Di tepian Syari’ (jalan) Abu Bakar As-Shiddiq, Madinah sambil melihat ke arah Masjid Nabawi, terbentang pagar bertembok tebal sepanjang 1.724 meter dengan tinggi sekitar empat meter. Pagar panjang berwarna coklat dengan kisi-kisi besi itu membatasi jalan raya dengan kompleks pemakaman Baqi.
Kompleks pemakaman Baqi terletak di dalam kota Madinah, tepat di belakang Masjid Nabawi. Selain berdekatan dengan Masjid Nabawi, lokasi pemakaman Baqi juga amat dekat dengan lokasi Rasulullah SAW di Raudhah. Sejajar dengan pintu masuk Baqi, terdapat pintu nomor 36 Masjid Nabawi, yang langsung menuju makam Rasulullah.
Saat ini, setelah sebagian besar jamaah pulang, kondisi sekitar Baqi mulai sepi. Jalan di tepi pagar pun tak ada yang hilir mudik. Namun, di pojokan pagar Baqi, ada beberapa jamaah asal Turki yang menengadahkan tangannya sambil berdoa. Mereka adalah sekelompok penziarah yang memanjatkan doa bagi mereka yang dimakamkan di Baqi.
Kami mencoba memasuki areal pemakaman tersebut. Namun askar mencegah kami di pintu masuk. Terlebih di rombongan kami ada perempuan. Askar menjelaskan kaum pria boleh ziarah ke Baqi pada hari Jumat. Sebaliknya perempuan sama sekali terlarang. Jika memang mau masuk, harus ada izin dari Madinah. Begitu petugas menjelaskan kepada rombongan Media Centre Haji yang ingin ziarah ke Baqi.
”Satu lagi, tak ada wawancara,” kata mereka.
Akhirnya kami hanya dibolehkan melihat dari luar, dari balik pagar pemakaman. Dari situ juga para peziarah biasa berdoa. Dari kisi-kisi besi kami menyaksikan, tanah di Baqi berwarna kelabu, kering. Banyak burung merpati di kawasan itu.
Konon, Baqi adalah satu-satunya tanah yang lembut dan cocok untuk pemakaman. Tak ada gundukan tanah layaknya sebuah pemakaman. Hanya sebongkah batu yang diletakkan berjarak antara 1-1,5 meter sebagai penanda makam di areal seluas lebih dari 138 ribu meter persegi.
Di pemakaman itu terdapat 10 ribu sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Mereka itu termasuk para syuhada Perang Badar dan Uhud. Sahabat Nabi yang dikuburkan di sana adalah Usman Bin Affan, Abbas bin Abd al-Muthalib dan cucu Beliau. Tak hanya itu, keluarga Nabi, termasuk para istrinya juga dimakamkan di sana, kecuali Khadijah (dimakamkan di Ma’la, Makkah).
Setiap awal tahun, Nabi Muhammad SAW melakukan ziarah ke Baqi. Beliau mendoakan para syuhada dan yang dimakamkan di situ. Ini berdasarkan riwayat yang diterima Abi Syaibah dan diriwayatkan Muslim. Dia jugalah yang menuliskan riwayat Abi Buraidah yang menyatakan bahwa bila Nabi berziarah ke Baqi, Beliau mendoakan agar semua yang dimakamkan di kompleks pemakaman itu diampuni segala dosanya oleh Allah SWT.
Namun, karena kecenderungan penziarah menitikkan air mata dan menyebutkan kebaikan orang-orang yang wafat, Nabi pun melarang umatnya berziarah. Namun, setelah Allah memberikan restunya, maka ziarah pun diizinkan lagi bagi umat Islam. Karena banyaknya sahabat Nabi dan syuhada, maka berziarah ke Baqi itu dianjurkan bagi jamaah haji dan umat Islam. Tujuannya adalah untuk mengingat dan mencontoh perjuangan mereka dan mendoakan keselamatannya.