Ghibah Hati

Imam Nawawi dalam al-Adzkar menjelaskan, berburuk sangka hukumnya haram, sebagaimana kalian berbicara dengan orang lain tentang keburukan seseorang. Maka haram juga hukumnya jika kalian membicarakannya pada diri sendiri dengan berburuk sangka padanya itulah yang dinamakan ghibah hati. Allah berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. (QS. Al-Hujurat; 12)

Selain itu telah diriwayatkan dalam kitab Shahih Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Berhati-hatilah kalian terhadap prasangka, karena prasangka itu adalah pembicaraan yang paling dusta.”

Yang dimaksud berburuk sangka adalah meyakini di dalam hati kepada seseorang dengan suatu keburukan. Sedangkan jika hanya melintas dalam pikiran saja selama tidak menetap dan berkelanjutan, menurut kesepakatan ulama hal itu dapat dimaafkan, karena seseorang tidak mungkin mengendalikan dan melepaskannya. Inilah apa yang dimaksudkan dalam hadis Rasulullah Saw.

Bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah memaafkan umatku apa yang terlintas di benak mereka selama tidak mengucapkan dan melaksanakannya.”

Pemaafan tersebut adalah karena tidak tidak bisa dihindari sedangkan yang mampu menghindarinya adalah yang terus terpikir olehnya dan berusaha menyakini dalam hati maka hukumnya haram.

Sejauh apapun pikiran yang mengandung unsur ghibah dan kemaksiatan lainnya, kewajiban kita adalah menghindarinya dan berusaha selalu berbaik sangka.

Sedang Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengatakan jika pada pikiranmu terlintas prasangka buruk maka itu adalah bisikan setan yang dibisikkan pada kira, maka sepatutnya kita mendustakannya karena setan adalah makhluk yang paling fasik.

Maka tidak boleh membenarkan bisikan iblis jika dalam dalam prasangkanya ada kemungkinan tentang keburukan seseorang, maka tetap tidak boleh membenarkan selama ada kemungkinan yang lain. Dan salah satu tanda buruk sangka adalah berubahnya suasana hatinya, sehingga menimbulkan berpaling dan tidak menghormati orang tersebut.

Jika seseorang memberitahu kamu tentang keburukan seseorang maka jangan kamu mendustakan atau memercayainya agar kamu dapat menghindar dari berburuk sangka. Sejauh apapun yang terlintas di benak, maka tetaplah menghormatinya dan jangan sampai setan menipu kalian dengan cara mengajak kalian melakukan ghibah terhadapnya. Wallahu’alam.

BINCANG SYARIAH

Amalan Agar Dimudahkan Rezeki dari Imam Nawawi Al Banteni

Setiap  manusia ingin kebutuhan finansial tercukupi. Setiap manusia juga mengiginkan diberikan kemapaman dalam ekonomi.  Untuk itu, segala usaha dilakukan agar mapan secara ekonomi dan mencukupi kebutuhan finansial. Bahkan ada yang rela kerja paruh waktu dan lembur hanya ingin mendapatkan gaji yang lebih.

Di samping itu, ada juga cara yang tak jamak dilakukan manusia untuk cepat kaya. Ada yang memakai jasa jin misalnya. Ada juga pergi kedukun, meminta harta lebih. Tak hanya itu, ada juga melakukan pesugihan di pohon kramat, hutan lebat, makam tua, dan gubugk tua. Semua ini agar memperoleh kekayaan dengan instan.

Pada sisi lain, ada juga yang mengambil jalan nekat. Misalnya menjadi penipu. Tak sedikit orang yang tega menipu saudaranya, hanya untuk memperoleh kekayaan. Pun ada yang tega hati, merampok harta orang lain demi kekayaan.

Semua orang ingin kaya pada hakikatnya, namun ada saja yang menghalangi. Terlebih dalam masa pandemi ini, banyak orang yang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun sekadar untuk makan dan membayar sewa bulanan kontrakan. Pasalnya, kelesuan aktivitas ekonomi di beberapa sektor.

Agar tidak seperti itu—birahi ingin kaya, justru mengambil jalan yang salah—, ada beberapa amalan yang bisa rutin diamalkan orang yang ingin mudah rezeki. Pasalnya, ketika mencari rezeki, selain ikhtiyar lahiriah, sebaiknya juga dibarengi dengan ikhtiyar batin. Amalan bathin ini untuk mengetuk pintu langit, agar diberi rezeki dari Sang Yang Maha Kaya.

Adapun doa agar dimudahkan rezeki itu terdapat dalam kitab, Maraqil Ubudiyah  karya Syekh Muhammad Nawawi al-Jawiy Al Banteni.  Imam Nawawi Banten mengatakan melazimi membaca surah Asy Syams, al Lail, Al-Falaq, dan An Nas akan memudahkan rezeki. Lebih dari itu, rezekinya mengalir deras seperti air hujan yang jatuh dari langit. Simak penjelasan dalam Maraqil Ubudiyah  berikut ini;

والشمس وضحاها والليل إذا يغشى والمعوذتين} كما قاله القسطلانى فمن قرأ سورة والشمس رزقه الله الفهم  الذكى الفطنة فى جميع الأشياء ومن تلا سورة واليل حفظ من هتك الستر ومن تلا سورة الفلق وقى السوء ومن تلا سورة الناس عصم من البلايز واعيذ من الشيطان ومن دوام على قراءتها كان رزقه كالمطر

Artinya; (Surah Asy Syam, al Lail, dan Muawwizatain—an nas dan Al falaq), sebagaimana  dikatakan oleh Syekh Al Qasthalani,”barang siapa saja yang membaca surah as-syams, maka akan dianugerahkan Allah padanya kemudahan dalam kepandaian dan ketajaman berpikir pada sekalian perkara apapun.

Dan barang siapa saja yang membaca surah Al-lail maka ia akan dipelihara oleh Allah swt daripada terbuka segala aibnya. Barang siapa saja yang membaca surah al falaq, maka akan terpelihara dari keburukan,  dan barang siapa membaca an Nas, maka Allah akan melindunginya dari segala musibah dan syaitan.

Kemudian  barang siapa, senantiasa  melazimi membaca empat  surah (asy Syamsi , al lail, an nas dan al falaq) tersebut setiap hari, maka ia akan di berikan kemudahan rezeki oleh Allah. Rezeki tersebut seperti hujan turun dari langit.

Demikian amalan agar dimudahkan rezeki dari Imam Nawawi Al Banteni. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH