Hoax Pernah Menimpa Istri Rasulullah

Untuk membentengi perlu diri dari berita hoax, perlu tabayyun.

Berita bohong atau hoax bukan baru terjadi pada zaman sekarang. Hoax sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW, 15 abad silam.

“Berita hoax sebenarnya telah berkembang jauh pada zaman-zaman dahulu, termasuk ketika zaman Rasulullah SAW.  Bahkan istri Rasulullah sendiri, Siti Aisyah RA, pernah menjadi korban berita hoax yang sempat menghebohkan kaum Muslimin ketika itu,” ungkap Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Tgk Mulyadi Nurdin Lc MH, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (28/3) malam.

Mulyadi Nurdin lantas menjelaskan peristiwa munculnya berita hoax yang menimpa Siti Aisyah yang bahkan membuat Rasulullah tak berdaya melawan fitnah tersebut.

Saat itu Ummul Mukminin Aisyah RA menjadi korban fitnah karena diisukan telah berselingkuh dengan Shafwan ibn Muaththal. Di satu sisi Nabi Muhammad sangat sayang pada Aisyah dan berpikir bahwa tak mungkin Siti Aisyah melakukan tindakan tercela tersebut.

Tapi di sisi lain, Nabi juga tak berdaya menghadapi isu tersebut yang menyebar luas. Orang munafik seperti Abdullah bin Ubay bin Salul memfitnah bahwa Siti Aisyah telah berselingkuh dengan Shafwan.

“Fitnah tersebut dengan cepat beredar hingga di Madinah sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum Muslimin,” kata Mulyadi dalam rilis KWPSI yang diterima Republika.co.id, Kamis (29/3).

Karena tuduhan berselingkuh tersebut, sampai-sampai Rasulullah menunjukkan perubahan sikap atas diri Aisyah. Diceritakan Aisyah, karena peristiwa itu dirinya akhirnya jatuh sakit.

“Akibatnya sampai membuat sikap Nabi terhadap Aisyah berubah. Nabi bersikap dingin terhadap Aisyah selama satu bulan,” ujar Mulyadi menceritakan kisah yang membuat Aisyah cukup bersedih.

Kondisi fitnah itu terus menyebar hingga mencapai satu bulan lamanya. Selama itu pula, tak ada wahyu yang diterima Nabi Muhammad.

Efek negatif berita hoax yang menimpa istri Rasulullah tersebut bahkan baru bisa teredam dengan turunnya wahyu dari Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat An Nur, ayat 11-20.

Ayat ini Allah turunkan sebagai jawaban atas beredarnya fitnah yang menimpa Ummul Mukminin Aisyah RA. Setelah ayat ini turun, kondisi kaum Muslimin kembali normal dan bahkan semakin membaik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Kisah ini memberi pelajaran penting kepada kaum Muslimin, bahwa orang-orang munafik seperti Abdulah bin Ubay bin Salul, dari sejak Rasulullah sampai sekarang akan terus menebarkan fitnah dan kebencian kepada orang-orang mulia. “Tak tanggung-tanggung, Abdullah bin Ubay berani memfitnah Rasulullah dan keluarganya dengan berita bohong,” tuturnya.

Untuk itu, Mulyadi Nurdin meminta semua pihak untuk membentengi diri dari pengaruh berita bohong dengan melakukan tabayyun terhadap isu-isu yang berkembang.

Tabayyun harus menjadi prosedur tetap bagi setiap Muslim dalam menerima informasi dari mana pun dan dalam lingkup apapun. Baik dalam keluarga, masyarakat, dan bahkan bernegara. Betapa banyak perselisihan terjadi karena salah dalam memahami informasi, atau tidak melakukan verifikasi dan klarifikasi terkait objek yang disampaikan,” pungkas Mulyadi.‎‎

 

REPUBLIKA