Taat kepada Allah dan Rasul-Nya Lebih Baik Untukmu

USAMAH bin Zaid, sebagaimana tertuang dalam kisah Fathimah binti Qais. Dikisahkan, bahwa suaminya menalaknya tiga kali, sedangkan Rasulullah tidak menetapkan keberhakannya untuk mendapat tempat tinggal dan nafkah. Ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadaku, Jika kamu telah halal (selesai masa iddah), maka beritahukan kepadaku.'” Lalu, ia memberitahu beliau (ketika masa iddahnya telah selesai).

Kemudian, Muawiyah maju melamarnya, juga Abu Jahm, dan Usamah bin Zaid. Rasululah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Adapun Muawiyah, ia seorang fakir dan Abu Jahm mudah memukul wanita. (Menikahlah) dengan Usamah bin Zaid.” Fathimah berkata dengan tangannya yang bergerak-gerak demikian, “Taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya adalah lebih baik bagimu.” Fathimah berkata, “Maka aku pun menikah dengannya dan aku menjadi gembira.”

Pemuda yang lain adalah Umar bin Abi Salamah yang lahir dua tahun sebelum hijrah. Ia menikah selagi Nabi shallallahu alaihi wa sallam masih hidup dan ia telah bermimpi basah, lalu ia bertanya tentang hukum ciuman bagi orang yang sedang berpuasa.

Selanjutnya adalah Abdullah bin Abi Hadrad. Ia bercerita tentang diri pribadinya, bahwa ia menikah dengan seorang perempuan. Ia datang menemui Rasulullah untuk meminta bantuan terkait mahar si perempuan. Beliau bertanya, “Berapa banyak kamu memberinya mahar?” Ia menjawab, “Dua ratus dirham.” Lalu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengirimnya dalam sebuah ekspedisi perang dan ia berhasil mendapat rampasan perang sejumlah mahar yang ia inginkan.”

[Sumber: Biografi Generasi Muda Sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Muhammad bin Abdullah ad-Duwaisy, Zam-Zam]

 

INILAH MOZAIK

Waktu Tunggu Haji Malaysia Hingga 106 Tahun

Total pendaftar haji Malaysia hingga saat ini telah mencapai 2,9 juta orang. Sementara kuota setiap tahunnya hanya sekitar 30 ribu jamaah. Ini membuat waktu tunggu untuk berhaji menjadi 106 tahun.

Wakil Menteri Kantor Perdana Menteri Malaysia, Asyraf Wajdi Dusuki menyampaikan pendaftar haji mencapai 2,9 juta orang hingga 28 Februari lalu. Sebanyak 78.951 orang baru mendaftar dalam dua bulan pertama 2018.

“Pada bulan Februari saja, ada 39.042 orang yang mendaftar,” kata dia dilansir New Strait Times, Jumat (30/3).

Hal ini menjadi bukti bahwa biaya haji bukan masalah signifikan untuk penduduk Malaysia. Tabung Haji menanggung biaya 12.470 ringgit per jamaah sehingga jamaah hanya harus membayar 9.980 ringgit. Masalah pelaksanaan haji Malaysia salah satunya adalah kuota yang terbatas.

Kuota haji yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi berdasarkan populasi Muslim di negara masing-masing. Satu kuota diberikan per 1.000 orang dari populasi Muslim.

Arab Saudi telah menyebut tidak akan menambah kuota total haji dari seluruh dunia hingga beberapa tahun mendatang. Pemerintah menimbang keterbatasan fasilitas yang disediakan di tanah suci, khususnya di Mina.

Ini membuat Malaysia dan negara-negara lainnya akan menerima kuota haji yang kurang lebih sama seperti tahun ini dan tahun lalu. Kuota haji Malaysia sebanyak 30.200 untuk 2018, sama seperti tahun 2017.

Menurut Asyraf, sistem Smart Haj akan mulai diterapkan tahun ini untuk mempercepat proses imigrasi. Jamaah akan dibekali gelang identifikasi sehingga prosedur kedatangan di bandara hanya akan memakan waktu 10 menit dari sebelumnya dua jam.

 

IHRAM

Bangunkan Sikap Positif Diri untuk Hilangkan Keresahan

ZIYAD adalah direktur utama sebuah perusahaan besar. Akhir-akhir ini beban tugas dan masalah keluarganya semakin bertambah. Dia tampak seperti mulai kehilangan keseimbangan dan berkembang ke arah negatif.

Ia tenggelam dalam reaksi-reaksi negatif yang mengganggu perasaan dan merusak kerjanya. Tetapi setelah mengikuti pelatihan tentang bagaimana unsur positif dalam kehidupan, akhirnya dia mendapatkan keseimbangan. Ia kemudian menambah waktu khusus untuk keluarganya, bisa duduk dan bermain-main dengan putrinya yang masih kecil. Ia juga bisa bebas membaca, berekreasi akhir pekan, dan sebagainya.

Seakan-akan keadaannya mengatakan, “Fokuslah terhadap unsur-unsur positif dalam hidup Anda. Jika Anda berpikir tentang diri Anda dan melihat keadaan hidup dan kondisi yang mengelilingi Anda, pasti Anda akan mendapatkan banyak sekali unsur positif.”

Tidak diragukan bahwa unsur-unsur positif bukanlah satu-satunya dalam hidup Anda, karena dalam hidup Anda juga ada unsur-unsur negatif. Unsur-unsur negatif tersebut akan menghilangkan sikap positif Anda, merampas kebahagiaan dan ketenangan batin Anda.

Bagi Anda yang bekerja dalam sebuah pekerjaan yang Anda senangi dan posisi Anda bagus di antara pekerja yang lain, tapi ada seorang teman yang tidak senang dengan posisi yang Anda raih dan selalu mengganggu Anda serta memburuk-burukkan Anda, apakah Anda akan membiarkan orang ini merampas sikap positif Anda terhadap pekerjaan Anda?

Jika Anda mengeluhkan penyakit yang sudah lama tidak mau hilang dari diri Anda, apakah Anda akan menyerah kepada penyakit ini, ataukah Anda akan berjuang melawannya dengan doa dan pengobatan, beradaptasi dengan penyakit tersebut, dan berusaha menjalani hidup Anda secara normal?

Bila Anda memiliki seorang anak yang tidak lancar dalam pelajaranya, kemudian Anda membimbing dan mendorongnya untuk meningkatkan prestasinya, tapi Anda melihat tidak ada perubahan yang lebih baik, apa yang akan Anda lakukan ? Apakah Anda akan membiarkan kekhawatiran Anda dan mengganggu kondisi psikologi Anda? Ataukah Anda akan menjaga sikap positif Anda dan berusaha dengan segenap kemampuan untuk meningkatkan prestasi anak Anda?

Carilah unsur-unsur positif dalam hidup Anda dan berusahalah untuk fokus. Di antara unsur-unsur tersebut adalah menyenangi kebaikan dan membantu orang lain, menjalankan ibadah pada waktunya, menjalankan kerja sebaik-baiknya dan fokus terhadap pekerjaan tersebut, meluangkan waktu lebih banyak bersama keluarga, melakukan hobi yang disenangi, berdiskusi dengan orang yang disenangi, dan sebagainya.*/Sudirman STAIL

 

 

Sumber buku: 10 Kebiasaan Manusia Sukses Tanpa Batas. Penulis: Dr. Ibrahim Hamd Al-Qu’ayyid.

HIDAYATULLAH

Ini Kata Ustaz Somad untuk Pegiat Fotografi

Ustaz Abdul Somad menyampaikan pesan kepada kalangan pecinta fotografi agar menghasilkan karya-karya yang bisa memberikan inspirasi dan kebaikan bagi orang banyak. Foto, menurut ustaz asal Riau itu, adalah sarana penyampai pesan yang sangat kuat.

“Foto itu bisa bercerita seribu kata. Sahabat-sahabat (fotografer), ambil lah gambar yang baik. Yang memberikan inspirsi,” kata Ustaz Somad di Situ Patenggang, Kabupaten Bandung, Sabtu (31/3).

Pesan Ustaz Somad kepada para pagiat dan pecinta fotografi ini disiarkan melalui video oleh salah satu fotografer asal Bandung Dudi Sugandi melalui instagramnya.

Saat dikonfirmasi oleh Republika.co.id, Dudi bersyukur mendapat nasehat dari UAS yang di matanya adalah ustaz yang paling hits di Indonesia saat ini.”Alhamdulillah dapat nasehat dari Ustaz Abdul Somad. Buat teman-teman komunitas fotografi mangga disimak baek-baek,” tulis Dedi.

Masih di dalam video tersebut, UAS menceritakannya, tentang kekuatan sebuah foto saat dirinya menerangkan pelajaran di kampus. Dia menjelaskan, bagaimana suasana di Kota Kairo, Mesir yang ramai dengan pelajar dari berbagai negara dan juga para syekh dan ulama-ulama ternama.

Tapi hanya dari cerita, menurut Ustaz Somad, akan terjadi multitafsir dari mahasiswanya. Murid-murid, kata dia, akan punya persepsi berbeda dari cerita yang dia sampaikan. Barulah setelah Ustaz Somad memperlihatkan foto dirinya di Kairo, murid-muridnya punya pandangan dan persepsi yang sama.

Kemudian Ustaz Somad juga menyebutkan, faedah fotografi dalam mensiarkan dakhwah-dakwah para ulama. Kata dosen UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru itu, sering sekali dirinya mendapatkan kiriman foto ceramahnya. Di mana foto-foto yang bagus dari berbagai angle. Ada yang diambil dari atas sehingga UAS dapat menyadari ternyata tabligh akbar yang ia hadiri begitu ramai didatangi jamaah.

“Saya selesai ceramah ada yang kirim gambar dari atas. Pandai dia (fotografer) ini cari yang bagus. Foto memperlihatkan beginilah umat Islam untuk mengaji,” ujar Ustaz Somad.

 

REPUBLIKA

Kunci Makmurnya Negara

Sebagai negara multikultural, Indonesia dihadapkan dengan banyak perbedaan baik dari perbedaan suku, adat, maupun agama. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah KH Cholil Nafis dalam ceramahnya menjelaskan, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ti dak akan cukup untuk merangkul seluruh perbedaan yang ada.

Pancasila bukan suatu agama atau suatu bentuk gerakan anti agama, tapi Pancasila adalah dasar negara yang merujuk pada agama, kata Cholil Nafis saat memberikan kajian agama di Masjid Al-Hikam, Depok, pada Sabtu (24/3) lalu.

Menurut dia, kombinasi sempurna dalam terbentuknya suatu negara yang kuat dan memiliki toleransi tinggi, harus juga didasari dengan agama. Berdasar pada perkataan Imam Al-Ghazali bawa agama adalah fondasi dan negara adalah penjaganya, maka sangat diperlukan keselarasan dari keduanya agar negara tetap kuat dan nyaman bagi warganya.

Negara yang tidak dilandasi agama maka akan runtuh, begitu juga agama tan pa negara bagikan rumah tanpa penjaga sehingga tidak dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi peng huninya, kata dia.

Merujuk pada masa-masa terben- tuknya pemerintahan Islam pertama, Madinah, Rasulullah saat itu menggu- nakan nama Madinah yang berarti per- adaban, dengan maksud agar pemerin- tahan tersebut dapat melahirkan perad- aban Islam yang maju. Asas pemerinta- han saat itu, bukan terfokus pada takhta atau jabatan, melainkan kesatuan dan kekompakan warganya untuk memben- tuk negara yang maju.

Negara pada hakikatnya bertugas untuk melindungi hak warganya, baik hak untuk hidup, memperoleh pekerjaan, kesejahteraan, maupun menjalankan perintah agama yang mereka anut. Mengambil perkataan Kiai Hasyim Muzadi, tentang prinsip keadilan suatu negara, yaitu keadilan hukum yang harus sama rata sama rasa, tapi keadilan ekonomi itu sama rasa tapi tak sama rata.

Perbedaan ini disesuaikan dengan proporsinya masing-masing, baik sesuai kinerja kerja, kepandaian, dan aspek lainnya, kata dia.

Patokan suatu negara yang dapat dikatakan makmur, yaitu saat seluruh komponen negara tersebut, baik war- ganya hingga alamnya dapat sejahtera. Sedangkan untuk mendapatkan kemak- muran tersebut, diperlukan adanya kebi- asaan untuk selalu bersyukur dan memanfaatkan nikmat Allah SWT sebaik- baiknya tanpa berlebih-lebihan.

 

REPUBLIKA

Rasul: Barang Siapa yang Mampu maka Menikahlah

RASULULLAH shallallahu alaihi wa sallam memberikan nasihat berharga kepada segenap pemuda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud, ia berkata, “Kami pernah bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagai kelompok pemuda yang tidak mempunyai apa-apa.” Beliau bersabda,

“Wahai sekalian pemuda, barang siapa di antara kalian yang telah mampu maka menikahlah, karena menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu maka hendaknya ia berpuasa sebab puasa bisa menjadi perisai baginya.” (H.r. Bukhari, no. 5066; Muslim, no. 1400)

Karena itu, para pemuda tersebut segera menunaikan wasiat Rasulullah, betapapun kondisi sulit yang tengah mereka hadapi. Kitab-kita sirah menceritakan untuk kita contoh-contoh pernikahan dini mereka. Kisah pernikahan Abdullah bin Amru bin Ash amat terkenal. Yakni, ketika ayahnya menikahkan dirinya dengan seorang perempuan dari kalangan Quraisy.

Jabir bin Abdillah bin Amru bin Haram. Kisahnya amat terkenal. Ia berkata, “Aku menikah dengan seorang perempuan pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Aku bertemu dengan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Beliau bertanya, Wahai Jabir, apakah kamu telah menikah? Aku menjawab, Iya. Beliau bertanya, Dengan perawan ataukah dengan janda? Aku menjawab, Dengan janda. Beliau bertanya, Mengapa kamu tidak menikah dengan seorang perawan, sehingga kamu bisa bercanda dengannya?

Aku menjawab, Wahai Rasulullah, aku mempunyai beberapa orang saudara perempuan, dan aku khawatir jika istriku menjadi penghalang hubunganku dengan mereka. Beliau bersabda, Sudah benar jika memang demikian. Sesungguhnya, seorang perempuan itu dinikahi karena agamanya, hartanya, dan kecantikannya. Hendaklah kamu mengutamakan perempuan yang memiliki agama, niscaya kamu tidak akan merugi.”

 

 

Tertutupnya Satu Pintu Surga

PADA suatu hari Harits al-Uqla dia menangis tatkala mengantarkan jenazah ibundanya.

Dia adalah seorang alim ulama yang seharusnya tabah mendapatkan musibah itu.

Yang seharusnya bersabar mengucapkan Innalillahi wa Inna Ilaihi Roojiuun.

Orangorang yang mendapati dia menangis maka orangorang berkata:

“Kenapa engkau menangis?”, maka dia menjawab: “Bagaimana aku tidak akan menangis, salah satu pintu surga sudah ditutup buatku.”

 

[Ustaz Dr. Syafiq Basalamah]

 

Kewajiban Orang Berakal

SYAIKH Abdurrahman As Sa’di rahimahullah berkata,

“Termasuk kesalahan yang berat adalah langsung menerima perkataan sebagian orang yang memburuk-burukkan orang lain, lalu membangun cinta dan benci serta pujian dan celaan di atasnya.

Berapa banyak kesalahan yang terjadi yang berakibat kepada penyesalan. Berapa banyak berita yang disebarkan oleh manusia ternyata tidak demikian kenyataannya.

 

SYAIKH Abdurrahman As Sa’di rahimahullah berkata,

“Termasuk kesalahan yang berat adalah langsung menerima perkataan sebagian orang yang memburuk-burukkan orang lain, lalu membangun cinta dan benci serta pujian dan celaan di atasnya.

Berapa banyak kesalahan yang terjadi yang berakibat kepada penyesalan. Berapa banyak berita yang disebarkan oleh manusia ternyata tidak demikian kenyataannya.

 

INILAH MOZAIK

Hoax Pernah Menimpa Istri Rasulullah

Untuk membentengi perlu diri dari berita hoax, perlu tabayyun.

Berita bohong atau hoax bukan baru terjadi pada zaman sekarang. Hoax sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW, 15 abad silam.

“Berita hoax sebenarnya telah berkembang jauh pada zaman-zaman dahulu, termasuk ketika zaman Rasulullah SAW.  Bahkan istri Rasulullah sendiri, Siti Aisyah RA, pernah menjadi korban berita hoax yang sempat menghebohkan kaum Muslimin ketika itu,” ungkap Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Tgk Mulyadi Nurdin Lc MH, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (28/3) malam.

Mulyadi Nurdin lantas menjelaskan peristiwa munculnya berita hoax yang menimpa Siti Aisyah yang bahkan membuat Rasulullah tak berdaya melawan fitnah tersebut.

Saat itu Ummul Mukminin Aisyah RA menjadi korban fitnah karena diisukan telah berselingkuh dengan Shafwan ibn Muaththal. Di satu sisi Nabi Muhammad sangat sayang pada Aisyah dan berpikir bahwa tak mungkin Siti Aisyah melakukan tindakan tercela tersebut.

Tapi di sisi lain, Nabi juga tak berdaya menghadapi isu tersebut yang menyebar luas. Orang munafik seperti Abdullah bin Ubay bin Salul memfitnah bahwa Siti Aisyah telah berselingkuh dengan Shafwan.

“Fitnah tersebut dengan cepat beredar hingga di Madinah sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum Muslimin,” kata Mulyadi dalam rilis KWPSI yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/3).

Karena tuduhan berselingkuh tersebut, sampai-sampai Rasulullah menunjukkan perubahan sikap atas diri Aisyah. Diceritakan Aisyah, karena peristiwa itu dirinya akhirnya jatuh sakit.

“Akibatnya sampai membuat sikap Nabi terhadap Aisyah berubah. Nabi bersikap dingin terhadap Aisyah selama satu bulan,” ujar Mulyadi menceritakan kisah yang membuat Aisyah cukup bersedih.

Kondisi fitnah itu terus menyebar hingga mencapai satu bulan lamanya. Selama itu pula, tak ada wahyu yang diterima Nabi Muhammad.

Efek negatif berita hoax yang menimpa istri Rasulullah tersebut bahkan baru bisa teredam dengan turunnya wahyu dari Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat An Nur, ayat 11-20.

Ayat ini Allah turunkan sebagai jawaban atas beredarnya fitnah yang menimpa Ummul Mukminin Aisyah RA. Setelah ayat ini turun, kondisi kaum Muslimin kembali normal dan bahkan semakin membaik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Kisah ini memberi pelajaran penting kepada kaum Muslimin, bahwa orang-orang munafik seperti Abdulah bin Ubay bin Salul, dari sejak Rasulullah sampai sekarang akan terus menebarkan fitnah dan kebencian kepada orang-orang mulia. “Tak tanggung-tanggung, Abdullah bin Ubay berani memfitnah Rasulullah dan keluarganya dengan berita bohong,” tuturnya.

Untuk itu, Mulyadi Nurdin meminta semua pihak untuk membentengi diri dari pengaruh berita bohong dengan melakukan tabayyun terhadap isu-isu yang berkembang.

Tabayyun harus menjadi prosedur tetap bagi setiap Muslim dalam menerima informasi dari mana pun dan dalam lingkup apapun. Baik dalam keluarga, masyarakat, dan bahkan bernegara. Betapa banyak perselisihan terjadi karena salah dalam memahami informasi, atau tidak melakukan verifikasi dan klarifikasi terkait objek yang disampaikan,” pungkas Mulyadi.‎‎

 

REPUBLIKA

 

Inilah 7 Golongan yang Dinaungi Allah SWT di Hari Kiamat

Di hari kiamat nanti,  manusia akan dikumpulkan untuk dimintai pertanggungjawabannya dari apa yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia. Tentu saja, kondisi di hari itu sangatlah panas, karena matahai didekatkan dengan jarak satu mil di atas ubun-ubun.

Bahkan, mereka juga dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak dikhitan, dan tidak berpakaian. Namun, ada 7 golongan yang akan mendapatkan naungan di hari yang sangat panas tersebut. Siapakah 7 golongan tersebut?

Dalam sebuah hadits  shahih, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دعته امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala. Yaitu:

  1. Pemimpin yang adil
  2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
  3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
  4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
  5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
  6. Seorang yang bersedekah, dan disembunyikannya sedekah itu sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
  7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga membuat kedua matanya meneteskan air mata.

 

RADIO RODJA