Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kawnil Kemenag DKI, Sadirin mengatakan, dalam setiap tahunnya ada ratusan jamaah haji yang meninggal saat melakukan ibadah haji di Makkah. Rata-rata jamaah haji yang meninggal berada di atas usia 65 tahun.
Menurut dia, dalam dua tahun terakhir ini jumlah jamaah yang berangkat ke tanah suci ada sekitar 168 ribu. Dari jumlah tersebut, biasanya yang meninggal kurang lebih ada sekitar 350-an jamaah haji.
“Tapi dengan dengan jumlah 221 ribu jamaah haji tahun ini, ya mungkin yang meninggal bisa satu kloteran, yaitu sekitar 400-an, itu sudah menahun,” ujar Sadirin kepada Republika.co.id di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (27/6).
Menurut dia, ratusan jamaah tersebut biasanya meninggal dalam keadaan biasa, bukan karena terkena musibah kecelakaan dan lain-lain. Kata dia, jamaah tersebut meninggal karena memang sudah dipanggil oleh Allah SWT. “Setelah kami pelajari yang meninggal itu di atas usia 65 tahun. Mereka meninggal karena memang sudah dipanggil oleh Allah,” ucap Sadirin.
Kendati demikian, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Abdurrahman mengatakan bahwa tidak ada batasan umur bagi setiap orang yang ingin melakukan ibadah haji. Apalagi, menurut dia, jamaah haji lansia akan tetap didampingi oleh petugas kesehatan.
“Lansia tidak menghalangi seseorang untuk beribadah haji sepanjang mereka itu sehat,” kata Abdurrahman.
Ia hanya berpesan kepada para calon jamaah haji Indonesia agar tetap menjaga kesehatan, dan tidak melakukan hal-hal yang berlebihan selama melakukan ibadah haji.
“Jamaah haji itu harus menjaga kesehatan dan tidak melakukan tidak melakukan hal-hal yang di luar kemampuan dia. Apalagi, perbedaan cuaca antara Arab Saudi dan Indonesia cukup signifikan. Karena itu, jangan sungkan-sungkan untuk minum air agar tubuh tidak dehidrasi,” jelasnya.