Obat bagi Hati yang Sakit (Bag. 1)

Sebagaimana dengan jasad, hati juga dapat mengalami seperti apa yang dirasakan oleh tubuh dengan berbagai kondisinya, seperti: sehat, sakit, hidup, dan mati. Pada artikel yang lalu (Berkenalan dengan Hati bag. 1 dan bag. 2), telah dijelaskan tentang sifat dan kondisi hati.

Allah Ta’ala berfirman terkait hati yang sehat dan hati yang sakit,

لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ

وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ اللَّهَ لَهَادِ الَّذِينَ آمَنُوا إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“… agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar (mati) hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benar dalam permusuhan yang sangat. Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu (yang hatinya sehat) meyakini bahwasanya Al-Qur’an itulah yang hak dari Tuhanmu. Lalu, mereka beriman dan hati mereka tunduk (sehat) kepadanya. Dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Hajj: 53-54)

Secara umum, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah membagi kondisi hati manusia menjadi tiga: hati yang hidup dan selamat (yaitu, hati orang yang beriman dan bertakwa), hati yang mati dan buta (yaitu, hati orang kafir yang telah penuh dengan syahwat dan syubhat), dan hati yang sakit (yaitu, hati orang yang terkadang kalah dengan nafsunya dan masih bisa diobati). (Lihat Ighatsatul Lahfan fii Mashayidisy Syaithan, hal. 41-43)

Hasan Muhammad As-Syarqawi membagi penyakit hati dalam sembilan bagian, yaitu: pamer (riya’), marah, lalai, was-was, frustrasi, rakus, terperdaya, sombong, dengki, dan iri hati. (Lihat Nahwa Ilman An-Nafsi, hal. 68)

Ada beberapa obat bagi hati yang sakit sebagai berikut:

Pertama, mengagungkan syiar-syiar Allah

Syiar merupakan simbol atau tanda-tanda kebesaran agama Islam yang membuat orang mengetahui bahwa itu merupakan ajaran Islam, baik berupa perintah maupun larangan, yang terkait tempat maupun waktu. Misalnya adalah azan, jilbab, Ka’bah (haji), Ramadan, dan sebagainya. Maka, siapa saja yang mengagungkan syiar-syiar Islam, maka hal tersebut bisa menyehatkan hatinya.

Allah Ta’ala berfirman,

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)

Cara mengagungkan syiar-syiar Islam seperti: tatkala azan berkumandang, maka baiknya diam, menirukan muazin, dan berdoa atau berselawat setelahnya; ketika hendak salat, memperbagus pakaian dan memakai wewangian. Bahkan, Tamim Ad-Dari membeli pakaian seharga 1.000 dirham untuk beliau pakai khusus di malam-malam yang diharapkan bertepatan dengan malam lailatulqadar. (Lihat Lathaif Al-Ma’arif, hal. 346-347)

Kedua, menahan diri dari terlalu banyak tertawa

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

وَلاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ, فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ

Janganlah kalian terlalu banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati. (HR. At-Tirmidzi no. 2305)

Kita tidak terlarang untuk tertawa, tetapi yang dilarang adalah terlalu sering melakukannya. Nabi  shallallahu alaihi wasallam pun dalam beberapa riwayat juga pernah tertawa (tanpa terbahak-bahak). Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,

فَنَظَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْنَا ثُمَّ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ، ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِإِدَامِهِمْ؟

“Lantas, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memandang kami dan tertawa, sehingga gigi serinya terlihat. Kemudian, Nabi berujar, ‘Maukah kamu kuberitahu lauk penghuni surga?’” (Potongan hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

قَالَتْ: أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلًا لَهَا أَجْنِحَةٌ؟ قَالَتْ: فَضَحِكَ حَتَّى رَأَيْتُ نَوَاجِذَهُ

“Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?”

‘Aisyah berkata,Beliau lalu tertawa hingga aku dapat melihat giginya.” (HR. Abu Dawud)

Ketiga, memberikan makan orang miskin dan mengusap kepala anak yatim

Dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seseorang yang mengeluhkan kerasnya hati kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Lalu, beliau berkata kepadanya,

إن أردت أن يلين قلبك فأطعم المساكين و امسح رأس اليتيم

Jika engkau ingin melembutkan hatimu, maka berilah makan kepada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim. (HR. Ahmad)

Hal demikian dapat melembutkan hati dengan merenungi betapa beruntungnya kita. Ternyata masih banyak orang yang lebih membutuhkan dari kita. Dan betapa kasihannya anak yatim yang sejak kecil sudah ditinggal orang tuanya.

Orang miskin adalah orang yang memiliki pendapatan (pekerjaan), tetapi belum bisa memenuhi (mencukupi) kebutuhan pokok hariannya (termasuk biaya pendidikan). Orang miskin bisa jadi mempunyai rumah atau kendaraan untuk menopang penghasilannya. Sedangkan yang dimaksud anak yatim adalah anak yang belum balig (mimpi basah atau haid).

Keempat, memperbarui tobat dan memperbanyak istigfar

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}

Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristigfar, dan bertobat, maka niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa, maka niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah ‘penutup’ (hati) yang difirmankan Allah, Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka. (QS. Al-Muthaffifin: 14).” (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu. Hadis ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi)

Tobat hendaknya senantiasa diperbarui (diulang-ulang). Orang yang bertakwa bukanlah yang tidak pernah lepas dari dosa. Akan tetapi, orang yang bertakwa adalah yang ketika berbuat dosa (bersalah), ia segera ingat dan memohon ampun kepada Allah.

Kelima, memperbanyak zikir dan membaca Al-Qur’an dengan tadabur

Berzikir kepada Allah merupakan obat bagi hati. Semakin lalai dari berzikir dan membaca Al-Qur’an dengan mentadaburinya, maka hatinya lama-kelamaan akan sakit dan mengeras (mati).

Allah Ta’ala berfirman,

اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang. (QS. Ar-Ra’d: 28)

Dalam firman-Nya yang lain,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada (hati) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)

Keenam, berupaya memiliki amalan yang tersembunyi

Seseorang yang beramal dalam kondisi yang tersembunyi akan membantu ia untuk semakin ikhlas dan terhindar dari berbagai penyakit hati seperti riya’, ujub, dan sum’ah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ الْخَفِىَّ

Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, yang hatinya selalu merasa cukup, dan yang suka mengasingkan diri (amalannya sering tidak ditampakkan pada orang lain).” (HR. Muslim)

Contoh menyembunyikan amal adalah menangis karena Allah, menyembunyikan salat sunah, puasa sunah, sedekah, berdoa, membaca Al-Qur’an, dan berzikir.

Lanjut ke bagian 2: [Bersambung]

***

Penulis: Arif Muhammad N

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/89929-obat-bagi-hati-yang-sakit-bag-1.html

Dukung Palestina, Ini Bacaan Qunut Nazilah Lengkap Arab, Latin, dan Terjemahnya

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan pernyataan sikap dan seruan terhadap konflik yang terjadi di Palestina. Salah satunya adalah dengan membaca Doa Qunut Nazilah pada saat shalat.


Qunut Nazilah merupakan doa yang dilakukan dalam shalat untuk memohon pertolongan dan perlindungan Allah swt terhadap umat Muslim yang sedang mengalami kesulitan, penindasan, atau musibah. 


Doa ini dapat dilakukan di berbagai waktu, terutama dalam shalat sunnah atau shalat wajib, seperti shalat Subuh. Mengenai dukungan untuk Palestina, konflik di wilayah tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun, dengan banyak penduduknya yang terus menghadapi penderitaan akibat konflik bersenjata dan ketidakstabilan politik. 

Banyak orang di seluruh dunia, termasuk umat Muslim, mengekspresikan solidaritas dan dukungan mereka kepada rakyat Palestina yang terus berjuang untuk hak-hak mereka, termasuk hak untuk hidup dalam damai, merdeka, dan tanpa penindasan.


Berbagai cara dukungan terhadap Palestina termasuk memberikan bantuan kemanusiaan, menggalang dukungan internasional untuk solusi damai. 


Kemudian memahami dan menyebarluaskan informasi mengenai isu tersebut, serta menunjukkan solidaritas melalui kampanye-kampanye yang mendukung perdamaian dan keadilan bagi rakyat Palestina.


Dilansir dari NU Online, qunut nazilah pernah diamalkan oleh Rasulullah saw, selama sebulan ketika kehilangan para sahabatnya di Bi’r Mu‘anah. Qunut nazilah ini dibaca sebelum sujud pada rakaat terakhir di setiap shalat wajib yang lima waktu. 

Qunut nazilah diamalkan ketika umat Islam menghadapi persoalan keamanan, pertanian, bencana alam, bencana kemanusiaan, dan lain sebagainya. Selain doa qunut subuh, pada qunut nazilah ini ada baiknya kita menambahkannya dengan doa qunut yang dibaca oleh Sayyidina Umar dan Ibnu Umar ra. 


Berikut ini merupakan lafal doa qunut nazilah, yang disarikan dari Hasyiyatul Baijuri karya Syekh Ibrahim Al-Baijuri, tanpa keterangan tahun, Beirut, Darul Fikr, juz I, halaman 169). 


اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ 


Allâhumma innâ nasta‘înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk. Allâhumma iyyâka na‘budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas‘â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq. 


Artinya: Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.


اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ 


Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak. Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât. Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam. 


Artinya: Tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu. Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat. Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat. Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kauikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu. Wahai Tuhan hak, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, dan para sahabatnya. 


Demikian doa qunut nazilah yang dapat dibaca dalam upaya mendukung konflik yang sedang terjadi di Palestina. Semoga dengan doa yang kita panjatkan dapat menjadikan aman dan tentram. 

NUorid

Doa Qunut Nazilah: Doa dan Tata Cara Doa Qunut Nazilah untuk Palestina

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengajukan rekomendasi kepada umat Islam untuk melakukan Doa Qunut Nazilah sebagai wujud solidaritas dengan rakyat Palestina yang sedang menghadapi situasi perang dan bencana kemanusiaan. Doa ini didorong oleh keprihatinan terhadap kondisi yang dialami oleh warga Palestina.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mengajak seluruh umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama, untuk mengadakan shalat ghaib dan doa bersama. Hal ini bertujuan untuk memohon pertolongan dan keselamatan bagi para syuhada dan korban jiwa akibat eskalasi kekerasan di Palestina serta melaksanakan Doa Qunut Nazilah.

Selain itu, Ketua Umum Dewan Mesjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, juga mengimbau umat Islam di Indonesia untuk melaksanakan Doa Qunut Nazilah sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina, terutama pada pelaksanaan Salat Jum’at.

Seruan ini bertujuan agar para pelaku kejahatan kemanusiaan memperoleh hukuman yang setimpal atas perbuatan mereka menurut kebijaksanaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Doa Qunut Nazilah adalah doa yang dibacakan untuk memohon perlindungan dari bencana. Oleh karena itu, Doa Qunut Nazilah Palestina sangat disarankan untuk digunakan sebagai sarana berdoa bagi warga Palestina yang menghadapi tantangan yang berat.

Berikut adalah teks doa Doa Qunut Nazilah dalam bahasa Arab, Latin, beserta terjemahannya:

Bacaan Doa Qunut Nazilah untuk Palestina

Berikut bacaan doa qunut nazilah dalam tulisan Arab, Latin, beserta artinya.

اَللَّهُمَّ اهْدِنِى فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِى فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِى فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِى شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahummahdini fi man hadait, wa afini fi man ‘afait wa tawallani fi man tawallait, wa barikli fi ma a’thait, wa qini syarra ma qadhait, fa innaka taqdhi wa la yuqdha alaik, wa innahu la yadzillu man walait, wa la yaizzu man adait, tabarakta rabbana wa ta’alait, fa lakalhamdu ‘ala ma qadhait, astgahfiruka wa atubu ilaik.

Allahummadfa’ annal ghala’a wal waba’a wal fakhsya’a wal munkar was syuyufal mukhtalifata was syadaidal mihan, ma dzhara minha wa ma bathana, min baladina hadza khassah, wa min buldanil muslimina aammah, innaka ala kulli syai’in qadir, wa shallallahu ala sayyidina muhammadin wal hamdulillahi rabbil ‘alamin.

Artinya:

Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama orang-orang yang telah Engkau pimpin.

Terkait tata cara Doa Qunut Nazilah untuk Palestina, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Tata Cara Doa Qunut Nazilah untuk Palestina
  2. Membaca doa qunut di setiap sholat wajib pada rakaat terakhir setelah rukuk.
  3. Membaca doa qunut nazilah
  4. Membaca doa qunut nazilah pelan saat sholat Zuhur dan Asar dan membaca keras saat sholat Subuh, Magrib, dan Isya, baik yang dilakukan sendiri maupun berjamaah.
  5. Bagi imam yang membaca doa qunut nazilah dapat mengubah kata ganti sendiri menjadi kata ganti untuk orang banyak. Makmum cukup mengaminkannya.

Itulah tata cara dan doa Doa Qunut Nazilah untuk Palestina. Semoga doa ini menjadi sarana bagi kita semua untuk memberikan dukungan kepada rakyat Palestina dalam menghadapi cobaan yang berat.

UMSUacid

Bantu Muslim Palestina dengan Boikot Produk Pendukung Israel

Aksi boikot produk Israel muncul karena penindasan rakyat Palestina.

Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah, KH Masyhuril Khamis mengatakan, sangat memungkinkan untuk melakukan boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Aksi boikot produk yang mendukung Israel merupakan bagian dari upaya membantu Muslim Palestina.

“Ini (boikot) kita lakukan sebagai bagian membantu saudara kita di Gaza, Palestina. Setidaknya kita telah menunjukkan keberpihakan dan pembelaan kita pada kaum Muslimin Palestina,” kata Kiai Masyhuril kepada Republika, Senin (16/10/2023). 

Kiai Masyhuril mengatakan, Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Bari mengutip perkataan Ibn Batthal, mengatakan, “Bermuamalah dengan orang kafir hukumnya boleh, kecuali melakukan jual beli sesuatu yang kafir harbi gunakan untuk memerangi kaum Muslimin.”

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.”

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Abdul Muiz Ali menyampaikan bahwa umat agama apapun yang mencintai perdamaian harus memboikot produk yang terafiliasi dengan zionis Israel. Sebab aksi brutal yang dan peperangan akibat ulah zionis Israel dampaknya atau korbannya bukan hanya umat Islam, tapi juga umat agama lain.

Kiai Muiz mengatakan, tidak semua Yahudi setuju bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk etnis Yahudi. Bahkan ada orang Yahudi yang menentang tindakan zionis Israel terhadap rakyat Palestina.

“Selama ini yang sering memboikot (produk Israel) adalah umat Islam karena yang dizalimi umat Islam, tapi sebenarnya yang terkena dampak (kebrutalan Israel dan peperangan) bukan hanya umat Islam tapi juga umat agama lain misalnya Kristen,” kata Kiai Muiz kepada Republika, Ahad (15/10/2023).

Ia mengatakan, maka pemboikotan itu tidak hanya dilakukan umat Islam tapi pemeluk agama lain yang mencintai kedamaian juga harus memboikot produk yang berafiliasi dengan zionis Israel.

Serangan membabi buta yang dilakukan tentara zionis Yahudi Israel kepada penduduk Palestina adalah tindakan barbar yang harus dikutuk oleh semua agama yang mencintai kedamaian. 

“Saya kira tidak saja umat Islam yang merasa tersakiti dengan tindakan atau serangan tentara zionisme Yahudi Israel. Semua pemeluk agama tersakiti, termasuk bagi orang banyak yang menentang tindakan zionisme Israel kepada Palestina,” ujar Kiai Muiz.

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI mengatakan, umat Islam dan non Muslim boleh melakukan pembelaan atas nama kemanusian dengan cara memboikot produk zionis Yahudi yang ditengarai membantu kebutuhan logistik tentara Israel.

Oleh karenanya, boikot ini harus sedianya dilakukan serentak. Jangan hanya oleh umat Islam tetapi juga oleh non Muslim yang cinta akan perdamaian.

“Boikot boleh dilakukan sebagai bentuk perlawanan rakyat sipil atasnama kemanusian dan sama-sama sebagai pemeluk agama yang mencintai kedamaian,” jelas Kiai Muiz.

Meskipun demikian, dijelaskan Kiai Muiz, boikot dilakukan dengan norma, etika dan adab. Dalam prosesnya tidak boleh melakukan perusakan. 

IQRA

Mengabadikan Perjuangan Palestina Lewat Sinema

Ada beberapa film tentang perjuangan warga Palestina yang bisa kita saksikan lewat sinema.

Beberapa hari terakhir, warga di seluruh dunia sedang menyoroti situasi yang masih bergejolak antara Hamas dan Israel. Belum ada kabar membaik dari situasi ini, tapi korban jiwa dipastikan terus bertambah. Perseteruan antara Palestina dan Israel memang belum menemukan titik terang hingga sekarang.

Dalam industri hiburan, realitas pahit ini terekam dalam jejak dokumenter dan film yang mengangkat tema Palestina. Berikut simak daftarnya, seperi dilansir Savoir Flair, Sabtu (14/10/2023):

  1. 5 Broken Cameras (2011)
https://youtube.com/watch?v=8iAywSB5Dw4%3Fsi%3DUAQhBdnogyHiOnSk

5 Broken Cameras adalah laporan langsung mengenai protes di Bil’in, Ramallah, sebuah desa di Tepi Barat yang terkena dampak tembok pembatas Tepi Barat Israel. Hampir seluruh adegan diambil oleh petani Palestina Emad Burnat yang membeli kamera pertamanya pada 2005 untuk merekam kelahiran putra bungsunya. Film ini sekaligus menjadi kesempatan baginya untuk menceritakan perlawanan tanpa kekerasan yang ia lakukan terhadap tindakan yang selama ini dilakukan tentara Israel.

2. Jenin, Jenin (2002)

https://youtube.com/watch?v=Dr6LzjZxPQY%3Fsi%3DoGWoOEojCuK8C2Wr

Jenin, Jenin merupakan film garapan aktor terkemuka Palestina, Mohammed Bakri. Untuk menggambarkan apa yang disebut Bakri sebagai “kebenaran Palestina” tentang Invasi Jenin. Dalam film ini, para saksi dan orang yang selamat berbicara tentang serangan di 2002 yang dilakukan tentara Israel terhadap kamp pengungsi Palestina di Jenin.

3. Born In Gaza (2014)

https://youtube.com/watch?v=FZpp8JLkwBw%3Fsi%3DlgR5yqaeF4Ns6wzX

Difilmkan selama pengepungan Gaza pada 2014, kejadian ini telah menyebabkan 507 anak tewas dan 3.598 luka-luka. Born in Gaza mengikuti kehidupan 10 anak kecil yang tinggal di Jalur Gaza.

Film ini mengkaji dampak fisik dan psikologis dari anak-anak yang tumbuh di zona perang. Selain itu, film juga berfokus pada kekerasan yang menghancurkan akibat pendudukan Israel dan dampaknya terhadap anak-anak Gaza.

4. Gaza Fights for Freedom (2019)

Film dokumenter ini menunjukkan gerakan protes di Gaza yang belum pernah Anda lihat sebelumnya. Difilmkan pada puncak protes Great March of Return, film ini menampilkan cuplikan demonstrasi eksklusif yang menjelaskan sejarah yang tidak pernah diakui oleh media massa.

Pada intinya, Gaza Fights For Freedom adalah dakwaan menyeluruh terhadap militer Israel atas kejahatan perang dan gambaran sinematik yang menakjubkan tentang perlawanan heroik warga Palestina.

5. Ghost Hunting (2017)

Direktur Raed Andoni mengatur agar replika kamar dan sel pusat penahanan Israel dibangun sesuai ukuran di dalam aula, di bawah pengawasan ketat dari mantan narapidana dan berdasarkan ingatan mereka. Dalam situasi yang realistis ini, para pria tersebut kemudian mengulangi interogasi mereka, mendiskusikan rincian tentang penjara, dan mengungkapkan penghinaan yang mereka alami selama penahanan. Rekonstruksi mereka memunculkan emosi dan trauma yang telah lama terpendam.

6. Fertile Memory (1980)

Dalam film berdurasi penuh pertama yang mengambil lokasi syuting di “Garis Hijau” Tepi Barat Palestina yang disengketakan, sutradara Michel Khleifi membuat potret dua perempuan Palestina yang perjuangan individunya mendefinisikan dan melampaui politik yang telah menghancurkan rumah dan kehidupan mereka.

7. Mayor (2020)

Mayor mengangkat kisah walikota karismatik kota Ramallah di Palestina, Musa Hadid yang bercita-cita membawa kota tersebut menuju masa depan cerah. Dalam salah satu momen di mana Hadid berbicara langsung ke kamera, dia bertanya-tanya apakah orang Amerika peduli terhadap Palestina dan warganya yang dibunuh dan diteror setiap hari. 

Dalam Jenin, Jenin para saksi berbicara tentang serangan pada 2002 yang dilakukan tentara Israel terhadap kamp pengungsi Palestina. 

REPUBLIKA

5 Rekomendasi Film Soal Palestina yang Patut Ditonton

Palestina bukan hanya dikenal dengan tanah suci bagi agama Samawi dan sejarah manusia ribuan tahun, tapi juga berbagai judul film yang mengandung makna kemanusiaan.

Sejumlah film-film asal Palestina, atau berlatar di Palestina, banyak memiliki kisah-kisah yang menyentuh hati soal perjuangan mempertahankan hidup di bawah ancaman perang yang bisa meletus kapan saja.

Kekayaan kisah film-film asal Palestina itu bahkan banyak mendulang penghargaan atau pengakuan secara internasional melalui berbagai festival film.
Berikut rekomendasi 5 film kehidupan masyarakat Palestina.

1. Tel Aviv on Fire (2018)

Tel Aviv on Fire mengisahkan soal Salam, seorang warga Palestina di Yerusalem dan terlibat dalam sebuah proyek sinetron di Ramallah.

Suatu kali, ia mendapatkan ide untuk proyek itu di pos pemeriksaan yang ia mesti lewati tiap hari yang memengaruhi kariernya.

Film ini merupakan drama-komedi satire yang digarap sejumlah negara, Israel, Luxembourg, Belgia, dan Prancis. Film ini tayang perdana di Venice Film Festival 2018 dan kini bisa dilihat di Klik Film.

2. Omar (2013)

Seorang pemuda pembuat roti di Palestina bernama Omar kerap memanjat dinding batas Tepi Barat demi bertemu kekasihnya.

Suatu kali, Omar rela untuk bekerja sebagai informan bagi pasukan Israel. Hal itu ia lakukan setelah terjebak dalam kasus kematian tentara Israel.

Film drama garapan Hany Abu-Assad ini tayang perdana di Cannes Film Festival 2013, serta tayang juga di Toronto International Film Festival. Film Palestina ini juga mendapatkan nominasi Best Foreign Language Film di Academy Awards 2014.

3. The Present (2020)

Film pendek asal Palestina ini mengisahkan seorang ayah bernama Yusef dan putrinya. Keduanya hidup dalam kawasan kantong Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Keduanya mengalami pengalaman tak terlupakan saat mencoba keluar Tepi Barat untuk mencari kado pernikahan Yusef dan istrinya.

Film yang aslinya didistribusikan oleh Netflix ini tayang perdana di Clermont-Ferrand International Short Film Festival.

The Present (2020) juga memenangkan sejumlah penghargaan, seperti BAFTA Award for Best Short Film 2021, dan nominasi Academy Award for Best Live Action Short Film.

4. A Bottle in a Gaza Sea (2011)

A Bottle in a Gaza Sea mengisahkan seorang perempuan imigran Prancis berusia 17 tahun di Yerusalem yang mempertanyakan kehidupannya setelah menghadapi insiden bom di kafe lokal.

Pertanyaan itu ia tulis di atas sebuah kertas dan ia masukkan ke dalam sebuah botol. Botol itu kemudian ia lempar ke Laut Gaza yang kemudian diterima seorang pemuda Palestina di Gaza.

5. 3000 Nights (2015)

3000 Nights mengisahkan perjuangan seorang perempuan Palestina yang terpaksa melahirkan di balik jeruji besi. Setelah melahirkan, ia berjuang untuk melindungi bayinya dan tetap bisa hidup di balik penjara.

Film ini ditulis dan digarap oleh Mai Masri dan tayang perdana di Toronto International Film Festival 2015. Film ini digarap lintas negara, yakni Palestina, Prancis, Yordania, dan Libanon.

CNNINDONESIA

Doa untuk Palestina dan Masjidil Aqsa, Bisa Dibaca Tiap Salat

Umat Islam di Palestina khususnya di jalur Gaza dan kawasan Masjidil Aqsa masih harus berhadapan dengan konflik setiap harinya. Bagi muslim yang hendak mengirim doa untuk Palestina dan Masjidil Aqsa dapat mengamalkan doa qunut nazilah.

Doa qunut nazilah adalah doa yang biasa diamalkan saat terjadi bencana, musibah, perang, dan keadaan tidak menyenangkan lainnya yang menimpa umat Islam. Prof Wahbah Az-Zuhaili dalam buku Fiqhul Islam wa Adillathuhu mengatakan, disebut qunut nazilah karena maknanya adalah bencana atau musibah yang melanda kaum muslimin.

Dikisahkan dalam suatu riwayat hadits bahkan Rasulullah SAW pernah membaca doa qunut nazilah selama sebulan karena tragedi terbunuhnya para qurra’ atau ahli Al-Qur’an.

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَدَ عَلَى سَرِيَّةٍ مَا وَجَدَ عَلَى السَّبْعِيْنَ الَّذِينَ أُصِيبُوا يَوْمَ بِثْرِ مَعُونَةَ كَانُوا يُدْعَوْنَ الْقُرَّاءَ فَمَكَثَ شَهْرًا يَدْعُو عَلَى قَتَلَتِهِمْ

Artinya: “Aku belum pernah melihat Rasulullah SAW berduka atas musibah yang menimpa delegasi beliau sebagaimana rasa duka beliau atas musibah yang telah menimpa delegasi beliau berjumlah 70 orang yang dibunuh di Bi’ru Ma’unah, yang mana mereka semua biasanya disebut dengan qurra’. Karenanya, beliau melakukan qunut selama sebulan guna mendoakan kecelakaan atas orang-orang yang telah membunuh mereka.” (HR Muslim)

Di samping itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebelumnya mengajak masyarakat muslim untuk mengamalkan doa qunut nazilah. Doa tersebut ditujukan untuk memohon keselamatan, kekuatan, dan kemampuan bagi bangsa Palestina.

“Semoga Allah SWT memberi kekuatan dan kemampuan dalam mewujudkan kemerdekaan penuh dan perdamaian abadi,” tulis keterangan MUI dalam kesepakatan 7 tausiyah tentang perang Israel-Palestina, dikutip Jumat (13/10/2023).

Doa untuk Palestina dan Masjidil Aqsa

Doa tersebut dapat diamalkan dengan bacaan doa qunut nazilah. Doa ini dianjurkan untuk dibaca setiap salat fardhu pada rakaat terakhir sehabis rukuk.

Merujuk pada redaksi qunut nazilah yang tercantum dalam hadits Nabi Muhammad SAW, berikut bacaannya yang diriwayatkan Umar RA:

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَأَلِفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَأَصْلِحْ ذَات بَيْنِهِمْ، وَانْصُرْ عَلَى عَدُوّكَ وَعَدُوِّهِمْ اللَّهُمْ الْعَنْ كَفَرَةَ أَهْلِ الْكِتَابِ الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَكَ. اللَّهُمْ خَالِفٌ بَيْنَ كَلِمَتِهِمْ، وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ، وَأَنْزِلْ بِهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لَا يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِينُكَ

Arab latin: Allahum maghfirlilmu’miniina wal mu’minati, wal muslimiina wal muslimaati, wal alifa bayna quluubihim, wa ashlih dzaat baynihim, wanshur alaa a’uduwka wa aduwwihim lahumul an kafarati ah lil kitaabi ladziina yukadzibuuna rasulaka, wa yuqaa tiluuna aw liyaa aka. allahumma khoolifun bayna kalimatihim, wa zalzil aqdaa mahum, wa anzil bihim ba’salkaldzii laa yurdun anilqowmil mujrimiina. bismillahirrahmanirrahiiim. allahumma innanasta’iinuka.

Artinya: “Ya Allah ampunilah dosa orang mukmin, dan mukminat, muslimin, dan muslimat, satukaniah hati-hati mereka, damaikanlah di antara mereka. Tolonglah mereka untuk mengalahkan musuhmu, dan musuh mereka. Ya Allah timpakanlah laknat kepada orang kafir ahli kitab yang telah mendustakan para utusan-Mu, dan memerangi para wali-Mu. Ya Allah, gagapkanlah ucapan mereka, pecah belahkan kekuatan mereka, dan timpakan siksa-Mu yang tidak mungkin mampu dicegah mereka. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, dan Penyayang. Ya Allah sesungguhnya kami memohon pertolongan kepada-Mu.”

Bacaan doa qunut nazilah lainnya dinukil dari buku Fiqh Wabah oleh LPBKI MUI Pusat. Doa ini diamalkan dalam situasi perang yang dapat dijadikan doa untuk Palestina dan Masjidil Aqsa.

للهُم أَنْج سَلَمَة بن هِشَامٍ، اللهُمَّ أَنْجِ الوَلِيدَ بْنَ الْوَلِيدِ اللَّهُمَّ أَنْج عَيَّاسَ بْنَ أبِي رَبِيعَة، اللهُمَّ أَنْجِ المُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطَأتَكَ عَلَى مُضَرَ، اللَّهُمَّ سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ

Artinya: “Ya Allah, tolonglah ‘Ayyash bin Abi Rabi’ah. Ya Allah, tolonglah Walid bin Al Walid. Ya Allah, tolonglah Salamah bin Hisyam. Ya Allah, tolonglah orang-orang lemah dari kaum mukminin. Ya, Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang yang durhaka. Ya Allah, jadikanlah tahun-tahun yang mereka lewati ibarat tahun-tahun yang dilewati Yusuf.”

Doa untuk Palestina dan Masjidil Aqsa ini dapat diamalkan dengan pelan (sirr) jika pada waktu Zuhur dan Ashar, namun dibaca dengan keras apabila diamalkan ketika Subuh, Maghrib, dan Isya dalam salat berjamaah. Dianjurkan pula mengangkat tangan saat berdoa dan mengusapkannya ke wajah seperti pendapat Imam An Nawawi.

DetikHikmah

Kenali Musuhmu! Hikmah Peristiwa Nabi Adam dan Siti Hawa

Dengan mengenali musuh, kita akan selalu mengetahui apa yang bisa membuat kita lengah dan lalai dengan pertolongan-Nya, sebagaimana kasus Nabi Adam dan Siti Hawa

NABI Adam Alaihissalam adalah nenek moyang manusia keseluruhan, nabi Allah yang pertama di antara semua nabi dan rasul. Nabi Adam diciptakan pada hari Jumat, dimana hari Jumat adalah penghulu dari hari-hari lainnya.

Bahkan di hari Jumat juga Nabi Adam dimasukkan dan dikeluarkan dari surga, sebagaimana hadits Nabi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ

“Sebaik-baik hari dimana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukan ke dalam Surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari Surga. Dan hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR. Muslim dan an-Nasa’i)

Nabi Adam sebelumnya hanya tinggal sendiri pada masa penciptaannya, kemudian Allah menciptakan Hawa sebagai pasangannya, agar ia merasa tentram.

Muhammad bin Ishaq meriwayatkan, dari Ibnu Abbas, bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk kiri Adam yang paling pendek ketika ia sedang tertidur, lalu tulang itu digantikan balutan daging. Pendapat bahwasanya Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam senada dengan ayat dalam surah an-Nisa, yaitu pada ayat pertama yang berbunyi,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Lalu dimasukkanlah keduanya ke dalam surga sebagai nikmat dan kesejahteraan bagi mereka, sebelum pada akhirnya iblis menggoda mereka untuk memakan salah satu buah pohon dari pohon yang dilarang bagi mereka berdua untuk mendekatinya, apalagi untuk memakan buahnya. Namun karena bisikan iblis tersebut yang kuat, akhirnya mereka berdua memakannya dan Allah menghukum mereka berdua dengan diturunkan dari surga, tempat dimana sebelumnya kenikmatan dan kesejahteraan mereka berdua dapatkan.

Iblis dan Keturunannya Musuh Nyata

Iblis adalah salah satu makhluk Allah selain malaikat dan manusia. Iblis diciptakan dari api, iblis memiliki sifat angkuh dan sombong.

Salah satu kesombongannya ia tunjukkan dengan enggan bersujud kepada Adam, ketika Allah menyeru para malaikat untuk bersujud kepadanya, dengan alasan bahwasanya ia lebih mulia karena diciptakan dari api, sedangkan Adam hanya diciptakan dari tanah.

Hasan Bashri mengatakan; “Iblis itu sama sekali tidak termasuk golongan Malaikat.”

Syahar bin Hausyab mengatakan, “Iblis itu termasuk golongan Jin. Ketika mereka telah membuat kerusakan di bumi, maka Allah mengutus sejumlah tentara dari golongan malaikat untuk menghentikan dan mengasingkan mereka ke pulau-pulau terpencil. Iblis adalah salah satu dari mereka, yang ditawan itu lalu dibawa oleh para malaikat ke atas langit hingga ia menetap di atas sana bersama mereka. Lalu ketika para malaikat diperintahkan oleh Allah untuk bersujud, maka iblis pun membangkang dan tidak mau mentaati perintah tersebut.”

Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, dan para sahabat lainnya, juga Said bin Musayib beserta ulama lainnya mengatakan; “Iblis itu adalah pemimpin para malaikat yang ada di langit dunia. (langit yang paling bawah dari tujuh lapisan langit). Ibnu Abbas menambahkan namaya adalah Azazil, dan pada Riwayat lain, Ibnu Abbas mengatakan Namanya adalah al-Harits, sedangkan an-Nuqasy mengatakan, “Iblis memiliki nama alias, yaitu Abu Kurdus.”

Pada satu Riwayat Ibnu Abbas mengatakan, “Iblis masuk dalam kelompok para Malaikat yang disebut dengan al-hin, mereka ditugaskan untuk menjaga Surga, iblis kala itu adalah salah satu makhluk yang paling dihormati, paling banyak beribadah, dan paling banyak ilmunya. Ia berparas rupawan dan memiliki empat sayap, namun akhirnya ia menjadi buruk rupa setelah Allah mengusirnya dari Surga.

Terlepas dari asal-usulnya, ulama sepakat akan keburukan yang dimiliki oleh iblis, yang dimana iblis berjanji akan menyesatkan manusia hingga hari akhir. Dan dari sini, nyatalah bahwasanya iblis dan keturunannya adalah musuh yang nyata bagi umat manusia.

Dalam surah Thaha ayat 117 dikatakan bahwa benar iblis adalah musuh bagi Adam dan Hawa dalam ayat tersebut, yaitu:

فَقُلْنَا يَٰٓـَٔادَمُ إِنَّ هَٰذَا عَدُوٌّ لَّكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ ٱلْجَنَّةِ فَتَشْقَىٰٓ

“Maka Kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.”

Musuh yang akan selalu berusaha menjerumuskan umat manusia sebagaimana iblis telah menjerumuskan Nabi Adam dan Hawa dengan tipu muslihatnya sehingga mereka berdua diturunkan dari Surga. Sebagaimana dalam surah al-Baqarah ayat 36, yaitu:

فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيْطَٰنُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا ٱهْبِطُوا۟ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ

“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.

Pelajaran Nabi Adam

Banyak sekali pelajaran berharga yang bisa kita tarik dari kisah Nabi Adam dan Hawa beserta Iblis dan tipu dayanya terhadap mereka berdua. Iblis adalah musuh yang nyata bagi mereka berdua.

Tekad musuh nabi Adam ini adalah menipu dan menjerumuskan Nabi Adam dari jalan Allah sehingga tergelincir kepada kedurhakaan terhadap larangan yang diberikan Allah kepadanya.

Dari kisah ini, bisa kita ketahui bahwa celah iblis untuk menjerumuskan manusia adakah melalui hawa nafsu yang diantaranya adalah nafsu berkuasa dan hidup abadi.

Dengan kedua alasan inilah nabi Adam dan Hawa terperangkap makar yang menyebabkan mereka berdua harus diturunkan dari surga. Berpaling dari petunjuk Allah akan mengakibatkan penderitaan di dunia dan di akhirat.

Nabi Adam dan Iblis sama-sama dikeluarkan oleh Allah dari surga karena kedurhakaan mereka berdua. Namun disini Nabi Adam jelas lebih mulia dibandingkan Iblis.

Nabi Adam memang mendurhakai Allah, namun ia segera bertaubat kepada-Nya dan dengan itu Allah terima taubatnya. Berbeda dengan Iblis yang enggan sujud kepada Adam atas perintah dari Allah dan enggan mengakui kesalahannya sehingga Allah menelantarkannya dan membiarkannya sesat selamanya.

Salah satu hikmah darin kisah Nabi Adam ini adalah agar Nabi Adam dibekali dengan ujian sebelum menjadi khalifah di bumi dengan segala kejadian yang menimpanya dan agar Nabi Adam kembali dalam kondisi terbaiknya dengan beramal dan memperbaiki keadaannya di dunia guna kembali dalam keadaan yang lebih baik dan mulia.

Namun satu yang menjadi poin besar dalam bahasan ini adalah agar manusia mengenali siapa musuhnya, bagaimana makar mereka terhadapa manusia, dan apa solusinya. Yaitu bahwasanya Nabi Adam dan Hawa jatuh dalam perangkap hawa nafsu yang dibisikkan oleh iblis.

Itu berarti hawa nafsu adalah hal yang harus dijauhi okeh manusia agat gterhindar dari akibat-akibat yang bisa menerpa siapapun yang jatuh kepada ketergelinciran manusia akibat mengikuti hawa nafsunya yang cenderung mengajak kepada keburukan bukan pada ketakwaan kepada Allah.

Dengan mengenali siapa musuh kita, in syaa Allah kita akan selalu mengetahui apa saja yang bisa membuat kita lengah dan lalai dengan pertolongan-Nya. Dan dengan mengenali siapa diri kita dan siapa tuhan kita maka kita dapat menakar kadar keimanan kita, apakah sedang berada di jalan-Nya atau sedang jauh dari-Nya. Wallahu a’lam bisshawwab.*/ Ahmad Al Hidayah

Pustaka

Ash-Shallabi, A. M. (2022). Adam Alaihissalam Penciptaan Manusia. (A. Zirzis, Ed., & H. M. Supar, Trans.) Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Katsir, I. (2004). Tafsir Ibnu Katsir. (M. Y. Harun, Ed., & d. M. Abdul Ghaffar E.M., Trans.) Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.

Katsir, I. (2011). Kisah Para Nabi. (Artawijaya, Ed., & H. D. Rosadi, Trans.) Jakarta: Al-Kautsar.

HIDAYATULLAH

Menyemai Makna Kepemimpinan dalam Islam

Kepemimpinan dalam Islam adalah suatu amanah yang besar dan berat. Seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang terpuji seperti adil, bijaksana, amanah, dan bertanggung jawab. Pemimpin juga harus memiliki ilmu yang cukup dan mampu mengambil keputusan yang tepat.

Tak bisa dipungkiri, ketika kita berbicara tentang kepemimpinan profetik dalam Islam, berarti sudah merujuk pada sosok pemimpin terbesar yang hebat, manusia paling sempurna dan kekasih Allah swt, dialah Muhammad Saw. Kesempurnaan dan kredibilitas kepemimpinan beliau yang sangat mengagumkan.

Rahasia keberhasilan beliau sebenarnya terletak pada landasan moral (akhlaq al-karimah) yang melekat pada dirinya. Aisyah ra., istri Nabi Saw., bahkan mengatakan bahwa akhlak beliau adalah al-Qur’an. Nabi Saw. adalah “al-Qur’an yang berjalan”. Rasulullah Saw. dihadirkan di muka bumi ini tidak lain semata-mata untuk menyempurnakan akhlak.

Akhlak Rasulullah Saw. wajib diidolakan dan ditiru oleh seorang pemimpin, sehingga menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang berakhlak mulia akan terpancar keanggunan moralitas yang terang dalam dirinya, sehingga dapat melahirkan sikap-sikap yang positif dalam kepemimpinanya.

Tak hanya itu, Nabi Muhammad juga sangat ermat dalam mengambil keputusan, bersikap terbuka dan toleran, hidup sederhana dan tidak bermewah-mewahan, melindungi rakyatnya, mau mendengarkan kritik, bijaksana, serta mempunyai ghirah untuk selalu bersikap dinamis dan melakukan perubahan yang lebih baik melalui pembaharuan dengan potensi kreatifnya.

Rasulullah Saw. pernah bersabda;

“Barangsiapa dalam Islam menemukan kreasi yang baru dan baik kemudian diamalkan oleh orang sesudahnya, maka kepadanya ditulis pahala sebanyak pahala orang yang mengerjakan sesudahnya. Dan barangsiapa di dalam Islam menemukan kreasi yang jelek dan diamalkan oleh orang yang sesudahnya, maka kepadanya akan mendapat dosa sebanyak orang yang mengerjakan sesudahnya.” (H.R. Muslim).

Ini tentu saja sebagaimana yang telah dipesankan oleh Nabi Saw., bahwa “orang yang paling dicintai dan paling dekat dengan Rasulullah Saw. di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya” (H.R. Ahmad). Dikatakan juga oleh beliau, “orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (H.R. Tirmidzi).

Itu sebabnya, tak heran jika dengan landasan akhlak yang baik, seseorang akan mematuhi perintah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya. Ia akan lebih berhati-hati dalam mengambil sikap dalam hidup ini.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. yang berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ada 7 golongan manusia yang dinaungi oleh Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Golongan tersebut adalah pemimpin yang adil, pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya, seseorang yang hatinya senantiasa berpaut pada masjid-masjid yaitu sangat mencintainya dan selalu melakukan sholat berjama’ah, dua orang yang saling mengasihi karena Allah yaitu keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya, seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang mempunyai kedudukan dan paras yang elok untuk melakukan kejahatan tetapi dia berkata:

Aku takut kepada Allah, seorang yang memberi sedekah tetapi dia merahasiakannya seolah-olah tangan kanan tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kirinya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga mengalir air mata dari kedua matanya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari sini sudah jelas, bahwa berdasarkan sabda Nabi Saw., bahwa setiap orang harus menyadari bahwa dirinya adalah seorang pemimpin baik bagi dirinya sendiri, keluarga, ataupun masyarakatnya. Secara etimologis, kepemimpinan (leadership) berarti kualitas, daya, atau tindakan seseorang dalam memimpin.

Tentang Kepemimpinan dalam Islam

Dalam Lisan al-Arab, pemimpin disebutkan sebagai seseorang yang berada di depan. Seperti penggembala yang menuntun gembalaannya dari depan. Sedangkan secara terminologis, berarti kemampuan mempengaruhi, mengajak, atau menggerakkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Bahkan, jika ditelisik lebih jauh lagi, definisi kepemimpinan sendiri sebenarnya sangat beragam. Dalam Islam, para ulama juga sama sekali tidak ada kesepakatan tentang hal ini. Artinya, kepemimpinan seolah menjadi fenomena yang muncul ke permukaan. Tetapi, hanya sedikit disadari eksistensinya.

Karena itu, untuk mendekatkan pengertian ini, penulis menganggap sangat perlu merujuk kembali pada istilah kepemimpinan dalam pandangan Islam. Seperti di antaranya disebutkan dalam al-Qur’an yakni sebagai khalifah (QS. Al-Baqarah [2]: 30), ulil amri (QS. An-Nisa’ [4]: 59), atau wali (QS. Al-Maidah [5]: 55). Sedangkan dalam Hadits sering disebut ra’in (penggembala) atau imamah.

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30).

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’ [4]: 59).

اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رَاكِعُوْنَ

Artinya: “Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah). (QS. Al-Maidah [5]: 55).

Namun demikian, terlepas dari sebutan apapun yang disepadankan untuk kata “pemimpin”, yang lebih penting dari itu adalah cara bagaimana menjadi pemimpin yang sukses dalam pengertian Islam. Karena itu, seseorang perlu memahami pendasaran teologis yang kukuh sebagaimana disebutkan baik dalam al-Qur’an maupun Hadits.

Rasulullah Saw. menegaskan bahwa “seorang pemimpin haruslah seorang mu’min yang kuat, memiliki keahlian di bidangnya, bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dipimpinnya, serta berkewajiban untuk membela, mengutamakan dan mendahulukan umatnya di atas kepentingan pribadi atau kelompoknya.”

Tentu saja, syarat pertama dan utama adalah bahwa seorang pemimpin haruslah seorang yang beriman kepada Allah Swt., bukan berasal dari orang-orang kafir. Ini sebagaimana seringkali disebutkan dalam al-Qur’an, salah satunya dalam surah An-Nisa’ [4]: 144. Allah Swt. berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ اَتُرِيْدُوْنَ اَنْ تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا مُّبِيْنًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menghukummu)?” (QS. An-Nisa’ [4]: 144).

Peringatan ini menjadi pedoman penting bagi umat Islam agar tidak salah dalam memilih pemimpinnya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus mampu memahami dan meneladani karakteristik kepemimpinan Rasulullah Saw. Inilah yang kemudian akan menjadi landasan epistemologis bagi kepemimpinan profetik dalam disiplin apapun.

Yaitu, bahwa ia harus seorang yang jujur (shiddiq), dapat dipercaya (amanah), cerdas (fathanah), dan wajib menyampaikan risalah Islam atau berdakwah mengajak orang-orang yang dipimpinnya kepada kebaikan dan kebenaran ajaran Allah Swt. (tabligh).

Seorang pemimpin yang mencintai kebenaran, dalam dirinya sesungguhnya tertanam sifat keberanian. Berani karena benar demi membela kebenaran. Bukan sebaliknya, berani karena arogan, egois dan otoriter demi membela kepentingan pribadinya.

Tetapi, keberanian berbasis kebenaran tidak cukup tanpa cara memimpin yang baik dan benar pula, atau yang dalam bahasanya Ali bin Abi Thalib ra., terorganisir. Sebagaimana beliau pernah berkata:

الحق بلا نظام قد يغلبه الباطل بلا نظام 

Artinya: “Kebenaran yang tidak terorganisir seringkali dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir.”

Bahwa, kebatilan di depan kita sangat terorganisir, kekuatan kapitalisme, komunisme, liberalisme, dan sekuler telah terorganisir dan mengorganisir diri, solid serta bahu membahu satu sama lain, apalagi yang mereka hadapi adalah umat Islam terutama ummat Islam di Indonesia.

Tips dalam Manajemen Organisasi

Sebenarnya, Rasulullah Saw., mempunyai resep yang cukup sederhana, tetapi bermutu tinggi dalam urusan manajemen organisasi. Dalam rangka mewujudkan kebenaran agar dapat terorganisir dengan baik, setidaknya terdapat 6 keunggulan manajemen ala Nabi Saw. yang penting dijadikan pegangan bagi para pemimpin sebagaimana disebutkan oleh M. Ahmad Abdul Jawwad (2006) dalam bukunya, Silsilah al-Tadrib wa al-Tathwir.

Pertama, kemampuan memotivasi tim. Rasulullah Saw. adalah seorang yang pandai memberi motivasi, menumbuhkan optimisme dan membangun semangat para sahabat. Misalnya dengan memberi gelar al-Shiddiq kepada Abu Bakar ra., Asadullah (singa Allah) kepada Hamzah ra., dan Saifullah al-Maslul (pedang Allah yang terhunus) kepada Khalid bin walid ra.

Kedua, simpel dalam memotivasi. Seorang pemimpin harus bisa mengambil hati orang lain, mengenali secara mendalam, mengenalkan jati diri kita, meminta masukan dan kritik dari orang lain, berpartisipasi secara aktif dalam kerja tim dan tidak mengucilkan diri.

Ketiga, kemampuan berkomunikasi. Selalu berusaha meringankan beban dan membantu menyelesaikan masalah orang lain, menjaga hubungan silaturahmi, tetap rendah hati (tawadhu’) dan menganggap bahwa setiap orang itu penting.

Keempat, kemampuan mendelegasikan dan membagi tugas. Rasulullah Saw. menugasi Ali dan Utsman untuk menulis wahyu, Juhaim mencatat harta sedekah, Hudzaifah memprediksi pendapatan dari pohon kurma, Mughirah dan Hasan mencatat keuangan dan transaksi.

Sementara, Abdullah bin Arqan dan Ala’ bin Uqbah mencatat data kabilah, sumber air dan pertumbuhan jumlah orang Anshar, Zaid bin Tsabit menyiapkan surat untuk raja-raja, Mu’aiqib mencatat pendapatan negara, Hanzalah bin Rabi’ menjaga stempel kenabian. Dalam hal ini, pendelegasian sebagai upaya regenerasi.

Kelima, efektif dalam memimpin rapat. Membuka dan menutup sebuah pertemuan dengan doa, menghargai perbedaan pendapat, saling berbagi ide dan pengalaman, serius dan sabar mendengarkan orang berbicara, serta menghargai waktu.Keenam, kemampuan mengontrol dan mengevaluasi.

Rasulullah saw selalu memantau dan mengevaluasi kerja para sahabat, tidak membiarkan seseorang bertindak sesuka hatinya, mengaudit pendapatan dan pembelanjaan para pegawainya.

Demikian penjelasan terkaitmenyemai makna kepemimpinan dalam Islam. Semoga artikel tentang kepemimpinan dalam Islam bermanfaat. Wallahu a’lam bisshawab.

BINCANG SYARIAH

Tiga Macam Dosa dalam Kitab Minhajul Abidin

Artikel ini akan membahas tentang macam macam dosa dalam kitab Minhajul Abidin. Menyandang status sebagai manusia, siapapun tidak akan pernah luput dari salah dan dosa. Baik dosa yang dilakukan itu berhubungan dengan Allah atau manusia. Allah Maha Pengampun, Dia membuka pintu maaf selebar-lebarnya untuk hamba-Nya yang ingin kembali.

Namun, untuk melebur dosa yang telah diperbuat, treatment yang digunakan tentu berbeda-beda sesuai macam dosa yang dilakukan seperti keterangan dalam kitab Minhajul Abidin.  Imam Ghazali dalam kitabnya Minhajul Abidin halaman 58 menyebutkan;

فاعلم أن الذنوب في الجملة ثلاثة أقسام: أحدها: ترك واجبات الله سبحانه وتعالى عليك من صلاة وصوم أو زكاة أو كفارة أو غيرها فتقضى ما أمكنك منك. والثاني ذنوب بينك وبين الله سبحانه وتعالى كشرب الخمر وضرب المزامير وأكل الربا ونحو ذلك فتندم على ذلك فتوطن قلبك على ترك العود إلى مثلها أبدا. والثالث ذنوب بينك وبين العباد, وهذا أشكل وأصعب, وهي أقسام قد تكون في المال وفي النفس وفي العرض وفي الحرمة وفي الدين. 

Artinya: Ketahuilah bahwa dosa terbagi menjadi tiga macam. Pertama, meninggalkan kewajiban Allah seperti shalat, puasa, zakat, kafarat, dll. Kamu harus membayarnya jika memungkinkan. Kedua, dosa antara kamu dan Allah seperti meminum khamr dan meniup seruling, memakan riba, dll. 

Yang kamu harus lakukan adalah menyesali perbuatan tersebut. Kemudian memantapkan hatimu meninggalkan untuk kembali ke perbuatan yang serupa. Ketiga, dosa di antara kamu dan sesama hamba. Ini paling bermasalah dan paling sulit. Untuk jenis ketiga ada beberapa macam, terkadang berkaitan dengan harta, jiwa, harga diri, kehormatan, dan agama. 

Tiga Macam Dosa dan Cara Meleburnya

Dari redaksi di atas, sudah jelas bahwa terdapat tiga dosa. 

Pertama, dosa karena meninggalkan kewajiban Allah. Misalnya, jika seseorang meninggalkan shalat, maka ia harus mengqadhanya. Begitu juga jika meninggalkan puasa dengan sengaja. Jika tidak mampu mengqadha, cara untuk memohon melebur dosa tersebut adalah dengan membayar kafarat. 

Kedua, dosa yang berhubungan dengan Allah atau biasa disebut dengan haqqullah. Dosa ini berhubungan langsung dengan Allah, tidak ada hubungannya dengan manusia lain. Artinya, jika ia ingin memohon ampun, ia cukup untuk melakukan taubat kepada Allah.

Caranya adalah dengan menyesali perbuatan dosa dan berjanji untuk tidak melakukan lagi perbuatan dosa. Dosa yang termasuk jenis kedua ini adalah memakan barang riba dan meminum khamr. 

Ketiga, dosa yang berhubungan dengan hamba lain atau biasa disebut dengan haqqul adamiy. Karena berhubungan dengan sesama manusia, maka dosa harus mempunyai treatment khusus berbeda dengan dua jenis sebelumnya. Selain menyesali perbuatan dosa dan berjanji tidak akan mengulangi lagi, pelaku juga harus meminta maaf kepada yang bersangkutan. 

Contohnya adalah jika A membicarakan keburukan B di hadapan banyak orang. Langkah yang harus ditempuh adalah meminta maaf kepada B dan mengklarifikasi bahwa si B telah salah. 

Itulah tiga macam dosa yang disinggung dalam kitab Minhajul Abidin. Sebagai hamba, semoga kita bisa selalu menjaga dari perbuatan dosa ini semua. Wallahu ‘alam.

BINCANG SYARIAH