskan, jumlah kloter calhaj pun masih belum dipastikan. Jika menggunakan pesawat dengan jenis 777, maka jumlah kloter akan ada 19 kloter. Namun jika menggunakan pesawat jenis 747, maka akan ada 18 kloter.

Sedangkan terkait waktu penerbangan, para calhaj tahun 2023 rencananya akan mulai diberangkatkan pada 24 Mei 2023. Karena itu, pemberangkatan calhaj dari Bandara Kertajati akan dilakukan 11 hari setelah tanggal tersebut, atau sekitar 4 Juni 2023.

Untuk mempersiapkan keberangkatan calhaj dari Bandara Kertajati itu, Komite Keamanan Bandara Kertajati sudah mengadakan pertemuan di Ruang Tunggu Keberangkatan Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, pada Rabu (15/3/2023).

Kegiatan tersebut dipimpin oleh Huda, dan dihadiri Otban 1 Perhubungan Udara, Elvrita, Direktur PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) yang diwakili oleh Manager Komersil, Agus Sugeng Widodo, Kapolres Majalengka, AKBP Edwin Affandi, serta Danlanud S Sukani, Letkol PNB Supardo Butar Butar.

Dalam rapat tersebut juga turut hadir dari pihak maskapai yang akan memberangkatkan jamaah haji, yakni Saudi Arabian Airlines.

Rapat Komite Kemanan Bandar Udara Internasional Kertajati itu diselenggarakan oleh seluruh anggota komite keamanan penerbangan, sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 211 Tahun 2020.

‘’Jadi memang dalam rapat tersebut, segmen topik pembahasan bisa dipisah sesuai dengan isu terdekat di lingkungan bandara. Kali ini, kami membahas tentang penerbangan haji karena memang kegiatan terdekat adalah pemberangakatan jamaah haji,’’ cetus Huda.

Salah satu yang menjadi pembahasan di antaranya adalah antisipasi meningkatnya pengantar dan penjemput jamaah haji. Selain itu, pemantauan CCTV serta penempatan dan penambahan personil juga dibahas dalam rapat tersebut.

IHRAM