Oleh Anggito Abimanyu
Salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa yakni di Hijir Ismail. Hijir Ismail memang masih termasuk bagian dari Kakbah. Shalat di Hijir Ismail sama saja dengan shalat di dalam Kakbah. Setelah melaksanakan tawaf dengan mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali dan shalat sunnah di Hijir Ismail dan Multazam, jamaah melangsungkan ibadah sa’i. Walaupun tempat sa’i bukan termasuk bagian dari Masjidil Haram, namun tempat ini juga termasuk tempat paling mustajab.
Ibadah sa’i yang mencontohkan pertama kali adalah ibunda Nabi Ismail yang bernama Siti Hajar. Dalam kitab-kitab Sejarah Islam dikatakan bahwa Siti Hajar berlari-lari antara Bukit Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali untuk mencarikan air buat anaknya, Nabi Ismail, yang ketika itu masih bayi.
Sebelum memulai ibadah sa’i, jamaah berdoa di Bukit Shafa sekaligus sebagai tempat dimulainya ibadah sa’i. Sedangkan Marwa adalah tempat di mana sa’i berakhir dan para jamaah akan bertahallul atau memotong rambut di tempat ini setelah semua proses ibadah umrah selesai.
Dahulu di wilayah Masjidil Haram, jamaah haji dan umrah dapat mengunjungi sumur air zam-zam, namun sekarang telah ditutup untuk perluasan area masjid. Namun demikian, di sekitar area Masjidil Haram terdapat fasilitas minum air zam-zam langsung dari sumbernya.
Berjuang untuk dapat shalat dan berdoa di tempat-tempat mustajab memang perlu namun jangan sampai menghilangkan logika, memaksakan diri, dan bahkan menggunakan joki untuk melakukannya. Dalam ketentuan umrah di Masjidil Haram, khususnya mencium Hajar Aswad dan memasuki Kakbah telah diberikan berbagai kemudahan yang Insya Allah pahalanya setara.
sumber: Republika Online