Bersabarlah, Semua Akan Datang Pada Waktunya!

Seringkali manusia terburu-buru ketika menginginkan sesuatu. Tak jarang kesabarannya hilang ketika sesuatu yang dinanti atau yang diharap-harapkan tak kunjung datang. Al-Qur’an menyebut sifat manusia yang suka tergesa-gesa ini dalam firman-Nya :

كَانَ ٱلۡإِنسَٰنُ عَجُولٗا

“Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS.Al-Isra’:11)

Atau dalam ayat lain Allah swt berfirman :

خُلِقَ ٱلۡإِنسَٰنُ مِنۡ عَجَلٖۚ

“Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa.” (QS.Al-Anbiya’:37)

Kita sering mendengar kalimat “semua akan indah pada waktunya”. Jika direnungkan, kalimat ini bukan hanya kalimat motivasi biasa yang ingin mendinginkan hati manusia yang sedang dalam kesulitan saja. Tapi kalimat ini benar-benar menggambarkan kenyataan yang sebenarnya.

Terkadang kita sangat menginginkan sesuatu dan sangat berharap apa yang kita inginkan akan segera terwujud. Namun pernahkah kita berpikir bahwa sesuatu yang kita inginkan itu bila datang di waktu yang “tidak tepat” akan membuat semuanya berantakan?

Yakinlah selalu bahwa doa dan harapanmu akan terwujud pada waktunya. Pada waktu yang paling pas dan paling tepat !

Bersabarlah untuk menanti buah hingga matang, karena rasa manisnya akan muncul pada waktunya. Bila engkau tergesa-gesa maka engkau hanya akan rasa masam darinya.

Bersabarlah untuk menanti janin di dalam rahim ibunda hingga tiba waktunya, karena bayi akan sempurna pada waktunya.

Bersabarlah untuk semua yang kau inginkan, karena “sesuatu itu akan menjadi manis, indah dan sempurna bila tiba pada waktu yang tepat”.

Jangan pernah berputus asa dalam berdoa, teruslah memohon dan meminta kepada Allah swt, karena tidak ada orang yang akan kecewa karena banyak berdoa.

وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيّٗا

“Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.” (QS. Maryam:4)

Jangan pernah takut dengan hari esok, karena Dia yang menyelesaikan berbagai macam kesulitanmu di hari kemarin pasti akan menolongmu di hari esok. Yang telah merawatmu, menjagamu dan membimbingmu di masa kecil tidak akan menelantarkanmu di masa depanmu ! Dia-lah Allah yang kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya tak tertandingi oleh siapapun.

– وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلًا

“Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah yang menjadi pelindung.” (QS. An-Nisa’:81)

Kegelisahan hati muncul karena rendahnya rasa tawakal kita kepada Allah swt. Bila kita yakin dengan Rahmat Allah, pasti kita tidak akan putus asa dalam menghadapi berbagai kesulitan. Bila kita yakin dengan Keadilan Allah, pasti kita tidak akan menyalahkan ketentuan-Nya. Tugas kita ada berdoa dan berusaha, sembari kita terus menyebut Nama-Nya, karena hanya Dia-lah yang mampu menyelesaikan semua urusan kita.

وَأُفَوِّضُ أَمۡرِيٓ إِلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ

“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS.Ghafir:44)

Setelah ayat lain, langsung Allah menjawab dengan firman-Nya :

فَوَقَىٰهُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِ مَا مَكَرُواْۖ

“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka.” (QS.Ghafir:45)

Hadapi harimu dengan keyakinan bahwa pasti Allah akan memberi yang terbaik di waktu yang terbaik. Buang semua kegelisahan di hatimu dan hiduplah dengan penuh optimis bahwa semua akan indah pada waktunya !

Semoga bermanfaat…

KHAZANAH ALQURAN

Tunjukkan Apa yang Bermanfaat Bagi Kami

SERINGKALI para sahabat berkunjung kepada Rasulullah untuk memohon petunjuk hidup agar selamat dunia akhirat. Ada sahabat yang sudah berusia tua, seperti Qabishah misalnya, ataupun yang muda. Ada pula yang datang berombongan juga dalam rangka mendapatkan arahan menuju hidup di akhirat yang baik.

Tak banyak yang permintaan petunjuknya yang hanya berhubungan dengan dunia. Rata-rata berhubungan dengan akhirat. Terlihat sekali bahwa mereka para sahabat itu memiliki semangat keberagamaan yang sangat bagus. Wajarlah kalau kemudian Rasulullah bersabda bahwa sebaik-baiknya masa adalah masa Rasulullah. Ketenangan dan kedamaian dalam hidup sangat mereka rasakan walau dalam hal kondisi ekonomi yang terbatas.

Andai masyarakat kini meneladani semangat generasi sahabat, yakni selalu fokus pada hal yang bermanfaat dunia akhirat, maka masyarakat kini pun akan merasakan kedamaian dan ketenteraman. Rupanya, yang paling banyak dicari dan diburu kini adalah bagaimana caranya menggapai hal duniawi saja. Akhirnya, ketulusan dan kelembutan hati hilang digantikan oleh keserakahan dan angkara murka. Aksi saling tuduh, saling caci dan saling jegal menjadi tontonan langsung keseharian. Persahabatn dan persaudaraan hancur berkeping dan sulit ditata rapi kembali.

Kita rupanya belum yakin dengan ayat dan hadits serta kesimpulan para bijak bahwa jika urusan kita dengan Allah adalah baik, maka urusah dunia kita akan dengan sendirinya menjadi baik. Jika akhirat adalah sudah di tangan, maka dunia pun akan turut serta bersama. Bukankah yang mengatur hidup ini semuanya adalah Allah?

Ada ungkapan yang pernah saya baca dan ungkapan ini sangat lekat dalam pikiran saya. “Akhirat adalah Ibu, dunia adalah puterinya. Barangsiapa mengawini sang puteri, maka haramlah mengawini ibunya juga selamanya.” Lalu bagaimanakah kita dengan dunia kita? Ambillah yang sekiranya bermanfaat dan gunakanlah untuk hal yang bermanfaat, maka kita akan senantiasa dituntun diarahkan menuju hidup yang semakin baik. Salam AIM. [*]

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

INILAH MOZAIK

Jangan sampai Zikir Bersama Tahun Baru Jadi Ritual

KEKHAWATIRAN ini memang beralasan, khususnya terkait kegiatan yang diadakan di malam tahun baru masehi oleh beberapa kalangan. Sangat boleh jadi memang nantinya akan terjadi kesalahan persepsi, seperti tradisi memperingati hari kematian, 3 hari, 7 hari, 40 hari dan seterusnya.

Memang niatnya baik, yaitu dari pada malam tahun baru diisi dengan kegiatan hura-hura, lebih baik kalau dilakukan kegiatan keagamaan di masjid. Baik berupa zikir, qiyamullail atau pun muhasabah. Tapi kalau tidak dibekali dengan wawasan yang baik, kekhawatiran itu memang layak. Maka harus diupayakan agar tidak lagi terjadi kesalahan serupa di masa lalu.

Misalnya, panitia penyelenggara perlu melakukan klarifikasi yang tegas bahwa kegiatan itu semata-mata bukan ritual ibadah secara khusus, bukan sunah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak merupakan bagian dari syariat Islam secara khusus.

Klarifikasi ini harus disampaikan kepada para jemaah yang menghadiri kegiatan itu, biar mereka juga punya cara pandang yang benar. Dan agar generasi berikutnya tidak lagi terperosok pada lubang yang sama.

Namun usulan untuk mengisi malam tahun baru hijriyah dengan beragam kegiatan itu sebenarnya juga bukan tanpa kritik. Masalahnya, nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di masa lalu tidak pernah menganjurkannya, apalagi melakukannya. Jadi kalau ditarik garis asalnya, mengadakan ritual secara khusus di malam tahun baru masehi atau hijriyah sama-sama tidak ada tuntunannya.

Dan kalau sampai dijadikan sebuah ritual yang secara sengaja dikhususkan dan dianggap sebagai ibadah mahdhah, tentu hukumnya bid’ah. Sebab syariat Islam tidak pernah menetapkannya.

Kepada teman-teman yang merasa khawatir kalau masalah seperti ini akan menimbulkan bid’ah, kita patut mengucapkan terima kasih atas peringatannya. Tentunya peringatan itu datang dari lubuk hati yang paling dalam, bukan sekedar asal kritik.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc]

INILAH MOZAIK

Sengaja Berpuasa di Tahun Baru

SENGAJA melakukan puasa secara khusus pada hari raya orang kafir, hukumnya makruh. Seperti sengaja berpuasa di hari natal atau tahun baru, atau hari raya orang kafir lainnya. Hal ini berbeda dengan orang yang memiliki kebiasaan puasa sunah tertentu, yang ternyata bertepatan dengan hari raya orang kafir. Misalnya, orang melakukan puasa Daud, dan ketika giliran berpuasa, bertepatan dengan hari Natal. Semacam ini tidak masalah, karena yang menjadi sasaran utamanya adalah puasa Daud, bukan hari Natalnya.

Al-Kasani mengatakan, “Makruh melakukan puasa di hari sabtu secara khusus, karena ini termasuk bentuk meniru kebiasaan yahudi. Demikian pula puasa pada hari Nairuz dan Mihrajan (hari raya orang Majusi), karena termasuk menyerupai kebiasaan orang majusi. Juga dilarang melakukan puasa mbisu, dalam bentuk tidak mau makan dan mogok bicara sekaligus, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang hal itu, dan termasuk meniru kebiasaan orang majusi.” (BadaI Shanai, 2:217).

Kita bisa perhatikan, alasan utama pelarangan puasa khusus pada saat hari raya orang kafir adalah meniru kebiasaan mereka. Karena berpuasa pada hari tertentu secara khusus termasuk bentuk mengagungkan hari itu. Sebagaimana layaknya orang melakukan puasa hari Asyura. Sementara pada saat yang sama, orang kafir juga sedang mengagungkan hari itu.

Hal ini sebagaimana yang dinyatakan ar-Rahaibani, “Makruh melakukan puasa hari nairuz yaitu hari keempat di musim semi dan puasa hari mihrajan yaitu hari kesembilan di musim panen. Az-Zamakhsyari mengatakan, Itu disebabkan ada unsur keselarasan dengan orang kafir dalam mengagungkan hari itu. Dan dimakruhkan mengkhususkan hari raya orang kafir, atau semua hari yang diagungkan orang kafir untuk puasa. Sebagaimana yang dinyatakan oleh dua guru besar dalam mazhab hambali (yaitu Majdud-Din Ibn Taimiyah dan Ibnu Qudamah, pen.) dan ulama lainnya. Kecuali jika puasa itu merupakan kebiasaan. Hukumnya tidak makruh.” (Mathalib Uli sn-Nuha, 5:439).

Allahu alam. [Referensi: Fatwa Syabakah Islamiyah, no. 59324]

INILAH MOZAIK

Amalan Berpahala Besar yang Bisa Dilakukan Oleh Ibu Rumah Tangga

Amalan Pahala Besar yang Bisa Dikerjakan Ibu Rumah Tangga

Assalamu’alaikum Selamat pagi ustd Amalan sunnah apakah yg besar pahalanya jika dikerjakan setiap hari bagi wanita Khusus nya ibu rumah tangga. Jazakumullah

Ida di batu aji batam Kepulauan Riau

Jawab:

Wa’alaikumussalam warahmatullah

Alhamdulillah, shalawat dan salam atas Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya . Amma Ba’du:

Perjalanan hidup kita adalah waktu sesaat menuju kehidupan akhirat tempat dibalasnya segala amalan, Surga sebagai tempat menetap atau Neraka menjadi tempat kembali. Itu semua sesuai dengan amalan yang kita kerjakan di dunia.

Karena akhirat waktunya tiada berujung, didunia tempat berladang amalan dengan waktu yang terbatas, artinya kita harus mencari amalan-amalan yang memberi kita nilai pahala yang besar.

Amalan apakah yang besar pahalanya?

Mari kita bersama mencoba untuk memahami dan mencari jawabannya dalam uraian berikut ini:

  • Keyakinan adalah amalan, bahkan nilai keyakinan lebih tinggi dari sekedar amalan badan; Tauhid kita yang benar, keimanaan kita akan keesaan dan keagungan Allah Ta’ala dengan Nama dan Sifat-Nya yang Maha Suci tiada serupa dengan makhluk-Nya, adalah amalan terbesar bagi seorang muslim, bahkan seluruh amalan berasal darinya. Sebagian dari kita telah mengetahui hadits Bitaqah (kartu) yang timbangan nilai kebaikannya lebih besar dari cacatan amal sejauh mata memandang, itu dengan jelas menunjukkan tingginya nilai pahala dari sebuah keyakinan.
  • Amalan wajib lebih besar pahalanya dari amalan sunah, sholat Isya di Bulan Ramadhan lebih besar pahalanya dari pahala shalat tarawih, walaupun rakaatnya lebih banyak. dst.
  • Amal Jariyah yang pahalanya terus mengalir lebih besar nilainya dari pahala amalan yang sifatnya satu kali dilakukan selesai. Seseorang yang mengajarkan ilmunya akan mendapatkan pahala yang lebih banyak dari yang menyedekahkan hartanya untuk fakir miskin; karena ilmu yang diajarkan efeknya berkelanjutan. Bahkan sampai sekarang Abu Hurairah radiyallahu anhu akan mendapatkan pahala dari hadits yang dia riwayatkan.

Setelah membaca uraian diatas, apakah yang bisa dilakukan oleh seorang istri untuk menambah pundi-pundi pahalannya dari amalan yang wajib ataupun sunnah?

Allah Ta’ala berfirman:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ

Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (An Nisaa,34)

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa wanita yang sholihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan melaksanakan kewajiban kepada suaminya. Artinya ketaatan seorang istri memiliki dua sisi, ibadah dia pribadi kepada Allah Ta’ala dan ibadah dia dalam hubungannya dengan sesama, dan hak yang paling tinggi atas seorang istri, adalah hak suami dan diikuti oleh hak dan kewajiban yang lain.

Seorang wanita yang telah menjadi seorang istri dia memiliki lahan untuk beramal, berikut kita mencoba mengenal sebagian darinya.

  1. Ibadah kepada Allah, dia melaksanakan kewajiban kemudian diikuti dengan amalan-amalan yang sunnah. Hal yang paling mudah dilakukan seorang wanita di rumah adalah membaca dan menghafalkan al-Quran serta memahami kandungannya, memperbanyak dzikir dan ini sangat mudah, bisa sambil masak atau sambil mencuci, begitu pula mendengarkan murattal al-Quran atau rekaman pengajian.
  2. Ibadah sebagai istri, dia memenuhi kewajibannya sebagai istri; melayani suami adalah ibadah, menyiapkan makan suami adalah pohon pahala, mencuci pakaian suami adalah celengan amal yang terus bertambah tiap hari; lakukan semua itu dengan sabar dan mengharap pahala dari-Nya.
  3. Ibadah sebagai ibu, dia mengurus anak dan mendidiknya, bisa menjadi pahala yang kelipatannya tiada terhingga. Jika dia mengajarkan anaknya surat al-Fatihah; setiap anaknya tersebut shalat dia mendapatkan pahala, anaknya mengajarkan cucunya, cucunya mengajarkan anaknya, dan seterusnya; artinya rantai pahala dari mengajarkan surat al-Fatihah terus bersambung.
  4. Ibadah sebagai anak dan menantu, walaupun dia sebagai istri, hak kedua orang tua untuk mengabdi tetap ada, dan ditambah lahan baru yaitu berbuat baik kepada mertua. Ketahuilah bahwa kesabaran seorang istri jika mertua tinggal bersama dirumahnya, adalah amalan bagi suami dan dirinya.
  5. Ibadah sebagai anggota masyarakat, bukankah Nabi mengajarkan kalau masak diperbanyak kuahnya, agar tetangga tidak hanya merasakan bau, tapi saling membagi dan saling mencicipi, yang menunjukkan ikatan sebagai anggota masyarakat, yang saling menopang satu dengan yang lain. Dalam hal ini, seorang ibu rumah tangga bisa membuka tempat belajar Al-Quran kecil-kecil dirumahnya, kalau keahliannya pada bidang yang lain seperti Bahasa Arab atau Bahasa Inggris, dia membuat les gratis, terutama untuk anak-anak tetangga yang tidak mampu.

Ini adalah sebagian contoh ibadah yang bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga di rumah. Semoga dapat memberikan gambaran umum bahwa ibadah yang dilakukan oleh seorang wanita di rumahnya sangatlah beragam dan lahan tanamannya bervariasi.

Semoga Allah Taala selalu memberi petunjuk kepada kita untuk melakukan amal-amal yang membawa kita ke Surga. Amin Ya Rabbalalamin!

***

Dijawab oleh Ustadz Sanusin Muhammad Yusuf , Lc. MA. (Dosen Ilmu Hadits STDI Jember)

Read more https://konsultasisyariah.com/36029-amalan-berpahala-besar-yang-bisa-dilakukan-oleh-ibu-rumah-tangga.html

Fakta, Jin Ganggu Orang yang Kencing Sembarangan

BANYAK ulama menegaskan bahwa membuang air panas bisa mengganggu jin. Sekalipun tidak ada dalil tegas yang menunjukkan hal itu, namun ini semua terbukti secara realita.

Di sebuah daerah di Jabar, pernah seseorang terserang penyakit burut, yakni zakarnya membengkak ibarat balon, lebih dari sepuluh kali seharusnya.

Syaikhul Islam menuliskan, Jin yang merasuk ke tubuh manusia, bisa terjadi karena tiga sebab:

Pertama, karena jin ini menyukai orang yang dia rasuki. Jin merasukinya, agar dia bisa merasa tenang dengannya. Kerasukan semacam ini paling ringan dan paling mudah daripada yang lain.

Kedua, karena manusia mengganggu jin, misalnya, dengan mengencingi jin atau menyiram air panas ke jin. Atau membunuh salah satu jin, atau bentuk gangguan lainnya. Ini jenis kerasukan paling berat, dan bahkan seringkali bisa menyebabkan terbunuhnya orang yang kerasukan.

Ketiga, kerasukan karena sebab jin main-main. Layaknya anak-anak nakal yang suka ganggu orang lewat.

(Majmu Fatawa, 13/82)

Beliau juga mengatakan,

“Dan terkadang dan ini sering terjadi pada sebagian orang bahwa ada orang yang mengganggu jin atau jin merasa manusia ini sengaja mengganggu mereka, dengan mengencingi jin atau menyiram air panas, atau membunuh mereka. Meskipun manusia sama sekali tidak mengetahuinya. Sementara jin juga ada yang zalim dan bodoh masalah aturan, sehingga mereka membalas kesalahan yang dilakukan orang itu lebih kejam lagi. (Majmu Fatawa, 19/40).

Untuk itulah, hendaknya setiap muslim berhati-hati ketika membuang air panas.

Beberapa adab yang perlu diperhatikan

Pertama, aktifkan zikir pagi petang. Karena zikir pagi petang ibarat baju besi bagi manusia, yang menjadi sebab Allah melindungi orang yang rutin membacanya dari gangguan makhluk yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.

Kedua, hindari membuang air di tempat yang umumnya dihuni jin. Sebagian ulama menyarankan agar tidak dibuang di kamar mandi. Karena kamar mandi termasuk tempat favorit jin dalam rumah. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, dari Zaid bin Arqam Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya tempat buang air itu dikerubuti (oleh setan). Karena itu, apabila kalian masuk toilet, bacalah:

Aku berlindung kepada Allah dari setan lelaki dan setan wanita (HR. Ahmad 19807, Abu Daud 6, Ibn Majah 312 dan yang lainnya).

Karena itu, dalam fatwa Islam diingatkan,

“Hendaknya setiap muslim hati-hati ketika membuang air panas di kamar mandi atau tempat lain, agar tidak mengenai jin, sementara dia tidak tahu. Semacam ini berdasarkan realita di lapangan, meskipun kami tidak mengetahui ada riwayat dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam maupun para sahabat Radhiyallahu anhum. (Fatwa Islam no. 226625).

Termasuk yang perlu dihindari adalah membuang air panas di lubang-lubang tanah. Dari Qatadah, dari Abullah bin Sirjis, beliau mengatakan,

“Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang kencing di lubang. Qatadah ditanya, Mengapa kencing di lubang dilarang? Jawab beliau:

“Lubang itu tempat persembunyian jin.” (HR. Ahmad 19847, Nasai 34, Abu Daud 29, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Ketiga, jika diperlukan, baca basmalah sebelum membuang air panas. Misalnya, ketika kondisi kita berada di tempat asing, atau kita merasa sangat khawatir dengan satu tempat tertentu, kita bisa membaca basamalah sebelum membuang air panas.

Syaikh Abdurrahman al-Barrak pernah ditanya, Apakah ada anjuran untuk membaca basmalah ketika seeorang membuang air panas? Jawab beliau,

“Saya tidak mengetahui adanya dalil yang menganjurkan memmbaca basamalah secara khusus untuk kasus yang disebutkan. Akan tetapi menyebut nama Allah termasuk salah sebab yang ditunjukkan oleh dalil bahwa itu bisa mengusir setan dan menghalangi kejahatan mereka. Sebagaimana kita dianjurkan untuk membaca basamalah ketika tidur atau ketika masuk rumah.”

Kemudian beliau melanjutkan,

“Saya berharap apa yang dilakukan masyarakat dengan membaca basmalah ketika membuang air panas sebagaimana yang ditanyakan, saya berharap ini termasuk perbuatan baik. Karena membuang air panas, terlebih di tempat-tempat yang mungkin itu dihuni jin, dikhawatirkan akan menyebabkan balas dendam. Jika seseorang membaca basmalah, ini bisa menjadi sebab menjauhkan dari kekhawatiran akan dampak kejahatan setan. (al-Arak Majmu Fatawa al-Barrak). [Ustaz Ammi Nur Baits]

INILAH MOZAIK

Hukum Merayakan Tahun Baru dan 10 Alasan Mengapa Haram

Bagaimana hukum merayakan tahun baru masehi? Setiap akhir tahun selalu muncul pertanyaan ini. Dan tidak sedikit muslim yang merayakannya mulai dari meniup terompet, ikut pesta kembang api, acara musik, hingga berbagai bentuk kemaksiatan.

Para ulama sudah menegaskan hukum merayakan tahun baru masehi adalah haram. Mengapa merayakan tahun baru masehi haram, berikut ini 10 alasannya.

1. Alasan Sejarah

Dalam The World Book Encyclopedia disebutkan bahwa Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM.

Orang Romawi mempersembahkan hari itu (1 Januari) kepada Janus, yang mereka yakini sebagai dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan waktu. Ia juga diyakini memiliki dua wajah, satu menghadap ke depan dan satu lagi menghadap ke belakang sebagai simbol masa depan dan masa lalu. Bulan Januari diambil dari nama dewa ini.

Merayakan tahun baru masehi memiliki keterkaitan historis dengan ritual paganisme Romawi tersebut. Bagaimana jika tidak tahu sejarah tersebut.? Cukuplah firman Allah menjadi pengingat kita:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya” (QS. Al isra’: 36)

2. Tasyabbuh

Merayakan tahun baru masehi merupakan kebiasaan orang-orang Barat yang sama sekali tidak sesuai dengan ajaran Islam. Merayakan tahun baru termasuk menyerupai kebiasaan mereka (tasyabbuh).

Kita patut khawatir, sebab tasyabbuh bisa membuat seseorang jatuh ke dalam golongan yang diserupainya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا

“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. Tirmidzi; hasan)

3. Terompet Yahudi

Perayaan tahun baru identik dengan terompet. Bahkan meniup terompet dianggap sebagai aktifitas merayakan tahun baru yang paling sederhana. Selain harganya murah, juga mudah dilakukan.

Tapi tahukah kita bahwa meniup terompet adalah kebiasaan Yahudi sehingga ketika ada sahabat mengusulkan meniup terompet sebagai tanda masuknya shalat, Rasulullah mensabdakan,

هُوَ مِنْ أَمْرِ الْيَهُودِ

“Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi” (HR. Abu Daud; shahih)

4. Pemborosan

Merayakan tahun baru, khususnya dengan acara musik dan pesta kembang api serta acara sejenisnya, pastilah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Hal ini termasuk bentuk pemborosan yang dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pemboros juga saudaranya syetan.

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al Isra: 27)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا قِيلَ وَقَالَ ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ

“Sesungguhnya Allah membenci tiga hal pada kalian; kabar burung, membuang-buang harta, dan banyak bertanya.” (HR. Bukhari)

5. Begadang sepanjang malam

Pergantian hari pada kalender masehi dimulai pada pukul 00:00 tengah malam. Demikian pula tahun baru masehi dimulai pada 1 Januari pukul 00:00.

Salah satu bentuk perayaan tahun baru yang paling umum adalah menunggu detik-detik pergantian tahun pada pukul 00:00 ini. Dengan demikian, orang-orang yang merayakan tahun baru, mereka begadang hingga dini hari.

Begadang yang tidak memiliki kemaslahatan merupakan salah satu hal yang dibenci oleh Rasulullah. Jika tidak ada keperluan penting, Rasulullah biasa tidur di awal malam. Dan beliau selalu bangun tengah malam atau sepertiga malam terakhir untuk sholat tahajud.

وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan ngobrol setelah isya’ (HR. Bukhari)

6. Meninggalkan shalat

Sering kali, karena begadang sepanjang malam dan baru tidur menjelang fajar atau pagi hari, orang yang merayakan tahun baru meninggalkan Shalat Subuh. Bahkan terkadang shalat isya’ juga tidak dihiraukan karena mereka merayakan tahun baru sejak petang.

Meninggalkan sholat adalah salah satu dosa besar. Bahkan meninggalkan shalat dengan sengaja, bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kekufuran.

رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ

“Pangkal dari semua perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah” (HR. Tirmidzi dan An Nasa’i)

Bahkan dalam sabdanya yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan tentang kedudukan sholat:

بَيْن الرَّجل وَبَيْن الشِّرْكِ وَالكُفر ترْكُ الصَّلاةِ

“Pembatas bagi antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan shalat” (HR. Muslim)

7. Menyia-nyiakan waku

Merayakan tahun baru dengan berbagai bentuk aktifitasnya, apalagi yang hura-hura, adalah termasuk menyia-nyiakan waktu. Padahal dalam Islam, waktu sangatlah berharga sehingga Allah bersumpah demi waktu dalam Surat Al Ashr. Dan di akhirat nanti, seseorang juga tidak bisa beranjak dari tempatnya hingga ditanya waktunya untuk apa dihabiskan.

Imam Syafi’i membuat kesimpulan yang sangat tepat terkait dengan waktu:

ونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا اشتغلتك بالباطل

“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil)”

8. Ikhtilath

Acara merayakan tahun baru umumnya tidak memisahkan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Sehingga terjadilah ikhtilath yang luar biasa. Bersentuhan lawan jenis menjadi tidak terelakkan, bahkan memang disengaja.

Padahal ikhtilat dan bersentuhan lawan jenis merupakan dosa yang ancaman siksanya sangat berat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ رَجُلٍ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لا تَحِلُّ لَهُ

“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.” (HR. Thabrani; shahih)

9. Hal-hal haram

Perayaan tahun baru dengan musik dan acara sejenis, kadang juga disertai dengan hal yang jelas-jelas haram. Misalnya aneka minuman keras dengan berbagai nama dan cara penyajiannya. Minum khamr seperti ini termasuk dosa besar.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al Maidah: 90)

10. Terjerumus zina

Termasuk hal yang paling rusak dalam perayaan tahun baru adalah terjerumus zina. Ini bukan kekhawatiran semata, karena faktanya banyak berita yang melaporkan pembelian kondom meningkat menjelang tahun baru. Dan paginya di tanggal 1 Januari ditemukan banyak kondom bekas di lokasi perayaan tahun baru.

Ada yang berzina karena memang sudah direncanakan dari awal. Namun ada juga wanita yang terjerumus ke dalam zina saat perayaan tahun baru karena dimulai dari ikhtilath dan mengkonsumsi minuman keras hingga mabuk. Na’udzubillah min dzalik.

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isra: 32)

Demikian penjelasan mengenai hukum merayakan tahun baru dan 10 alasan mengapa merayakan tahun baru haram. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua. Wallahu a’lam bish shawab.

[Muchlisin BK/BersamaDakwah]


Isi Akhir Tahun dengan Berzikir

Masyarakat diingatkan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.

Kegiatan bernuansa Islami sebagai alternatif mengisi malam pergantian tahun semakin marak di berbagai daerah. Sejumlah kepala daerah bahkan mengajak umat Islam di daerahnya untuk melaksanakan zikir dan doa bersama.

Di Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Pemerintah Kota Sukabumi mengeluarkan surat edaran tentang malam pergantian tahun. Warga diimbau mengisi malam tahun baru dengan zikir dan pengajian, bukan dengan kegiatan yang bersifat hura-hura.

Pelaksana Tugas Bupati Indramayu Taufik Hidayat mengeluarkan imbauan itu melalui surat edaran nomor 451/4562/Kesra tentang Imbauan Menyambut Malam Tahun Baru 2020 yang diterbitkan pada 27 Desember 2019. ”Dalam merayakan malam tahun baru, hendaknya melakukan kegiatan zikir dan pengajian di masjid/mushala,” kata Taufik, Senin (30/12).

Kegiatan itu disarankan mengikutsertakan seluruh instansi yang ada di kecamatan, para ulama, tokoh masyarakat, pemuda, dan unsur masyarakat lainnya. Selain itu, Taufik mengimbau masyarakat tidak membunyikan atau membakar petasan dan kembang api.

Sementara, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dalam surat edarannya menyampaikan lima imbauan kepada warganya. Salah satunya mendorong warga mengikuti zikir dan doa bersama daripada melakukan kegiatan lain yang kurang bermanfaat. “Kami mendorong warga untuk melakukan hal positif di malam pergantian tahun,’’ ujar Achmad.

Selain imbauan melaksanakan zikir dan doa bersama, Ahmad mengingatkan warga agar tak menyalakan kembang api, petasan, dan peniupan trompet. Selanjutnya, tidak melaksanakan kegiatan hiburan yang bersifat hura-hura dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat.

Fahmi pun mengajak warga Kota Sukabumi, khususnya yang beragama Islam, untuk melaksanakan zikir dan doa bersama serta tabligh akbar pada Selasa (31/12) setelah shalat Isya di Masjid Agung Kota Sukabumi. Khusus untuk Muslimah, ungkap Fahmi, pada Selasa pagi digelar kajian Muslimah di tempat sama.

“Hal ini sebagai bagian dari upaya mengisi pergantian tahun dengan kegiatan keagamaan. Surat edaran ini diterbitkan untuk memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi warga pada momen pergantian tahun,’’ kata Fahmi.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti juga menyarankan warganya untuk mengisi pergantian tahun dengan menggelar pengajian. Ia pun mengapresiasi harian Republika yang kembali menggelar acara zikir sebagai alternatif umat Islam untuk mengisi malam pergantian tahun. Kegiatan ini digelar serentak di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Di Yogyakarta, kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Jogokariyan pada Selasa (31/12). “Saya mendukung acara zikir ini sebagai bagian untuk mengingatkan masyarakat untuk tidak merayakan malam pergantian tahun secara berlebihan. Karena hakikatnya sama, ganti hari, ganti pekan, ganti bulan, ganti tahun, artinya usia kita berkurang,” kata Haryadi, Senin.

Ketua Panitia Tabligh Akbar Republika Agus Purnomo mengatakan, pihaknya siap menyelenggarakan tabligh akbar di Masjid Jogokariyan yang akan diisi sejumlah ulama dan tokoh Islam. “Tabligh Akbar di Masjid Jogokariyan di Yogyakarta, insya Allah, sudah siap dilaksanakan,” kata Agus.

Agus berharap umat Islam dapat mengikuti acara tersebut. Ia mengatakan, Republika Biro Yogyakarta menyelenggarakan tabligh akbar sebagai upaya menghadirkan kegiatan yang positif di malam pergantian tahun. “Mari mengikuti tabligh akbar daripada mengikuti kegiatan yang kurang baik dan cenderung hura-hura,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) tak mau ketinggalan untuk menggelar kegiatan Islami. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya akan menggelar doa dan zikir bersama 1.500 anak yatim yang berasal dari berbagai daerah, seperti Gresik, Sidoarjo, Bangkalan, Mojokerto, dan Surabaya menjelang pergantian tahun. Acara tersebut akan dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Selasa, tepatnya pukul 13.00-16.00 WIB.

“Doa dan zikir bersama kali ini tidak diselenggarakan pada malam hari seperti tahun-tahun sebelumnya karena ingin memberikan kesempatan kepada para ASN untuk dapat menikmati malam pergantian tahun ataupun beribadah bersama keluarga di pengujung tahun,” kata Khofifah di Surabaya, Senin.

Khofifah menjelaskan, acara doa dan zikir bersama sebagai wujud syukur dan harapan dalam menyongsong tahun baru 2020. Sekaligus, kata dia, sebagai refleksi diri di akhir tahun. Menurut dia, ini akan menjadi tradisi rutin menjelang pergantian tahun. Khofifah juga mengajak masyarakat Jatim untuk mendoakan bangsa.

“Mari bersama-sama kita menyambut tahun baru dengan rasa optimisme dan semangat baru untuk semakin lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Khofifah.

Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam mengingatkan umat Islam agar semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Umat Islam juga diimbau berkumpul di masjid dan melaksanakan kegiatan positif.

“Daripada kita bikin acara hura-hura, lebih baik mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbaiki kehidupan keberagamaan kita dan ketakwaan kita,” kata Sekretaris Jenderal Bimas Islam Kemenag Tarmizi Tohor kepada Republika.

Tarmizi mengapresiasi dan mendukung kegiatan Festival Republik dan Dzikir Nasional yang rutin diselenggarakan setiap akhir tahun di Masjid Agung at-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Menurut dia, kegiatan Dzikir Nasional sangat bagus diselenggarakan pada malam akhir tahun.

“Karena di malam tahun baru biasanya orang-orang punya acara hura-hura yang tidak ada manfaatnya, jadi lebih baik melaksanakan zikir di masjid. Alangkah bagusnya umat berkumpul di masjid untuk mendekatkan diri ke Allah, jangan tahun baru melakukan maksiat,” ujarnya.

n lilis sri handyani/riga nurul iman/ fuji eka permana/dadang kurnia ed: satria kartika yudha

KHAZANAH REPUBLIKA

Tahun Baru, Pesta Warisan Orang-orang Romawi

DALAM catatan sejarah kota Yatsrib, sebelum berganti nama menjadi Madinah, penduduk kota ini mengikuti agama berhala, seperti yang ada di Mekah. Penduduk Yatsrib sangat mengagungkan berhala Manat. Karena ajaran agama mereka tidak memiliki kitab, membuat mereka suka meniru budaya agama lain, yang mereka anggap lebih berperadaban. Terutama budaya yahudi, nasrani, dan persia.

Sebelum islam datang di Madinah, masyarakat kota ini telah memiliki hari raya yang dimeriahkan dengan permainan, makan-makan, dst. kala itu, hari raya mereka menganut tradisi orang majusi di Persia. Hari raya itu adalah Nairuz dan Mihrajan. Anas bin Malik radhiyallahu anhu menceritakan, “Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ahmad 13164).

Nairuz nama persinya Nauruz. Dialih bahasakan ke arab menjadi Nairuz. Kata Nauruz merupakan gabungan dari kata Nau dan Ruz. Nau (new) artinya baru. Sementara Ruz (Roj) artinya hari. Gabungan dua kata ini bermakna hari baru. Perayaan Nauruz di Persi, diperingati setiap tahun, sebagai hari raya tahun baru mereka. Dalam perhitungan kalender masehi, hari Nairuz bertepatan dengan tanggal 21 Maret. [Alitthad.com]

Perayaan Nairuz dan Mihrajan yang dirayakan penduduk madinah, isinya hanya bermain-main dan makan-makan. Sama sekali tidak ada unsur ritual sebagaimana yang dilakukan orang majusi, sumber asli dua perayaan ini. Namun mengingat dua hari tersebut adalah perayaan orang kafir, Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarangnya. Sebagai gantinya, Allah berikan dua hari raya terbaik: Idul Fitri dan Idul Adha.

Kita sepakat, tahun baru masehi bukan tradisi islam. Bahkan perayaan ini datang dari orang kafir. Sebagian referensi menyebutkan, tahun baru merupakan pesta warisan dari masa lalu yang dahulu dirayakan oleh orang-orang Romawi. Mereka (orang-orang Romawi) mendedikasikan hari yang istimewa ini untuk seorang dewa yang bernama Janus, The God of Gates, Doors, and Beeginnings. Janus adalah seorang dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang, sebagai filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya momen pergantian tahun.

Namun apapun itu, larangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam di atas, mencakup semua kegiatan perayaan yang bukan tradisi islam. Termasuk memriahkan tahun baru masehi.

Allahu alam. [Ustaz Ammi Nur Baits]

INILAH MOZAIK

Larangan Merayakan Hari Nairuz, Hari Tahun Baru Non-Muslim

Terdapat hadits mengenai larangan merayakan hari raya non-muslim yaitu Nairuz dan Mihrajan yang merupakan hari raya orang kafir saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang di Madinah. Saat itu mereka mempunyai kebiasaan merayakan hari Nairuz dan mihrajan. Nairuz adalah hari di awal tahun baru masehi (syamsiyyah) versi Majusi, sedangkan Mihrajan hari raya 6 bulan setelahnya. Mendapati fenomena ini saat di Madinah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan bahwa umat Islam sudah mempunyai dua hari raya yaitu ‘iedul Fithri dan ‘Iedul Adha, tidak perlu ikut-ikutan merayakan hari raya tersebut.

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata,

لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

“Dahulu orang-orang Jahiliyyah memiliki dua hari di setiap tahun yang malan mereka biasa bersenang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, beliau bersabda,

Dahulu kalian memiliki dua hari di mana kalian bersenang-senang ketika itu. Sekarang Allah telah menggantikan untuk kalian dengan dua hari besar yang lebih baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.”[1]

Sahabat ‘Abdullaah bin ‘Amr radhiallaahu ‘anhuma berkata,

ﻣَﻦْ ﺑَﻨَﻰ ﻓِﻲ ﺑِﻼﺩِ ﺍﻷَﻋَﺎﺟِﻢِ، ﻭَﺻَﻨَﻊَ ﻧَﻴْﺮُﻭﺯَﻫُﻢْ ﻭَﻣِﻬْﺮَﺟَﺎﻧَﻬُﻢْ ﻭَﺗَﺸَﺒَّﻪَ ﺑِﻬِﻢْ، ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻤُﻮﺕَ، ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﺣُﺸِﺮَ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ

“Barangsiapa yang membangun negeri-negeri kaum ‘ajam (negeri kafir), meramaikan hari raya Nairuz dan Mihrajan (perayaan tahun baru mereka), serta meniru-niru mereka hingga ia mati dalam keadaan seperti itu, ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat.”[2]

Hari Nairuz adalah hari raya tahun baru orang Majusi menurut perhitungan kalender masehi (pergiliran matahari). Masyarakat kota madinah saat itu ikut-ikutan merayakan hari raya Majusi tersebut. Beberapa kamus Arab menjelaskan demikian definisi Nairuz, semisal kamus AL-Lughah Al-Arabiyyah AL-Mu’aashir dijelaskan,

ﺃﻭّﻝ ﻳﻮﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺴَّﻨﺔ ﺍﻟﺸَّﻤﺴﻴَّﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻔُﺮﺱ

“Nairuz adalah hari pertama pada tahun syamsiyyah versi Persia (bangsa Majusi saat itu).”

Adz-Dzahabi juga menjelaskan bahwa Nairuz ini juga ikut-ikutan dilakukan oleh penduduk Mesir saat itu, beliau berkata,

ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﻨﻴﺮﻭﺯ، ﻓﺈﻥ ﺃﻫﻞ ﻣﺼﺮ ﻳﺒﺎﻟﻐﻮﻥ ﻓﻲ ﻋﻤﻠﻪ ، ﻭ ﻳﺤﺘﻔﻠﻮﻥ ﺑﻪ ، ﻭﻫﻮ ﺃﻭﻝ ﻳﻮﻡ ﻣﻦ ﺳﻨﺔ ﺍﻟﻘﺒﻂ ، ﻭﻳﺘﺨﺬﻭﻥ ﺫﻟﻚ ﻋﻴﺪﺍً، ﻳﺘﺸﺒﻪ ﺑﻬﻢ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ

“Adapun hari Nairuz, penduduk Mesir berlebih-lebihan melakukan dan merayakannya. Nairuz adalah hari pertama pada tahun Qibhti yang mereka menjadikannya sebagai hari raya (diperingati setiap tahun), kemudian kaum muslimin mengikuti mereka (tasyabbuh).”[3]

Demikian juga dengan tahun baru masehi saat ini, bukan perayaan kaum Muslimin dan jelas itu adalah perayaan non-muslim serta memiliki sejarah yang terkait dengan agama kuno Romawi.

Sebagaimana dalam buku “The World Book Encyclopedia” vol.14 hal.237 dijelaskan: “Semenjak abad ke 46 SM raja Romawi julius caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun. Orang Romawi mem persembahkan hari 1 Januari kepada janus, dewa segala gerbang pintu-pintu dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama janus sendiri,yaitu dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menghadap ke (masa) depan dan satu wajah lagi menghadap ke (masa) lalu”.

Kita sebagai kaum muslimin tentu dilarang untuk ikut-ikutan merayakan hari raya mereka.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka”[4]

Kita juga diperintahkan agar tidak tasyabbuh dengan orang Romawi dan Persia.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ

Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“[5]

Allah melarang kita menghadiri dan ikut-ikutan perayaan hari raya orang musyrik.

Allah berfirman

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

Dan orang-orang yang tidak menyaksikan kepalsuan, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS al-Furqan : 72)

Maksud Az-Zuur dalam ayat ini adalah perayaan kaum musyrikin. Ibnu Katsir berkata,

{ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ } وقال أبو العالية، وطاوس، ومحمد بن سيرين، والضحاك، والربيع بن أنس، وغيرهم: هي أعياد المشركين

“Abul ‘Aliyah, Thawus, Muhammad bin Sirin, adh-Dhahhak, Rabi’ bin Anas dan lain-lainnya, mengatakan bahwa maksudnya adalah tidak menghadiri perayaan kaum musyrikin.”[6]

Semoga tidak ada kaum muslimin yang ikut-ikutan merayakan tahun baru non-muslim

Penyusun: Raehanul Bahraen

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/35450-larangan-merayakan-hari-nairuz-hari-tahun-baru-non-muslim.html