Maksum, Tukang Becak yang Akhirnya Naik Haji

Penantian Maksum bin Wahab (79 tahun), untuk dapat beribadah ke Tanah Suci sebentar lagi tercapai. Dari hasil menabung selama puluhan tahun, Maksum yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak akhirnya akan berangkat haji pada Sabtu (29/7).

Maksum tercatat sebagai calon jemaah haji kloter 6 yang diberangkatkan dari Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada Sabtu. Ia akan masuk asrama haji bersama jamaah satu kloternya pada Jumat (28/7). Ia bergabung dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Muhammadiyah Surabaya.

Pria asal Desa Bates, Kecamatan Blegan, Kabupaten Bangkalan, Madura, tersebut mengaku menyisihkan sedikit demi sedikit uang hasil bekerja mengayuh becak. Sehari-hari, ia mangkal di depan pusat perbelanjaan ITC Surabaya yang juga dekat dengan tempat tinggalnya.

Rumah Maksum di Jalan Kapasan Samping III Kecamatan Simokerto hanya berjarak beberapa puluh meter dari pusat perbelanjaan tersebut. “Cita-cita naik haji mulai saya masih muda. Daftar haji tahun 2010 diantar menantu saya, nunggu tujuh tahun baru bisa berangkat,” kata pria kelahiran 1938 tersebut saat ditemui di kediamannya, Kamis (27/7).

Maksum bercerita, ia berasal dari keluarga tidak mampu di Madura. Ayahnya hanya kuli panggul, sedangkan ibunya meninggal sejak ia kecil. Setelah menikah, ia diajak pamannya untuk merantau ke Surabaya menjadi kuli panggul mengikuti ayahnya.

Ia kemudian beralih profesi menjadi pengayuh becak. Nahas, pada 1996, istrinya meninggal dunia. Bapak 13 anak, tujuh di antaranya meninggal, tersebut justru semakin giat bekerja agar bisa menyempurnakan rukum Islam beribadah ke Tanah Suci.

Ilmu yang diperoleh dari mengaji semakin menggiatkan niatnya untuk berangkat haji. “Kalau ngaji rukun iman itu kan salah satunya percaya sama takdir Allah. Saya percaya takdir dari Allah untuk naik haji,” kata kakek puluhan cucu tersebut.

Demi mencapai cita-citanya, Maksum menyisihkan rupiah demi rupiah setiap harinya. Dari mengayuh becak, Maksum mendapat penghasilan rata-rata Rp 50 ribu per hari dan paling sedikit Rp 20 ribu sehari.

Pada 2010, ia meminta Rusdi, menantunya, untuk mendaftar tabungan haji di salah satu bank milik pemerintah. Saat itu, ia membawa KTP, KK dan uang Rp 20 juta sebagai syarat untuk mendapat kursi. Setiap bulan ia menyetor sekitar Rp 500 ribu – Rp 1 juta ke bank hingga lunas pada tahun ini.

“Sambil nunggu berangkat haji saya berusaha terus bekerja dan berdoa. Kalau sudah sampai Makkah saya mau berdoa agar menjadi haji yang mabrur,” katanya.

Sebelum berangkat haji, selain mengikuti manasik, Maksum menjalani persiapan pribadi berupa olahraga ringan. Setiap hari ia berjalan kaki keliling kampung agar tetap bugar. “Habis naik haji nanti saya tetap bekerja menjadi tukang becak,” ujarnya.

Tahun ini, total calon jamaah haji yang berangkat dari Embarkasi Surabaya tercatat sebanyak 36.644 calhaj. Mereka terbagi menjadi 83 kloter yang akan diberangkatkan dari Bandara Juanda mulai 28 Juli sampai 11 Agustus 2017.

 

IHRAM

Jamaah Haji Dapat 12 Kali Sarapan Selama di Makkah

Ongkos Naik Haji pada musim haji 2017 sedikit lebih mahal dibandingkan musim haji tahu lalu. Namun kata Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin, selisih sebesar Rp 249 ribu bukan kenaikan, karena jamaah haji akan mendapatkan fasilitas yang lebih bagus juga.

“Setidaknya jamaah haji akan dapat sarapan selama 12 hari selama di Makkah, yang tidak ada pada musim haji tahun lalu,” kata Lukman di Denpasar, Sabtu (8/4).

Hal itu dikemukakan Lukman menjawab wartawan seusai meresmikan gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Denpasar Timur. Dalam kunjungannya ke Denpasar, Lukman juga mersmikan Masjid Baiturrahman Kampung Wanasari Denpasar, serta menghadiri pertemuan tokoh lintas agama.

Tekait pelayanan yang diberikan selama pelaksanaan ibadah haji, Lukman mengatakan, pemerintah akan mencarikan tenda dengan mesin pendingin yang lebih baik. Sehingga saat wukuf di Arofah, para jamaah haji tidak merasa kepanasan.

“Tahun lalu, fasilitas ini juga tidak ada di Arofah dan akan kami usahakan. Jadi selisih biaya itu karena kami memberikan fasilitas yang lebih baik,” katanya.

Dikatakan Menag, persiapan pelaksanaan haji tahun ini sudah semakin membaik, dan pada Senin (10/4), jamaah haji yang telah dipanggil, bisal melakukan pelunasan ONH-nya.Dia menyebut, semakin cepat melakukan pelunasan, akan semakin baik, karena pemerintah bisa melakukan persiapan semakin cepat juga.

Menag mengingatkan, agar calon haji menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Antara lain sebaik Menag, dengan menjaga ketahanan tubuh atau stamina, mengingat sebagian besar prosesi perjalanan haji dengan berjalan kaki.

“Karenanya, perlu menjaga kesehatan dengan baik, perlu latihan berjalan-jalan, agar nantinya bisa menyesuaikan diri dalam pelaksanaan haji,” katanya.

Sementara dalam sambutannya, Menag menyebutkan, tujuan orang berhaji adalah menjadi haji yang mabrur. Kemabruran itu sebutnya, tidak hanya diukur dari kesalihan individual semata, melainkan juga dengan kesalihan sosial.

“Haji yang mabrur, selain ibadahnya kepada Allah membaik, tapi hubungan sosial kemasyarakatannya juga semakin bagus,” kata Lukman.

Karena itu Menag berharap, agar pembimbing haji memberikan arahan kepada para calon jamaah haji pada pengertian-pengertian yang luas tentang esensi haji. Tentu saja sambung Lukman, tatacara manasik atau tatacara mengerjakan ibadah haji juga tetap diajarkan, agar para jamaah haji bisa menunaikan hajinya sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.

 

IHRAM